Kaskus

News

q4billAvatar border
TS
q4bill
Cak Imin Patah Hati kalau Tak Dipilih Jokowi ... (tau akibatnya?)
Cak Imin Patah Hati kalau Tak Dipilih Jokowi

Selasa, 17 April 2018 | 20:14 WIB

Cak Imin Patah Hati kalau Tak Dipilih Jokowi ... (tau akibatnya?)
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menjajal kereta Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (2/1/2018).(KOMPAS.com/Ihsanuddin)


VIVA – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tak tertarik merespons dukungan kelompok masyarakat yang mendeklarasikan namanya sebagai calon wakil presiden untuk Gatot Nurmantyo. Cak Imin mengaku belum mendengar dukungan itu.

"Saya kok belum pernah dengar kalau Pak Gatot pingin maju di pilpres. Partainya mana, kan, belum ada," kata Cak Imin usai meresmikan Posko Jokowi-Cak Imin atau Join di Semarang pada Selasa, 17 April 2018.

Sekarang, katanya, hanya ada dua calon presiden yang cukup kuat, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Sementara Gatot Nurmantyo jelas belum ada partai yang mengusungnya.

Dia menyadari bahwa politik sangat dinamis sehingga bukan mustahil juga Gatot kelak mendapat dukungan partai politik. Tetapi sejauh ini, dinamika yang berkembang cuma Jokowi dengan Prabowo.

Cak Imin mengaku fokus untuk terus berusaha mendapatkan dukungan untuk berpasangan dengan Jokowi. Salah satunya melalui pembentukan sejumlah posko Jokowi-Cak Imin atau Join di sejumlah daerah. Terbaru pokso Join dibentuk di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Dia menjawab dengan berkelakar ketika ditanya andai nanti dia tak dipilih oleh Jokowi sebagai calon wakil presiden. "Tentu pertama patah hati. Orang patah hati pasti masuk kamar dulu. Kunci kamar rapat-apat, yang namanya patah hati, ya. Usai sembuh kita pasti bicara lagi," katanya.

Namun dia optimistis Jokowi akan menjatuhkan pilihan kepadanya. Dia mengklaim bahwa Jokowi telah merestui pembentukan Posko Join di sejumlah daerah di Indonesia. Selain itu, keyakinan dipilih Jokowi karena kesamaan visi untuk membangun Indonesia merujuk pada semangat Sukarno dan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

"Patah hati harus disiapkan. Tapi yang jelas itu perintah para kiai dan NU untuk saya melaksanakan dengan sungguh-sungguh (menjadi calon wakil presiden Jokowi)," kata mantan Menteri Tenaga Kerja itu.
https://www.viva.co.id/berita/politi...dipilih-jokowi


Pokoknya Cawapres, tak Dipinang Jokowi ya Pindah ke Prabowo

Kamis, 12 April 2018 – 17:46 WIB

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Silvanus Alvin menilai Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sedang memainkan langkah politik dinamis jelang Pilpres 2019.


Pasalnya, di satu sisi Muhaimin meresmikan Posko Pemenangan Joko Widodo-Muhaimin (Join) untuk Pilpres 2019. Sementara di sisi lain, PKB belum secara resmi mendeklarasikan dukungan pada Jokowi sebagai capres.


"Jadi dalam hal ini yang terlihat Cak Imin kukuh ingin menjadi cawapres," ujar Silvanus kepada JPNN, Kamis (12/4).


Menurut pengajar di Universitas Bunda Mulia ini, jika langkah politik yang dimainkan berhasil, besar kemungkinan Cak Imin mendampingi Jokowi nantinya.


Namun jika gagal, bukan tidak mungkin PKB pada akhirnya mengalihkan dukungan ke lawan politik Jokowi. Tentu saja dengan syarat, Wakil Ketua MPR tersebut tetap menjadi calon wakil presiden.


"Saya prediksi dia bisa pindah ke kubu Prabowo Subianto kalau tidak dipinang Jokowi. Syaratnya tentu ya tetap cawapres , karena itu keinginan dia," ucapnya.


Meski demikian, lulusan master dari University of Leicester menegaskan, politik itu sangat dinamis. Segala kemungkinan masih dapat terjadi hingga pendaftaran capres 4-10 Agustus mendatang.


"Politik itu dinamis. Banyak probabilitas yang bisa saja terjadi," pungkas Silvanus

https://www.jpnn.com/news/pokoknya-c...dah-ke-prabowo



Jika Tak Jadi Cawapres Jokowi, Cak Imin Bilang "Patah Hati, Masuk Kamar, Kunci..."
12/04/2018, 18:12 WIB 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku akan patah hati jika tak dipilih sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang. 

"Patah hati, masuk kamar kunci, tidur," kata Muhaimin di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (12/4/2018). Muhaimin sebelumnya sudah menyatakan bahwa PKB resmi mendukung Jokowi di Pilpres 2019 mendatang, namun dengan syarat ia menjadi cawapresnya. Pria yang akrab disapa Cak Imin ini bahkan sudah meresmikan posko relawan Join, yang merupakan akronim dari Jokowi-Muhaimin. 

"Saya kan Join. Jokowi-Muhaimin," kata dia. Baca juga : Prabowo Maju Capres, Cak Imin Tetap Pilih Jadi Cawapres Jokowi Cak Imin pun enggan berandai-andai apabila nantinya ia gagal menjadi cawapres Jokowi. Ia enggan menanggapi pertanyaan wartawan lebih jauh, termasuk mengenai peluang pindah ke kubu Prabowo. Ia justru hanya mengulang pernyataannya bahwa ia akan patah hati jika tak dipilih Jokowi menjadi cawapres. 

"Pokoknya masuk kamar, tidur, kunci," kata dia. Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan mengakui, Cak Imin bisa saja bergabung ke barisan pendukung Prabowo Subianto jika gagal menjadi cawapres Jokowi. 

Menurut dia, segala kemungkinan masih terbuka sampai pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum, Agustus 2018 mendatang. 

"Sebelum dia mendaftarkan ke KPU (bisa berubah haluan). Itu tidak hanya kita. Seluruh partai seperti itu," kata Daniel. Adapun Prabowo pada Rakornas Gerindra kemarin sudah menyatakan bersedia diusung sebagai capres oleh Partai Gerindra. Namun, Prabowo dan Gerindra masih membutuhkan dukungan dari partai lain untuk memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden. Sejauh ini, baru PKS yang sudah menyatakan bersedia berkoalisi dengan Gerindra. Itu pun dengan syarat kadernya menjadi cawapres Prabowo.


https://nasional.kompas.com/read/2018/04/12/18120531/jika-tak-jadi-cawapres-jokowi-cak-imin-bilang-patah-hati-masuk-kamar-kunci

Golkar Mulai Gerah dengan Manuver Politik Muhaimin
Selasa, 17 April 2018 - 18:22 WIB

JAKARTA, iNews.id – Manuver Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mulai membuat gerah sejumlah partai politik lain pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Muhaimin dianggap sangat vulgar mempertontonkan syahwat politiknya untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres).

Sikap Muhaimin yang terang-terangan ingin menjadi pendamping Jokowi di Pemilu 2019 serta memunculkan wacana capres dan cawapres Gatot Nurmantyo-Muhaimin Iskandar dinilai sebagai bentuk bargaining position (posisi tawar) terhadap semua capres, terutama Jokowi.
Korbid Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, dalam konteks political game, bagi Golkar apa yang dilakukan oleh Muhaimin sebenarnya wajar dan biasa.


”Namun sebagai partai politik yang sudah menyatakan pencalonan kembali pak Jokowi sebagai Presiden untuk masa jabatan yang kedua, bersama Nasdem, Hanura, PPP, dan PDIP, kami tentu belum bisa mengambil sikap terhadap keinginan Muhaimin, terutama untuk menjadi cawapres Jokowi,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (17/4/2018).


BACA JUGA: PKB Deklarasikan Jokowi-Cak Imin untuk Pilpres 2019


Doli Kurnia mengungkapkan, hingga saat ini seluruh parpol pengusung Jokowi belum sampai pada pembicaraan mekanisme penetapan, apalagi penentuan nama cawapres. Masing-masing parpol masih mengkaji, menimbang, dan menyusun opsi-opsi, termasuk mempersiapkan cawapres dari internal masing-masing partai.


”Kami di Golkar pun juga sedang mempertimbangkan aspirasi dari bawah struktur partai yang menginginkan agar Ketua Umum Airlangga Hartarto diusung juga sebagai cawapres. Hampir seluruh DPD provinsi maupun kabupaten/kota menghendaki demikian,” kata dia.


Seperti diketahui, pada 10 April 2018 PKB telah mendeklarasikan Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres 2019 untuk dipasangkan bersama Jokowi. Deklarasi ini dilaksanakan di kantor DPP dan dikukuhkan langsung Muhaimin Iskandar. PKB juga disebut-sebut sudah menyodorkan nama Cak Imin ke PDIP untuk dijadikan cawapres Jokowi. Di luar itu, muncul gerakan relawan Pro-1 yang tiba-tiba menyuarakan pasangan Gatot Nurmantyo-Muhaimin.


Doli menegaskan, dalam konteks pencalonan Muhaimin, seharusnya PKB paham bahwa dalam sistem politik Indonesia, parpol atau gabungan parpol lah yang akan ikut menentukan dan mengusung pasangan capres-cawapres.
”Oleh karena itu PKB mestinya saat ini mengambil posisi dan sikap yang jelas. Apa masih menjadi bagian koalisi pemerintahan Jokowi-JK seperti selama ini atau tidak,” sindir dia.


Bila masih, maka yang harus dilakukan adalah bergabung dan membangun komunikasi yang intensif dengan sesama partai politik pengusung Jokowi untuk membicarakan cawapres, termasuk pencalonan Muhaimin. ”Bukan bermanuver terus di wilayah wacana publik. Kecuali kalau Muhaimin dan PKB sudah berketetapan hati ingin menjadi cawapres dari capres selain Jokowi,” tegas dia.

https://www.inews.id/news/read/95437...litik-muhaimin

--------------------------------

Ponakan Gus Dur, Ketua PKB saat ini yaitu Muhaimin Iskandar, memang harus diakui termasuk politisi hyang cukup cerdik membaca keadaan menjelang Pemilu dan Pilpres 2019 yad. PKB yang adalah pengejewantahan parpol yang berbasis warga NU itu, memang punya masa pemilih cukup besar terutama di wilayah provinsi Jawa Timur. Makanya Muhaimin berani mengklaim bahwa di Pemilu atau Pilpres 2019 yad, partainya itu mampu meraup sekitar 11 juta suara. Omongan si Muhaimin Iskandar ini nggak terlalu berlebihan, sebab jumlah perolehan suara PKB di Pemilu 2014 lalu yaa sekitar itu juga. 

Posisi tawar PKB juga cukup lumayan untuk syarat pemenuhan 'presedential threshold'. PKB memiliki suara sekitar 9,04 persen hasil Pemilu 2014 lalu. Makanya Prabowo pun masih berharap ke PKB ini bila tiba-tiba PKS bersama parpol Islam lainnya bikin koalisi ketiga dengan mengangkat Gatot Nurmantyo sebagai Capresnya. 

Bagi PDIP sendiri tak banyak masalah dengan 'presidential threshold' untuk Jokowi, sebab batas 20% sudah terpenuhi dari koalisinya, artinya tanpa PKB bergabung pun tak menjadi masalah. Tapi menjadi masalah besar ketika PKB "mengancam" akan memberikan suaranya itu ke Prabowo atau Gatot Nurmantyo bila PDIP (baca Megawati) menolak dirinya untuk disandingkan sebagai Cawapres Jokowi di Pilpres 2019 kelak. Bila itu terjkadi, Muhaimin Iskandar pasti kucewa berat akibat ditolah Megawati, dan PDIP dan Jokowi akan berhadapan dengan konstelasi baru yang cukup berat mereka hadapi di Pilpres 2019 kelak.

tSebab konsekwensinya bila manuver PKB kemudian benar-benar  melakukan seperti yang diancamkan Muhaimin, konstelasi Pilpres 2019 bisa berubah cukup signifikan. Bisa dibayangkan bila si Muhaimin ini membawa gerbong PKB-nya menyeberang ek kubu Prabowo. Atau yang lebih miris lagi, dia menyeberang ke SBY, dimana bersama Demokrat dan PAN misalnya, membuat kubu ketiga dengan Capresnya Gatot dan cawapresnya Muhaimin. Tapi ada pengamat yang mengatakan, Muhaimin Iskandar nyalinya nggak bakalan sebesar itu, berani frontal melawan Megawati dan PDIP. Sebab, dia masih menyimpan satu aib yang setiap waktu bisa saja diungkit lagi seperti kasus mantan Capres Boediono yang jadi tersangka skandal korupsi Bank Century. Hanya saja kalau si Muahimin Iskandar ini, hingga saat ini statusnya masih dalam incaran KPK akibat ada kaus korupsi seku]itar Rp400 juta yang menimpa dirinya. Nah., lhooo... serukan!

emoticon-Wkwkwkemoticon-Wowemoticon-Wkwkwk
0
1.6K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan