Teknologi nirkabel 5G memang belum diterapkan secara komersial. Namun negara maju sudah berlomba-lomba mengembangkan teknologi ini. Mulai dengan menggelontorkan dana juta dolar Amerika Serikat (AS) hingga menyiapkan infrastruktur pendukung.

Dalam laporan yang dirilis CTIA, asosiasi perdagangan untuk industri nirkabel Amerika Serikat (AS), China menjadi negara yang paling siap meluncurkan teknologi nirkabel super cepat 5G ini. Korea Selatan berada di peringkat kedua dan AS menempati urutan ketiga.

"China memegang keunggulan tipis dalam perlombaan 5G berkat kombinasi momentum industri dan dukungan pemerintah," kata laporan CTIA seperti dikutip dari CNNMoney, Senin (15/4/2018).

Dalam laporan CTIA, ada beberapa hal yang membuat peluncuran 5G secara luas dan komersial akan menjadi kenyataan. Perusahaan perlu berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan. Pemerintah perlu mengalokasikan frekuensi radio tambahan ke perusahaan nirkabel, karena 5G membutuhkan lebih banyak bandwidth.

Analisis CTIA mencatat Beijing berencana untuk menyebarkan 5G dalam skala besar secara komersial besar pada tahun 2020, dan operator-operator top China semuanya berjanji untuk memenuhi jadwal ini. Pemerintah Cina juga telah mendistribusikan sebagian besar frekuensi radio yang diperlukan.

"China mendapat manfaat dari koordinasi yang luas antara pemerintah dan industri ketika datang ke telekomunikasi," tambah Dan Hays, konsultan di PricewaterhouseCoopers yang berspesialisasi dalam masalah telekomunikasi.

Korea Selatan mendapatkan banyak momentum karena Olimpiade Musim Dingin 2018, yang memberikan "titik fokus untuk investasi awal, penelitian, dan uji coba," menurut laporan tersebut.

Amerika Serikat, di tempat ketiga, tetap "di dekat puncak," kata laporan itu. Penyedia nirkabel seperti Verizon (VZ) dan AT & T (T) mengisi daya ke depan, dan ingin mulai meluncurkan teknologi 5G mereka di pasar terpilih sebelum akhir 2018.




SUMBER