- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
5 "Common Sense" yang Jarang Dilakuin Orang "Common"


TS
Hanz21
5 "Common Sense" yang Jarang Dilakuin Orang "Common"
Seperti yang ane bilang dijudul, sebenernya hal ini tuh biasanya dilakuin sama orang kebanyakan, tetapi entah mengapa banyak orang yang ngga ngelakuin hal ini. Sebenernya kalo ngelakuin hal ini ane yakin hidupnya pasti lebih baik 
1. Berpikir.
2. Simpati.
3. Melakukan Hal Baik.
4. Bertanggung Jawab.
5. Meminta Maaf
Note : jangan minta maaf karena kesalahan yang terus berulang-ulang ente lakuin. Minta maaf harus tulus dan punya komitmen untuk ngga ngulangin kesalahan agan.
Sekian dari ane gan. Mohon maaf ada kesalahan mengetik atau kurang menarik karena TS cuma orang biasa yang pasti ada salah
Note lagi : Sori kalo ngga ada gamber soalnya ngga tahu kenapa chrome ane rada eror dan ngga bs ditambahin gambar lewat chrome ane
Lain waktu ane tambahin lagi gambarnya 
Sumber :

1. Berpikir.
Quote:
Rada Kontroversi mungkin kata-kata ane gan
tetapi emang jujur aja kebanyakan orang yang ane amatin jarang banget mikirin hal-hal yang sebenernya harus kita pikirin. Sebagai contohnya simpel itu berita-berita di WA. Kebanyakan dari kita pasti bakal ngeshare berita tersebut dan mungkin hanya membaca judul dan mungkin hanya membaca 1 2 paragraf awal yang tidak mengandung intisari dari berita tersebut.
Contohnya yang ane tahu itu mulai dari coklat yang mengandung plastik, telur palsu, atau mungkin ikan kalengan yang mengandung cacing-cacing berbahaya. Kalau hanya dipikir, ngga semua yang diberitain itu dipukul rata untuk semua produknya. Padahal hanya beberapa dari produk itu dan dampaknya ya yang kayak kalian tau. Stigma terbentuk, stigma yang terstigma di otak masyarakat menganggap semua itu sama dan akhirnya seperti yang sekarang terjadi, semua dianggap sama.
Bisa dibilang manusia dimari mudah di pengaruhi dan dipecah oleh hal-hal yang benar terjadi, tetapi tidak ditelaah dahulu kenapa dang mengapanya.

Contohnya yang ane tahu itu mulai dari coklat yang mengandung plastik, telur palsu, atau mungkin ikan kalengan yang mengandung cacing-cacing berbahaya. Kalau hanya dipikir, ngga semua yang diberitain itu dipukul rata untuk semua produknya. Padahal hanya beberapa dari produk itu dan dampaknya ya yang kayak kalian tau. Stigma terbentuk, stigma yang terstigma di otak masyarakat menganggap semua itu sama dan akhirnya seperti yang sekarang terjadi, semua dianggap sama.
Bisa dibilang manusia dimari mudah di pengaruhi dan dipecah oleh hal-hal yang benar terjadi, tetapi tidak ditelaah dahulu kenapa dang mengapanya.
2. Simpati.
Quote:
Ini mungkin hanya berlaku buat orang-orang perkotaan sih lebih ditepatnya karena pada saat ane KKN dulu kebanyakan orang desa masih mempunyai simpati yang gede. Btw bukan simpati sim card yak 
Simpati yang ane maksud itu adalah merasa ingin membantu, baik itu sesama manusia normal maupun yang dianggap tidak normal oleh masyarakat. Sebagai contohnya ane ambil yang paling umum yaitu teman yang sedang galau atau dilanda masalah.
Ketika kita bercanda ke seseorang, tentu saja kita ngga bakal nanya ke orang yang kita bercandain " Aku boleh ngga bercandain kamu sekarang" atau " Kamu lagi ngga ada masalah kan? yaudah aku bercandain hal-hal yang nyakitin kamu ya". Pastinya ngga mungkin kan?
Tetapi semua orang itu tidak bisa dipukul rata taraf untuk menerima bercandaan kita. Pasti kita bakal melakukan "Denying" atau Penolakan terhadap informasi itu dengan kata-kata "Gak asik loe" atau "Baperan Banget" atau mungkin "Yailah termehek-mehek banget sih loe".
Taukah kalian mungkin saja yang kalian lakuin itu bisa berakibat fatal buat seseorang? Contohnya dari lingkungan ane aja. Ada temen ane yang suka banget dihina atau dicaci-maki karena fisiknya yang item sama jelek mukanya. Hampir tiap hari dia dihina, tapi ya dia sabar aja keliatannya, nerima-nerima aja walpon terkadang dia suka bilang asu ato apa ya tetapi ane dan temen-temen ane bilang sante ae dong, ato yaelah becanda doang.
Tapi tentu saja dia punya batesannya gan. Ibarat bom waktu, pasti bakal meledak juga. Sampe pada akhirnya temen ane ngehina parah banget (menghina fisik) dan akhirnya dia banting meja, kemudian mau ngelemper temen ane pake meja. Abis itu ya ane berhenti ngehina dia dan mulai ada simpati (tidak menghina) semenjak kejadian itu. Fyi, temen ane itu sekarang sudah rada renggang sama ane karena hal tersebut.
Jujur aja gan gimana kalo kita di posisi dia ? Apakah kita kuat menerima setiap cacian dan makian itu ? Apakah harus sampe ada pertumpahan darah atau pemutusan hubungan pertemanan karena hal sepele seperti itu ? Haruskah sampai yang kita hina itu muak barulah kita berhenti menghinanya ? Untuk itu janganlah mencaci maki atau menghina seseorang atau kita kehilangan seseorang yang berarti buat kita

Simpati yang ane maksud itu adalah merasa ingin membantu, baik itu sesama manusia normal maupun yang dianggap tidak normal oleh masyarakat. Sebagai contohnya ane ambil yang paling umum yaitu teman yang sedang galau atau dilanda masalah.
Ketika kita bercanda ke seseorang, tentu saja kita ngga bakal nanya ke orang yang kita bercandain " Aku boleh ngga bercandain kamu sekarang" atau " Kamu lagi ngga ada masalah kan? yaudah aku bercandain hal-hal yang nyakitin kamu ya". Pastinya ngga mungkin kan?
Tetapi semua orang itu tidak bisa dipukul rata taraf untuk menerima bercandaan kita. Pasti kita bakal melakukan "Denying" atau Penolakan terhadap informasi itu dengan kata-kata "Gak asik loe" atau "Baperan Banget" atau mungkin "Yailah termehek-mehek banget sih loe".
Taukah kalian mungkin saja yang kalian lakuin itu bisa berakibat fatal buat seseorang? Contohnya dari lingkungan ane aja. Ada temen ane yang suka banget dihina atau dicaci-maki karena fisiknya yang item sama jelek mukanya. Hampir tiap hari dia dihina, tapi ya dia sabar aja keliatannya, nerima-nerima aja walpon terkadang dia suka bilang asu ato apa ya tetapi ane dan temen-temen ane bilang sante ae dong, ato yaelah becanda doang.
Tapi tentu saja dia punya batesannya gan. Ibarat bom waktu, pasti bakal meledak juga. Sampe pada akhirnya temen ane ngehina parah banget (menghina fisik) dan akhirnya dia banting meja, kemudian mau ngelemper temen ane pake meja. Abis itu ya ane berhenti ngehina dia dan mulai ada simpati (tidak menghina) semenjak kejadian itu. Fyi, temen ane itu sekarang sudah rada renggang sama ane karena hal tersebut.
Jujur aja gan gimana kalo kita di posisi dia ? Apakah kita kuat menerima setiap cacian dan makian itu ? Apakah harus sampe ada pertumpahan darah atau pemutusan hubungan pertemanan karena hal sepele seperti itu ? Haruskah sampai yang kita hina itu muak barulah kita berhenti menghinanya ? Untuk itu janganlah mencaci maki atau menghina seseorang atau kita kehilangan seseorang yang berarti buat kita

3. Melakukan Hal Baik.
Quote:
Sebagai contoh simpelnya deh gan kita to the point aja. Masalah hijab yang menjadi momok permasalah wanita muslimah yang lagi ngetren-trennya. Kenapa sih sista ngga hijaban ? Tentu saja jawaban umumnya adalah belum siap, kelakuanku masih jelek jadi buat apa hijaban, aku takut nanti ngelepas lagi hijabnya, atau yang paling ekstrim emang hijaban itu wajib buat sista ?
Yang sista omongin itu ya bisa dibilang bener, tetapi apa salahnya mencoba hijaban terlepas dari fikiran negatif sista. Pada umumnya memang kebanyakan orang masih ngelakuin apa yang sista bilangin. Tetapi, cobalah kalo sista tidak berfikir yang seseorang yang umum lakuin.
Cobalah pemikiran kayak gini, aku coba deh hijaban dulu dan aku ngga bakal kayak orang umum lakuin atau pemikiran kalo misalnya aku hijaban yang bener pasti aku terhindar dari apa yang buruk.
Btw kenapa sih harus hijaban contohnya ? Karena menurut ane wanita itu adalah perhiasan berharga yang tuhan kirimin untuk kaum adam
dan juga karena cewek terdekat ane belum hijaban juga karena hal tersebut. Janganlah ente telat berhijab karena manfaat hijab itu besar banget untuk sista sendiri dan lingkungan sekitar sista.
Untuk yang penasaran manfaat menutup aurat (berhijab) atau hukum ngga menutup aurat (berhijab) untuk wanita bisa di search di gugel ato buku hadits ato guru agama terdekat ente.
Yang sista omongin itu ya bisa dibilang bener, tetapi apa salahnya mencoba hijaban terlepas dari fikiran negatif sista. Pada umumnya memang kebanyakan orang masih ngelakuin apa yang sista bilangin. Tetapi, cobalah kalo sista tidak berfikir yang seseorang yang umum lakuin.
Cobalah pemikiran kayak gini, aku coba deh hijaban dulu dan aku ngga bakal kayak orang umum lakuin atau pemikiran kalo misalnya aku hijaban yang bener pasti aku terhindar dari apa yang buruk.
Btw kenapa sih harus hijaban contohnya ? Karena menurut ane wanita itu adalah perhiasan berharga yang tuhan kirimin untuk kaum adam

Untuk yang penasaran manfaat menutup aurat (berhijab) atau hukum ngga menutup aurat (berhijab) untuk wanita bisa di search di gugel ato buku hadits ato guru agama terdekat ente.
4. Bertanggung Jawab.
Quote:
Taukah kalian bahwa terkadang kita kekurangan inisiatif untuk bertanggung jawab melakukan hal yang kita anggep sepele tetapi besar banget efeknya ?
Sebagai contohnya aja ane ambil yang sekarang ane alamin yaitu Skripsi. Tentu dong bagi kalian yang kuliah tahu apa sih itu skripsi? Sebuah tugas yang berat, susah, dan ngga main-main nilainya (Sangat besar) tapi untungnya waktu pelaksanaannya itu sebebas-bebasnya ente.
Awalnya kita masih santai-santai, temen belum pada lulus, masih sibuk nyari topik, skrpsian mah sante aja. Akhirnya waktu wisuda periode pertama, temen satu persatu lulus, udah ada yang ujian, dan masih bisa santai toh ada yg blm dpt topik. Dan akhirnya kita melihat temen-temen kita hampir lulus semua, bahkan yang paling bodohpun sudah lulus. Dan pada akhirnya malas melanda karena udah g ada temen yg bs diajak ngobrol pas kuliah dan pasti udah ketebak endingnya? Kuliah tercampakkan dan jadilah mahasiswa abadi lainnya yang memenuhi kampus.
Bukannya ane ngata-ngatain mahasiswa abadi. Ane tahu kalo sebenernya selain males pasti ada lagi alasan lainnya yang pasti bisa ngebuat mereka jadi mahasiwa abadi seperti masalah ekonomi, atau keluarga.
Tetapi alangkah baiknya gan, sesuatu yang ente mulai haruslah ente akhiri karena hal itu adalah yang membuat kita menjadi bertanggung jawab dan siap untuk menjadi seseorang yang dapat diandalkan baik oleh temen terdekat atau masyarakat sekitar kita.
Sebagai contohnya aja ane ambil yang sekarang ane alamin yaitu Skripsi. Tentu dong bagi kalian yang kuliah tahu apa sih itu skripsi? Sebuah tugas yang berat, susah, dan ngga main-main nilainya (Sangat besar) tapi untungnya waktu pelaksanaannya itu sebebas-bebasnya ente.
Awalnya kita masih santai-santai, temen belum pada lulus, masih sibuk nyari topik, skrpsian mah sante aja. Akhirnya waktu wisuda periode pertama, temen satu persatu lulus, udah ada yang ujian, dan masih bisa santai toh ada yg blm dpt topik. Dan akhirnya kita melihat temen-temen kita hampir lulus semua, bahkan yang paling bodohpun sudah lulus. Dan pada akhirnya malas melanda karena udah g ada temen yg bs diajak ngobrol pas kuliah dan pasti udah ketebak endingnya? Kuliah tercampakkan dan jadilah mahasiswa abadi lainnya yang memenuhi kampus.
Bukannya ane ngata-ngatain mahasiswa abadi. Ane tahu kalo sebenernya selain males pasti ada lagi alasan lainnya yang pasti bisa ngebuat mereka jadi mahasiwa abadi seperti masalah ekonomi, atau keluarga.
Tetapi alangkah baiknya gan, sesuatu yang ente mulai haruslah ente akhiri karena hal itu adalah yang membuat kita menjadi bertanggung jawab dan siap untuk menjadi seseorang yang dapat diandalkan baik oleh temen terdekat atau masyarakat sekitar kita.
5. Meminta Maaf
Quote:
Maaf adalah sebuah kata ajaib yang dapat membuat sebuah manusia yang tadinya ingin membunuh agan akan berbalik membantu agan, atau membuat gunung meledak menjadi tidak jadi meledak ketika kita lakukan bersungguh-sungguh.
Ane ngga hiperbola gan. Ini tentu realistis yang ane katakan.
Pada umumnya, kita ngga bakal minta maaf untuk hal sepele kayak nyenggol orang ato terlambat ato hal kecil lainnya. Taukah anda kalo kita meminta maaf ada perasaan lain gitu kayak wih ini orang mengakui kesalahannya atau wah gak jadi marah deh karena udah minta maaf duluan.
Pasti ngga kepikiran ya gan? Tentu saja ngga kepikiran hal itu. Kebanyakan dari kita pasti takut untuk mengakui kesalahan baik sepele atau segaban karena kita udah mikir negatif duluan. Coba deh kita memulai minta maaf minimal pada diri sendiri dulu karena udah ngelakuin kesalahan di masa lalu. Ane yakin kalo kita saling memaafkan pasti perusahaan senjata, atau pembunuh bayaran bakal berkurang pasarnya karena udah pasti ngga ada peperangan ato target pembunuhan lainnya
Ane ngga hiperbola gan. Ini tentu realistis yang ane katakan.
Pada umumnya, kita ngga bakal minta maaf untuk hal sepele kayak nyenggol orang ato terlambat ato hal kecil lainnya. Taukah anda kalo kita meminta maaf ada perasaan lain gitu kayak wih ini orang mengakui kesalahannya atau wah gak jadi marah deh karena udah minta maaf duluan.
Pasti ngga kepikiran ya gan? Tentu saja ngga kepikiran hal itu. Kebanyakan dari kita pasti takut untuk mengakui kesalahan baik sepele atau segaban karena kita udah mikir negatif duluan. Coba deh kita memulai minta maaf minimal pada diri sendiri dulu karena udah ngelakuin kesalahan di masa lalu. Ane yakin kalo kita saling memaafkan pasti perusahaan senjata, atau pembunuh bayaran bakal berkurang pasarnya karena udah pasti ngga ada peperangan ato target pembunuhan lainnya

Note : jangan minta maaf karena kesalahan yang terus berulang-ulang ente lakuin. Minta maaf harus tulus dan punya komitmen untuk ngga ngulangin kesalahan agan.
Sekian dari ane gan. Mohon maaf ada kesalahan mengetik atau kurang menarik karena TS cuma orang biasa yang pasti ada salah

Note lagi : Sori kalo ngga ada gamber soalnya ngga tahu kenapa chrome ane rada eror dan ngga bs ditambahin gambar lewat chrome ane


Sumber :
Spoiler for Sumber:
Pemikiran ane sendiri.
Diubah oleh Hanz21 16-04-2018 09:40
0
1.3K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan