Kaskus

News

pokerstarAvatar border
TS
pokerstar
Bocah Suriah Ungkap Rekayasa Serangan Kimia White Helmets
SUMBER
Bocah Suriah Ungkap Rekayasa Serangan Kimia White Helmets
Muhaimin
Kamis, 19 April 2018 - 05:22 WIB
views: 40.409


Bocah Suriah Ungkap Rekayasa Serangan Kimia White Helmets
Bocah di Douma, Suriah, disiram air oleh kelompok tim penyelamat. Dia dianggap sebagai korban serangan kimia pada 7 April 2018.  Foto/White Helmets/REUTERS TV
 
A+ A-


DOUMA - Hassan Diab, bocah lelaki di Douma, Suriah, mengungkap bahwa dirinya berpartisipasi dalam pembuatan video rekayasa serangan kimia yang dibuat LSM White Helmets. Laporan LSM itulah yang jadi salah satu rujukan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis melakukan serangan ratusan rudal terhadap situs-situs di Suriah pekan lalu.
 
Kelompok White Helmets selama ini dikenal sebagai LSM yang pro-oposisi atau pemberontak Suriah. Kelompok yang beroperasi di area yang dikuasai pemberontak tersebut pernah meraih Piala Oscar atas video dokumenter serangan kimia di Suriah beberapa tahun lalu.



Hassan diwawancarai channel 24 TV secara eksklusif pada 18 April 2018. Dalam wawancara itu, Hassan mengatakan bahwa dia dan ibunya mendengar suara keras di jalan yang menyerukan semua orang untuk bergegas ke rumah sakit. 

Ketika Hassan memasuki rumah sakit, orang-orang tak dikenal menangkapnya, menuangkan air kepadanya. Dia kemudian dibaringkan dengan pasien lain.



"Kami berada di ruang bawah tanah. Ibu mengatakan kepada saya bahwa hari ini kita tidak punya apa-apa untuk dimakan dan bahwa kita akan makan besok. Kami mendengar teriakan di luar, memanggil 'pergi ke rumah sakit'. Kami berlari ke rumah sakit dan segera setelah Saya masuk, mereka menangkap saya dan mulai menuangkan air terhadap saya," kata Hassan.



Ayah Hassan melanjutkan cerita putranya. Dia saat itu sedang bekerja ketika mendengar bahwa putranya dirawat di rumah sakit. Dia bergegas ke rumah sakit dan menemukan keluarganya di sana dalam keadaan sehat. Dia berada di jalan, merokok dan tidak merasakan senjata kimia. 



Menurutnya, semua orang yang bepartisipasi dalam pembuatan video diberi makanan. Hassan dan orang-orang kemudian diboleh pergi.



"Tidak ada senjata kimia. Saya merokok di luar dan tidak merasakan apa-apa. Saya memasuki rumah sakit dan melihat keluarga saya. Militan memberi mereka kurma, kue dan nasi karena berpartisipasi dalam film ini dan membebaskan semua orang pulang ke rumah mereka," kata ayah Hassan.



Stasiun televisi itu juga menyiarkan wawancara dengan seorang dokter yang berada di rumah sakit ketika White Helmets memfilmkan video rekayasa yang mereka sebut sebagai serangan kimia. Dokter yang menolak diidentifikasi itu mengatakan bahwa tidak ada pasien dengan tanda-tanda cedera terkait dengan senjata kimia yang tiba pada hari itu.

Dokter tersebut mengatakan, banyak pasien yang datang mengalami masalah pernapasan karena asap dan debu dari pemboman baru-baru ini. Semua dokter sibuk merawat mereka dan tidak sempat bereaksi terhadap kru White Helmets pembuat video.



Kelompok LSM itu dituding Rusia menyudutkan rezim pemerintah Suriah dengan laporan yang memicu agresi. Terkait dengan tayangan wawancara tersebut, White Helmets belum berkomentar.
(mas)



SUMBER 2


JOURNALISTS FOUND BOY FILMED IN WHITE HELMETS’ DOUMA CHEMIAL ATTACK VIDEO. HE DID IT FOR FOOD

Bocah Suriah Ungkap Rekayasa Serangan Kimia White Helmets
Hassan Diab shown in Al-Jazeera’s coverage of the alleged chemical attack. Click to see the full-size image

A group of Russian correspondents led by Evgeny Poddubny has found a boy filmed by the White Helmets in their video showing people “affected” by the alleged chemical attack in Douma on April 7.
According to Poddubny:
  • 11-year-old Hassan Diab is fine;
  • He suffered no injures from the “chemical attack” because there was no attack (at least then and there);
  • The boy participated in the video for food (rice, dates and cookies).

Poddubny also contacted Hassan’s father – he also said that there was no chemical attack in the town.
Bocah Suriah Ungkap Rekayasa Serangan Kimia White Helmets
Hassan Diab during the “chemical attack” and after. Click to see the full-size image

A full video by Poddubny:
https://yadi.sk/d/cTNQs9kM3UYTbe

Bocah Suriah Ungkap Rekayasa Serangan Kimia White Helmets

Hassan’s story is quite similar to the case observed during the battle for Aleppo city in 2016. A photo of Omran Daqneesh became popular in the mainstream media and was widely used for propaganda purposes against Syrian forces fighting militants in the city.
Bocah Suriah Ungkap Rekayasa Serangan Kimia White Helmets
Omran Daqneesh

“We were very harmed because of the gunmen and how they used things to their benefit with my child,” Omran’s father told Ruptly after the city was liberated. “Thank god, he was only slightly wounded. Thank god after the army advanced and retook these areas; we are now back in our homes. The situation now is very good, thank god.”
Daqneesh’s father also accused militants of using his son for propaganda purposes.


Not only Russians say that there was the Douma chemical attack was staged.
Earlier Pearson Sharp, a reporter of One America News Network also visited Douma and found that all the locals say that the so-called April 7 Douma chemical attack had been fabricated by militants.

The alleged chemical attack in Douma became an excuse for the US-led missile strike on Syria on April 14.

SUMBER 3

Ahli OPCW Selidiki Serangan Senjata Kimia di Douma, Suriah

Bocah Suriah Ungkap Rekayasa Serangan Kimia White Helmets
Pekerja medis memberikan oksigen kepada bayi melalui respirator setelah dugaan serangan gas beracun di Douma, Ghouta timur, Suriah, 8 April 2018. Serangan gas beracun ini terjadi di sebuah kota yang dikuasai pemberontak di dekat ibu kota. AP/White Helmet

TEMPO.CO, Jakarta -Tim ahli dari Lembaga Pengawas Anti Senjata Kimia atau OPCW dikabarkan akan diizinkan masuk ke lokasi serangan gas kimia di kota Douma, Suriah. Hal itu disampaikan pejabat Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Kirillov kepada wartawan di Kedutaan Rusia di Den Haag, Senin, 16 April 2018.

Tim ahli itu akan memasuki Douma pada hari Rabu, 18 April. "Rabu merupakan saat kami merencanakan kedatangan para ahli OPCW," kata Kirillov.

Rusia sendiri bersikukuh bahwa serangan kimia yang ditayangkan dalam bentuk video dan foto-foto di area yang dikuasai pemberontak itu adalah bohong, mengutip Guardian, 17 April 2018.

Untuk itu, Moscow mengatakan tidak akan menghalangi misi pencari fakta dari OPCW ke lokasi terjadinya serangan gas kimia di Douma.

Adapun laporan dari www.globalresearch.ca, 16 April 2018 menyatakan, serangan senjata kimia tidak terjadi. Serangan senjata kimia itu merupakan kebohongan untuk dijadikan alasan kejahatan perang negara-negara Barat semakin meluas di Suriah.

Global Research mengutip laporan jurnalis Peorsan Sharp dari One America News yang melaporkan dari Douma, di timur Ghouta.

Pekan lalu, pemerintah Suriah telah mengundang OPCW mengirimkan timnya untuk melakukan investigasi atas tudingan serangan kimia di Douma.

Sekitar 60 hingga 75 orang tewas disebabkan dan lebih dari 1000 orang terluka akibat serangan kimia di Douma, tak jauh dari Damaskus, ibukota Suriah pada 7 April 2018.

Bocah Suriah Ungkap Rekayasa Serangan Kimia White Helmets
Anak-anak menerima perawatan medis setelah pasukan rezim Assad diduga melakukan serangan gas beracun ke kota Duma, Ghouta Timur, Damaskus, Suriah, 7 April 2018. Media pemerintah Suriah membantah jika militer telah meluncurkan serangan kimia. Fadi Abdullah/Anadolu

Peristiwa serangan senjata kimia ini bukan yang pertama terjadi selama 7 tahun perang berkecamuk di Suriah.

Serangan senjata kimia tahun 2013 terjadi di Suriah. Anggota Komisi PBB untuk Penyelidikan Independen Internasional untuk Suriah, Carla del Ponte mengungkapkan, kelompok pemberontak anti presiden Suriah, Bashar al Assad yang menembakkan senjata kimia berupa gas saraf sarin.

Menurut del Ponte, para korban serangan senjata kimia yang memberikan kesaksian bahwa kelompok pemberontak anti Assad yang menebarkan gas mematikan itu, bukan pasukan pemerintah Suriah seperti tudingan Amerika Serikat dan sekutunya.

Meski begitu del Ponte mengatakan, kesaksian para korban serangan gas Sarin masih perlu dibuktikan.

"Penyelidik kami berada di beberapa negara jiran untuk mewawancarai para korban, dokter, dan petugas medis lapangan.Berdasarkan laporan mereka pekan lalu, yang saya lihat ada dugaan kuat, konkrit tapi belum menjadi bukti kuat bahwa pemberontak yang berusaha melengserkan orang kuat Suriah Bashar al Assad telah menggunakan gas saraf,' kata del Ponte dalam wawancara dengan televisi Swiss, seperti dikutip dari The Washington Post, Senin, 16 April 2018.

Del Ponte mengatakan, timnya belum menemukan bukti bahwa pasukan Suriah menggunakan senjata kimia. Namun ia akan melanjutkan investigasi yang dibutuhkan.

Juru bicara pemberontak Angkatan Bersenjata Pembebasan Suriah atau FSA, Louay Almokdad membantah kelompoknya telah menggunakan senjata kimia itu.

"Kami tidak memiliki mekanisme untuk menembakkan senjata seperti ini, yang butuh rudal itu dan membawa hulu ledak kimia, dan kami di FSA tidak memiliki kemampuan seperti itu," kata Almokdad saat diwawancara CNN.

Komisi PBB untuk penyelidikan internasional tentang Suriah dibentuk pada Agustus 2011 untuk menangani dugaan terjadi kejahatan HAM dalam konflik di Suriah. Lembaga ini mulai bekerja pada Maret tahun ini.

Pembentukan Komisi PBB untuk penyelidikan internasional tentang Suriah juga sebagai tindak lanjut laporan Badan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Juni lalu.
Diubah oleh pokerstar 20-04-2018 11:51
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
2.9K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan