Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

selokantetanggaAvatar border
TS
selokantetangga
Mengapa Kita Harus Membenci Marc Marquez?

Semalam kita baru saja menyaksikan sebuah pertandingan motogp yang sangat special. Special karena tidak ada kumpulan alien di podium, special karena podium 1 dan 2 direbut oleh tim satelit sementara podium 3 malah diisi Suzuki, dan special karena ada banyak drama selama perlombaan berlangsung.

Namun dari berbagai drama yang terjadi semalam, kejadian senggolan antara si baby alien Marc marquez dan sang living legend Valentino Rossi adalah yang paling menarik perhatian. Menyisakan 4 lap, mereka bertarung untuk memperebutkan posisi ke-6. Rossi sedikit melebar dan Marquez mencoba mengambil keuntungan tersebut. namun sayangnya Rossi terjatuh akibat kejadian tersebut meskipun akhirnya berhasil melanjutkan lomba dan finish di posisi 19. Sementara Marquez dikenai penalti 30 detik yang menyebabkan dirinya berada di posisi ke-18.


Race semalam menurut saya sendiri adalah race yang sangat menghibur meskipun harus saya akui saya kecewa dengan kegagalan Valentino Rossi bersaing memperebutkan podium. Saya tumbuh dengan menyaksikan Rossi merajai motogp dengan mengalahkan para legenda dari generasi sebelumnya, dan begitulah sampai kinipun saya masih memasang gambarnya sebagai wallpaper saya karena saya begitu kagum akan "kegilaan" yang dibawanya ke arena motogp yang membuat motogp bukan sekedar balapan motor namun punya sesuatu yang spesial. Dan malam tadi saya harus mengakui bahwa saya telah dibuat kagum oleh seorang pembalap yang sebelumnya kurang saya sukai yaitu Marc Marquez.

Marquez pernah digadang-gadang sebagai suksesor Rossi karena pada awal kemunculannya dia menyebut bahwa Rossi adalah idolanya. Namun berbagai konfrontasi yang terjadi antara dirinya dan vale membuat Marc seperti menjadi musuh bagi para penggemar The Doctor. Hanya saja harus saya akui setelah balapan tadi malam, mungkin memang panggung motogp sudah satnya diserahkan kepada Marc Marquez.


Saya belum pernah melihat lagi orang yang begitu mencintai balapan segila marquez. Start dari posisi 6, kesulitan Marquez bertambah karena motornya mati. Dan dengan bodohnya dia tidak masuk ke pitstop tetapi malah berlari mendorong motornya hingga menyala dan kemudian balik ke grid. Hasilnya dia dihukum penalti ride trough meskipun sempat memimpin lomba. Seusai ride trough posisinya melorot hingga ke posisi 19, namun itu tetap tidak cukup untuk menghentikan seorang Marc. Dia tetap berambisi untuk memenangi balapan. Dalam prosesnya dia bersenggolan dengan Aleix Espargaro yang membuatnya kembali dihukum untuk turun 1 posisi (Marc menyebut kalau akhirnya dia turun 2 posisi karena menyadari kesalahannya). Tak berhenti disitu, saat balapan menyisakan 4 lap, Marquez kembali bersenggolan dengan Rossi. Bila saat bersenggolan dengan Espargaro tidak menyebabkan siapapun terjatuh, kali ini Rossi harus terjatuh akibat insiden tersebut ( ini yang jatuh sepuh lho, bener2 dah tuh anak emoticon-Ngacir2). Marquez akhirnya bisa finish di posisi kelima namun karena penalti 30 detik akibat insiden dengan Rossi tersebut maka hasilnya dia finish di peringkat 18.

Lupakan dulu fakta bahwa dia telah membuat Rossi terjatuh, maka kita bisa melihat sosok seorang juara dunia sejati. Seorang juara yang betul-betul bersemangat dan pantang menyerah. Kita pernah melihat seorang juara dunia yang sangat membosankan karena selalu bermain aman dalam diri alm. Nicky hayden emoticon-Turut Berduka. Gayanya membalapnya terlalu berhati-hati dan cenderung membosankan. Kemudian ada Casey Stoner yang berhasil menjadi juara dunia dengan Ducati (Ducati broww!!), namun dia tidak punya cukup mental untuk terus bersaing dan memutuskan pensiun di usia yang masih muda. Lalu si Jorge Lorenzo yang membuat motogp menjadi begitu membosankan dengan kebiasaannya untuk ngacir duluan yang penting menang. Dan sekarang kita punya Marc Marquez. Meskipun mungkin helmnya lebih mahal dari isi kepalanya harus diakui dia adalah juara yang bisa membuat motogp tetap menarik. Bayangkan siapa yang akan menonton motogp bila Rossi pensiun dan Marquez tidak ada? Maukah kita melihat balapan antara Lorenzo, Dovisiozo dan Pedrosa. Beuuhh... Membosankan!!


Jadi kenapa sebenarnya kita harus membenci Marquez? Karena gaya membalapnya yang (katanya) terlalu agresif dan berbahaya? Ayolah kita memang harus selalu mengutamakan keselamatan para pembalap, tetapi bila kemudian semua pembalap berhati-hati dan tidak mengambil resiko, terus kenapa kita harus menonton motogp. Anak jalanan aja mash kebut-kebutanemoticon-Hammer2. Satu-satunya alasan kita membencinya adalah karena kita terlalu mencintai Valentino Rossi. Saya yakin cerita akan berbeda bila setelah insiden tadi malam Rossi selamat dan Marquez yang tersungkuremoticon-Malu. Bukan saya menganggap Marquez tidak bersalah, tapi dia sudah mencoba meminta maaf pada Rossi bahkan mendatangi paddocknya. Jadi apa lagi alasan kita untuk terus membencinya?


Dulu alasan saya menonton motogp adalah Rossi. Saya sangat mengagumi kelakuannya yang sedikit sembrono dan kurangnya tata krama terhadap para seniornya. Bila melihat apa yang dilakukan marquez terhadap Rossi saat ini sebenarnya juga sering dilakukan oleh Rossi dulu. Marquez mungkin adalah pembalap tercepat di motogp saat ini oleh karena itulah dia kadang sedikit "mempermainkan" pembalap lain dan terutama adalah sang legenda motogp Valentino Rossi. Itu juga dulu yang sering dilakukan Rossi pada Biaggi, Capirossi ataupun Gibernau. Dan itu adalah sesuatu yang keren pada saat itu, namun saat ini memang keselamatan para pembalaplah yang selalu menjadi fokus utama sehingga hampir semua pihak menyalahkan Marquez dalam kejadian tersebut. Seperti kata pepatah "Untuk menjadi yang terbaik kita harus mengalahkan yang terbaik". Marquez tentu menganggap bahwa Rossi lah yang terbaik, jadi bila dia ingin menjadi yang terbaik maka dia harus menunjukkan pada dunia bahwa dia mampu mengalahkan Rossi agar dia diakui menjadi yang terbaik.


Carlos Checa pernah berkata “Banyak sekali pesaingku, sulit untuk mengatakan siapa yang paling hebat. Capirossi, Stoner, dan Melandri juga pembalap besar seperti mereka (di atas), dan semuanya juga kuat. Ciri utama dari pembalap untuk menjadi besar adalah kekuatan mentalnya, serta kemampuan untuk menahan di saat dia tertekan. Pembalap itu juga harus menginginkan satu hal – untuk menang. Aku yakin bahwa rivalku yang paling komplet dan lengkap adalah Valentino Rossi.
Kenapa saya mengutip Carlos Checa dan bukan pembalap lain yang "lebih hebat"? Karena bagi saya dia adalah seorang juara sejati yang pantas dihormati. Dia pernah kehilangan penglihatan, limpa dicopot dan sempat stroke akibat suatu kecelakaan di Donington Park pada 1998, namun setelah dia pulih dia masih mampu untuk terus membalap di motogp hingga menjadi juara  di Superbike sebelum pensiun pada usia 43 tahun.


Kekuatan mental dan keinginan untuk menang adalah dua hal yang selalu saya kenang dari seorang Valentino Rossi. Dia boleh start dari posisi paling buncit tapi dia akan selalu bertarung untuk menjadi juara. Sesuatu yang tidak lagi saya temukan pada dirinya dan ironisnya saat ini hanya dapat saya temukan dari rival terbesar sang legenda, The Attomic Ant Marc Marquez.


Untukmu Valentino Rossi, kami tidak terlalu peduli di posisi berapa kamu finish, atau apakah engkau mampu merebut titel juara dunia ke-10 mu, kamu tetap akan menjadi juara di hati kami. Kami hanya merindukan kamu yang dulu yang selalu membalap dengan segenap jiwa dan ragamu. Lepaskanlah bebanmu, dan jadikan saat-saat terakhir dalam karirmu menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan untuk dikenang. Musuh terbesarmu saat ini bukanlah Marquez tapi egomu, jadi kalahkan egomu dan terimalah permintaan maafnya. Berhentilah merengek dan biarkan Lorenzo menjadi satu-satunya pria cengeng di lintasan. Satu Lorenzo saja sudah cukup untuk membuat kami muak jadi engkau tidak perlu menjadi seperti dirinya. Sekali lagi berhentilah merengek dan bangunkan sang juara yang tertidur di dalam dirimu. Ingatlah hari dimana balapan adalah hal yang sangat menyenangkan bagimu. Bila memang itu tak lagi menyenangkan untukmu, maka berhentilah. Namun berhentilah sebagai seorang pria sejati yang tetap tersenyum meskipun saat engkau dijatuhkan bahkan dikalahkan. Kami berjanji untuk tetap memasang gmbarmu sebagai wallpaper kami. Sekali lagi yang kami inginkan adalah kembalilah seperti dirimu yang dulu. Masuklah ke lintasan dengan angkuh dan yakinkan dirimu bahwa kamu bisa mengalahkan semua lawanmu. Bukan gelar juaramu yang kami tunggu, hanya berikanlah kami pertunjukan yang pantas untuk kami kenang sehingga kami bisa bercerita dengan bangga kepada anak-anak kami tentang pahlawan masa kecil kami yang selalu bangkit dan kembali bertarung kapanpun dan berapa kalipun dia jatuh. Kami akan selalu mencintaimu Vale.


Untukmu Marc Marquez, terima kasih atas segala aksi dan pertunjukan yang telah engkau berikan kepada kami. Engkau telah membuat motogp menarik lagi. Terima kasih atas keberanian dan kenekatanmu dan maafkan kami yang telah dengan bodoh selalu merendahkanmu. Menjadi juara adalah tentang mengambil resiko serta mengalahkan yang terbaik, dan itu semua telah kau tunjukkan kepada kami. Semua orang berhak bermimpi untuk menjadi yang terbaik dan bila memang itu mimpimu, semoga kau berhasil dek. Mereka mungkin saat ini mencemoohmu, namun saya yakin bila engkau merubah gaya balapmu yang agresif maka motogp akan kehilangan daya tariknya dan ditinggalkan penggemarnya. Saat itulah mereka akan menyadari kekeliruannya, tapi saya harap hari itu tidak pernah terjadi. Saya masih ingin bisa menonton motogp yang seru dan menegangkan, jadi semoga engkau terus mempertahankan gaya balapmu itu. Mungkin memang kamu kurang mempunyai respek terhadap pembalap lain, tapi begitu jugalah sebenarnya masa muda kami. Kami selalu yakin bahwa kamilah yang terhebat, dan kami akan mampu mengalahkan siapapun di dunia ini sehingga kami selalu bermasalah dengan senior-senior kami bahkan orang tua kami. Apa gunanya menjadi pemuda yang tidak pernah mengguncang dunia? Kita bukanlah pecundang, kita semua dilahirkan untuk menjadi seseorang di dunia ini, dan terima kasih untuk mengingatkan kembali tujuan hidup kami. Terima kasih juga untuk keberanian dan kedewasaanmu untuk meminta maaf. Kami berharap suatu hari nanti masalah antara dirimu dan Vale akan dapat diselesaikan sehingga segala drama yang terjadi di lintasan akan tetap tertinggal disana dan tidak pernah dibawa keluar. Tetaplah menjadi dirimu sendiri dan terus hibur kami dengan keseruan dari tiap aksimu Marc emoticon-Jempol.


Untuk para Rossifumi, kita dulu mencintai Valentino Rossi karena gaya balapnya yang agresif serta tingkahnya yang diluar pakem, jadi kenapa kita sekarang membenci Marquez karena hal yang sama yang membuat kita jatuh cinta pada Rossi. Kita bahkan bisa mencintai alm. Marco Simoncelli yang gayanya malah lebih urakan dari Mar Marquez kan? Kita selalu menyukai pembalap yang agresif, kita selalu menunggu aksi saling salip dari para pembalap, kita selalu menginginkan adrenalin saat menonton motogp dan kita juga membenci pembalap yang langsung ngeloyor di depan tanpa ada aksi saling salip. Satu-satunya yang bisa memberikan itu semua saat ini hanyalah Rossi dan Marquez. Bila kita mencintai Rossi jadi mengapa kita membenci Marquez? Biarkanlah mereka terus bersaing dengan sehat dan jangan kita justru memperkeruh kondisi tersebut meskipun hanya lewat media sosial.

Dan untuk Dorna, percayalah bahwa balapan tanpa aksi saling salip yang sedikit berbahaya akan menjadi hambar dan tidak lagi layak untuk dijual. Motogp akan ditinggalkan penggemarnya bila hal itu benar terjadi, karena aksi-aksi tersebutlah yang ditunggu oleh para penggemar. Jadi bijaklah dalam menyelesaikan permasalahan ini. Marc memang melakukan aksi yang beresiko, tapi tanpa itu, kemudian hal apakah yang menarik dari motogp?


Akhirnya, kami hanya ingin menyaksikan seorang legenda dengan segala pengalamannya bertarung melawan seorang anak muda yang berambisi untuk menjatuhkannya, itu saja, secara sportif dan tanpa bumbu drama. Pria lawan pria secara adil di lintasan dan tanpa dendam. Semoga harapan ini bisa menjadi kenyataan dan siapapun yang nantinya menjadi pemenang, keduanya akan tetap pantas untuk dikenang sebagai legenda.



Sumber : pemikiran ts
gambar : mbah gugel
orangkuta
orangkuta memberi reputasi
1
4.7K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan