Jika kita mendengar kata "Papua" yang kita pikirkan adalah sebuah Pulau layaknya Wakanda yang menyimpan Vibranium (read: Emas) yang saling diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain. Selain kekayaan bahan tambangnya yang melimpah, Papua juga memiliki pantai-pantai yang indah layaknya di kayangan.
Namun yang perlu agan tau, tidak ada yang namanya Etnis Papua.
Data akurat di bawah ini akan menjelaskannya.
Penasaran?
Spoiler for Papua : The Land Of Vibranium:
Kalo kita nonton Black Panther, Wakanda menyimpan Vibranium yang sangat berharga. Karena berharganya logam tersebut, suku suku yang mendiami daerah Vibranium saling berperanguntuk menguasai tambang Vibranium. Singkat cerita, muncullah seorang Black Panther (Raja Wakanda) yang adil dan bijaksana untuk mendaimakan rakyatnya, menguasai Vibranium dan mengisolasi diri dari dunia luar agar bangsa asing tidak mengusai Vibranium.
Sama halnya dengan Papua. Tak heran apabila Soekarno mati-matian memobilisasi angkatan perangnya lewat Komando TRIKORA untuk merebut Irian Barat dari Belanda. Soekarno tak ingin kekayaan Papua dikuasai oleh Asing. Perlu agan ketahui bahwa Operasi Pembebasan Irian Barat adalah Invasi yang paling besar dan sukses dalam sejarah Indonesia. Kita mendapatkan Papua dari Belanda sekaligus mendapat pengakuan dari dunia Internasional bahwa Indonesia, walau umurnya baru 17 tahun pada waktu itu, adalah bangsa yang diperhitungkan dalam perpolitikan dunia.
Spoiler for Pidato Gledek Soekarno saat Pembebasan Irian Barat:
Spoiler for Operasi Trikora:
Spoiler for Veteran Perang Trikora:
Beliau adalah paratrooper Angkatan Udara (penerjun payung) garis depan yang ditugasi untuk mengeksploitasi pasukan Belanda. Cerita yang paling mengharukan adalah dari 200 orang yang diterjunkan hanya 70 orang yang kembali dengan selamat. Usia beliau sekarang 84 tahun.
Tujuan membebaskan Irian Barat adalah menciptakan masyarakat tanpa eksploitasi, menciptakan masyarakat yang tidak ada seorang ibu menangis karena tidak bisa memberi air susu kepada anaknya, menciptakan masyarakat yang tiap-tiap orang bisa menjadi cerdas, dan menciptakan masyarakat yang hidup dengan bahagia dibawah kolong langit buatan Allah SWT (1963).
Spoiler for Sumber Data Utama:
Data yang saya jadikan sumber adalah data Sensus Penduduk 2010 yang dilakukan oleh BPS tiap 10 tahun sekali.
Data tentang etnisitas sendiri baru dikumpulkan dalam Sensus Penduduk Tahun 2000. Hal ini dikarenakan zaman kemerdekaan sampai Orde Baru (1945-1998) menanyakan etnis adalah suatu hal yang tabu. Di era reformasi seperti sekarang, masyarakat lebih bebas dalam menyatakan etnis mereka. Oleh karena itu, pada tahun 2000, Badan Pusat Statistik RI melakukan terobosan untuk mulai melakukan pendataan tentang etnisitas penduduk Indonesia. Website Sensus Penduduk 2010
Spoiler for "Papua : Geografi dan Masyarakatnya":
Geografi
Pulau Papua (The Island of New Guinea) adalah pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Dalam satu pulau ini terdapat dua negara yakni Republik Indonesia dan Papua Nugini. Thread kali ini akan membahas bagian Papua yang terdapat dalam wilayah Indonesia saja.
Masyarakat
Secara ras, penduduk asli Papua adalah orang Melanesia. Tetapi, definisi resmi daru UU Otsus tentang penduduk asli Papua adalah bahwa penduduk asli di Provinsi Papua adalah salah satu rumpun dari ras Melanesia yang merupakan bagian dari suku-suku bangsa di Indonesia, yang memiliki keragaman kebudayaan, sejarah, adat istiadat, dan bahasa sendiri. Lebih lanjut tentang Melanesia
Spoiler for "Penduduk Asli Papua":
Spoiler for "Perbedaan Ras dan Etnis bisa dibaca di link di bawah ini":
Sejarahnya
Setelah Operasi Trikora di Masa Kepemimpinan Soekarno, Papua dinamakan Irian (Ikut Republik Indonesia Anti Netherland) Barat. Nama ini diubah oleh Soeharto menjadi Irian Jaya dan kemudian diganti menjadi Papua oleh UU No 21 Tahun 2000 setelah tumbangnya rezim Orde Baru.
Spoiler for "Ironi di Papua":
PDRB Perkapita Papua dan Papua Barat tergolong tinggi. Pada tahun 2016 PDRB Perkapita Papua Barat adalah Rp 74,589,600/tahun. Atau Rp 6,215,800/bulan. Sedangkan Papua memiliki PDRB Perkapita Rp 55,611,370/tahun. atau Rp 4,634,280/bulan. Cukup tinggi bukan? Sumber
Tetapi Penduduk Papua dan Papua Barat lebih miskin daripada penduduk Indonesia secara keseluruhan. Terdapat 25.15% Penduduk Papua Barat dalam kategori miskin dan terdapat 28.46% Penduduk Papua dalam kategori miskin pada tahun 2016. Sementara, persentase penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2016 adalah sebesar 10.78%. Sumber
Pertanyaannya cuma satu,
SIAPAKAH YANG MENIKMATI KEKAYAAN PAPUA ? MUNGKIN DI THREAD LAIN AKAN DIBAHAS LEBIH LANJUT
Bahkan lebih lanjut, menurut Widjojo (2010), penduduk asli Papua terpinggirkan dari masyarakat. Pendatang, mereka yang bukan penduduk asli Papua, mendapatkan posisi yang lebih baik dalam kebudayaan, politik, dan ekonomi. Ditambah lagi, gelombang migrasi yang datang ke Papua semakin mengurangi proporsi penduduk asli Papua. Jadi bisa dibilang, penduduk asli Papua terjebak dalam ketidakmampuan struktural dan kebudayaan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik.
Spoiler for "Pokok Pembahasan : Ga Ada yang Namanya Etnis Papua!":
Spoiler for "Data Etnis di Papua Barat":
Dari data di atas, sudah jelas. Tidak ada yang namanya etnis/suku Papua. Sebaliknya, dari data tersebut, etnis yang paling banyak mendiami Provinsi Papua Barat adalah Etnis Jawa yakni sebanyak 14.76%. Di Papua, tidak ada satu etnis tunggal Papua, penduduk asli Papua (Papuans) terdiri dari etnis-etnis tersendiri yang mempunyai kebudayaan sendiri dan mereka saling independen satu sama lain. Oleh karena itu, tak heran apabila kita sering mendengar adanya perang suku di Papua. Kalo agan pernah berfikir "ngapain perang suku? kan Papua vs Papua? mereka sama, apa yang diributin?". Jawabannya adalah tidak! Mereka tidak sama dan tidak ada yang namnya suku/etnis Papua. (Jangan kaget liat datanya. Kalo belum bisa memahami, coba agan baca perbedaan etnis dan ras disini )
Spoiler for "Data Etnis di Papua":
Persebaran etnis di Papua berbeda dengan Papua Barat. Etnis di Provinsi Papua lebih homogen daripada Papua Barat. Namun lagi-lagi, etnis Jawa menduduki tiga besar etnis terbanyak di Provinsi ini yakni sebesar 8.38%. Sedangkan peringkat pertama diduduki oleh etnis Dani yakni sebesar 23.32%.
Dari dua data di atas timbullah pertanyaan. Mengapa migran paling besar di Papua adalah Etnis Jawa? yang asalnya dari pulau yang far-far awaydari Papua? Jawabannya adalah : TRANSMIGRASI dan EKONOMI
Kita tahu bahwa pada zaman orde baru, pemerintah berusaha untuk mengurangi penduduk di Pulau Jawa dengan memindahkan penduduknya ke tempat yang lebih longgar. Selain itu, pembangunan di Papua juga menarik minat berbagai etnis di luar Papua untuk datang ke Papua untuk menjemput kesempatan ekonomi.
Tapi, Apakah Transmigrasi ini dapat menimbulkan konflik???
Yuk cari tahu jawabannya
KERAWANAN KONFLIK DI PAPUA (DATA EXPLAINED)
Dengan tidak adanya salah satu etnis yang mendominasi di suatu provinsi, maka potensi terjadi konflik di Papua sangat tinggi. Maka dari itu, perang suku sering terjadi di Provinsi ini. Bahkan, Nasionalisme Papua tumbuh dan meningkatkan permintaan untuk merdeka karena imigran yang menggeser penduduk aslinya.
Tapi jangan khawatir, data dibawah ini akan menjelaskannya.
Spoiler for "Ukuran Keragaman Etnis":
Untuk mengukur keragaman etnis, menurut Montalvo dan Reynal-Querol (2002) dapat digunakan :
The Ethnic Fractionalization Index (EFI)
EFI mengukur tingkat perpecahan etnis. Jika nilai EFI mendekati 1 maka keragaman etnis sangat heterogen. Apabila heterogen, dapat tejadi konflik antar etnis yang frekuensinya sering tetapi efeknya tidak terlalu menghancurkan. Contoh : Perang Suku dalam skala kecil.The Ethnic
Polarization Index (EPOI)
EPOI mengukur tingkat polarisasi etnis. Jika EPOI mendekati 1 maka terdapat dua atau lebih etnis yang proporsinya sama kuat (bisa 50:50, bisa 33,3 : 33,3 : 33,3 , dan seterusnya pokoknya proporsinya sama kuat). Jika etnis terpolrasasi maka potensi untuk terjadi konflik frekuensinya rendah tetapi jika sekali konflik terjadi, maka efeknya akan sangat menghancurkan. Contoh : Konflik Ambon.
Spoiler for "Data EFI dan EPOI serta Etnis Terbanyak Per Distrik di Papua":
Bingung liat datanya? wkwk sama
Biar ga bingung dilihat aja visualisasinya dibawah ini
Spoiler for "Indeks Perpecahan Etnis":
Nah semakin gelap warnanya semakin heterogen etnisnya, semakin rawan konflik juga.
Biru untuk Papua Barat dan Merah untuk Papua.
Jadi, di Provinsi Papua dan Papua Barat sangat rawan terjadi konflik antar etnis namun masih dalam skala kecil. Efeknya tidak terlalu menghancurkan tapi harus diwaspadai. *distrik yang berwarna putih adalah Homeland of Dani (Rumah dari Etnis Dani) yang persentasenya >95% jadi adem ayem tuh distriknya
Spoiler for "Ineks Polarisasi Etnis":
Nah kalau ini, menunjukkan kalo etnis di Papua cenderung tidak terpolarisasi. Jadi, proporsi antar etnis tidak sama kuatnya kecuali di beberapa distrik. Jadi tetap diwaspadai juga karena apabila masyarakat yang sama kuat bertempur, bisa repot deh.
Nah Jadi Begitu mengapa saya bisa menyebutkan bahwa
"Ga Ada yang Namanya Etnis Papua"
Karena yang ada itu Etnis : Dani, Auwye, Biak-Numfor, Ngalik, Asmat, Dauwa, Yapen, Moni, Ngalum, Sentani, Mimika, Kokoda, Wamesa, Ayfat, etc, etc, etc......
Jadi yang terpenting adalah :
PAPUA adalah Bagian dari Indonesia, mari kita jaga dan majukan.