madridistAvatar border
TS
madridist
Adu Banteng (Tauromachy)
Ole! Ole!.’ Jika Anda mendengar suara teriakan semacam ini di sebuah Maestranza di Seville, maka dapat dipastikan sang matador telah berhasil mengalahkan si banteng ganas dalam adu banteng di Spanyol. Kami memutuskan untuk menonton ‘corrida’ di sebuah minggu di Spanyol; sang toreador Espartaco, Paco Ojeda, dan Curro Romero yang ramai menjadi buah bibir sedang tampil di sana saat itu.

Adu banteng bisa menjadi sebuah seni pertunjukan bagi beberapa orang, dan lebih mirip dengan penyiksaan bagi yang lain. Yang pasti, semua penonton tak mau ambil pusing dengan dua pendapat tersebut.
 

Tontonan khas di negeri ini sudah berumur berabad-abad lamanya, dan memiliki peraturan yang sangat ketat, yang harus diingat di dalam benak setiap warga Spanyol. Meskipun El Cordobes mungkin adalah seorang matador paling terkenal, namun matador lain pun selalu berusaha untuk merebut hati para penontonnya dalam setiap perhelatan Temporada.

Corrida dilangsungkan dalam tiga babak yang disebut Tercios. Pada tercio yang pertama, disebut dengan Varas, sang matador akan memprovokasi banteng menggunakan mantel merahnya. Babak ini merupakan tahap di mana sang matador akan mencoba memahami kekuatan dan kelemahan banteng tersebut. 

 

Selanjutnya, seorang picador yang menunggang kuda akan menggunakan tongkat tajam dengan hiasan untuk melukai si banteng dan memaksa agar kepalanya terus menunduk. Lalu seorang Banderilleros berlari menggoda dan memprovokasi banteng dengan cara menancapkan tiga banderilla (tombak pendek) ke punggung banteng. Babak ini disebut dengan banderilla tercio.

Babak ke tiga disebut muleta tercio, di mana sang matador akan melakukan beberapa gerakan menghindar dari serudukan banteng. Setiap gerak elakan ini memiliki nama tersendiri. Dalam melakukan gerakan ini, sang matador harus dapat membuat penonton terkesan akan keberanian dan keanggunan gerakannya. Adu banteng ini diakhiri dengan sebuah Estocade, yaitu proses membunuh banteng tersebut, yang sekaligus merupakan puncak pertarungan sepanjang duapuluh menit ini.
Suara tepuk tangan yang keras dan terus berulang dari para penonton, bisikan miris dan teriakan ngeri terdengar makin lantang di dalam arena, serta musik yang diputar saat Paco Jeda mulai memasuki arena, semua ini terasa lebih dari sekadar sebuah pertarungan yang sengit belaka; dan semua hal itulah yang akan membuat kita terkesan. Suasana dan atmosfer yang seru ini akan membuat kita berdecak kagum.

 
Manolete
Manuel Rodrigez Sanchez
Lahir: 4 Juli 1917


Ia mengawali karirnya pada tahun 1935 dan menjadi toreador pertama dalam era adu banteng modern. Ia sangat dikagumi karena keberanian dan gerakan ‘manoletina’nya yang khas. Seiring dengan munculnya Manolete, terlahir pulalah adu banteng modern.
Pada tanggal 16 Juli 1947, ia terluka parah karena tandukan seekor banteng yang bernama Isleno.
‘Tak ada orang lain yang mencurahkan seluruh hidupnya seperti Manolete’ ujar banyak toreador lain pada hari kematian Manolete.

 

SEKIAN POSTINGAN DARI SAYA. TS TIDAK MENGHARAPKAN emoticon-Lempar Bata TAPI ts mengharapkan emoticon-Cendol Gan

Sekian dan Terima kasih. HASTA LA PROXIMA Y ADIOS.
0
1.3K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan