Sikap tidak terpuji kembali dipraktikkan oleh politisi Partai Gerindra, Fadli Zon. Dia tak sungkan berani menghina ulama besar sekelas Ketua MUI di hadapan publik. 

Beberapa waktu lalu, Wakil Ketua DPR RI itu menyebut bahwa KH. Ma'ruf Amin tidak mengerti politik. Hinaan itu dilontarkan sebagai respon atas pernyataan Ketua MUI yang mengomentari pidato Prabowo Subiyanto. 

Dalam komentar itu, KH. Ma'ruf Amin mengimbau agar seluruh elit lebih santun dalam berpolitik dan berpolemik, jangan selalu buat kegaduhan dan cendrung provokatif. Beliau juga menyarankan agar Prabowo tunjuk hidung saja dengan menyebutkan nama-nama elit yang dimaksudkan dalam pidatonya, agar tidak timbul saling kecurigaan di antara para elit bangsa yang sedang gigih membangun sesuai tujuan dan cita-cita para pendiri bangsa dibawah orkestrasi Presiden Jokowi.

Atas komentar tidak hormat tersebut, sejumlah eksponen Nahdhatul Ulama bereaksi. Robithoh Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU mengecam ucapan Fadli Zon yang menyebut Rais Amm PBNU KH Ma’ruf Amin tak ngerti politik.

Anggota Bidang Advokasi Robithoh Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU Ridwan Darmawan menilai ucapan Fadli merupakan reaksi yang berlebihan dan melecehkan ulama.

Padahal, apa yang disampaikan oleh syaikhuna KH. Ma’ruf Amin itu adalah bentuk himbauan dan wejangan yang sangat santun dari sesepuh dan guru bangsa, bukan kicauan atau pernyataan politisi model Fadli Zon. 

Seyogyanya, bila Fadli Zon itu paham etika dan adat istiadat ketimuran, hendaknya, dia lebih bijak dan menunjukkan kesopanan kepada ulama khos panutan umat tersebut. Mengingat KH. Ma'ruf Amin bukan sembarang ulama, dia adalah pemimpin tertinggi jamaah NU.

Itulah watak sejati Fadli Zon. Dia sungguh tak layak mendapat sebutan politisi yang berwatak santun, apalagi negarawan.