Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arsalnaAvatar border
TS
arsalna
Kisah Hidup Ibuku (RealStory)




Malam ini aku akan menceritakan pengalaman hidup seorang wanita yang sangat luar biasa, mulai dari beliau kecil sampai saat ini. Semoga kita bisa mengambil hikmahnya ya agan dan agan wati. Ini 100% Real Story

Quote:



Part 1 Masa Kecil Nya


Selasa, 03 April 2018
Jam 22.02 Batam

Malam ini setelah shalat isa, aku diam termenung memikirkan mamah yang ada di Cianjur. Disetiap sujudku tadi pas shalat, entah kenapa malam ini aku sangat merindukannya, ingin rasanya segera pulang kampung.

Wajahnya masih terlihat jelas saat mengantarkan ku kepintu keberangkatan di Bandara Husein Bandung 4 bulan lalu. Dengan berat hati aku harus pulang ke Batam berdua saja dengan bayi kecilku, karena suami belum dapat libur kerja di Batam. Kaki rasanya hampa, sepanjang perjalanan air mataku tidak henti menetes, ingin rasanya loncat dari pesawat.



"Semoga mamah dikamung halaman sehat-sehat, bapak juga sehat." doaku dalam hati.

Quote:


Mau nelpon malam ini, tapi takutnya mamah dan bapak dirumah sudah terlelap tidur, biasanya mereka sudah tidur dari jam 9 malam. Jadinya aku cuma bisa ngthread dikaskus aja, sebagai penetral rasa rindu pada mereka.

Quote:




Bulan september tahun lalu.
Malam itu aku tidur disamping mamah, kebetulan aku sedang pulang kampung karena sebentar lagi mau lahiran anak pertama.

Kulihat mamah sudah tak semuda dulu, (Ya Allah, mamah uban mu sudah banyak, kulit dan fisikmu sudah tak muda lagi)aku hanya tersenyum saat mamah menoleh kearahku, mungkin dia sadar aku sedang memperhatikannya. Ingin rasanya terus tinggal menemani mamah dan bapak dihari tuanya, tapi nasib tak mendukungku, karena suami kerja di Batam, mau tidak mau aku harus ikut suami.

"kenapa neng? " tanya mamah sambil tersenyum.

"ah engga mah. Mamah cantik. " (dalam hati ingin rasanya menangis, kutahan air mata yg menggantung disudut mataku) "mah, cerita dong masa muda mamah." mencoba mengalihkan perhatian sambil mengusap-ngusap perutku yang sedang buncit.

"nanti gadang dong, kisah hidup mamah panjaaaaaaang berliku-liku." kata mamah.

"gak apa-apa mamah, mau dengerin. Sampe subuh juga boleh, hehehe. "

"ah engga ah." mamah membalikan badannya.

"ayo mah. " pintaku manja.

"cerita hidup mamah kalau dibikin sinetron pasti panjang episodenya. " kata mamah sambil tersenyum.

Quote:




Perkenalkan, nama ibuku Sofiah. Dia anak sulung dari 4 bersaudara, 1 sodara sekandung dan 2 sodara seayah. Mamah terlahir dari keluarga berkecukupan, semasa kecil mamah tinggal disebuah perkampungan di Cianjur Jawabarat, perkampungan yang dikelilingi persawahan, disana juga ada sungai yang besar tempat bermain semasakecilnya, dulu katanya disana banyak anak-anak kecil yang berenang sambil nyari ikan dan udang.

Mamah tinggal bersama ayahnya (Kake Sumpena), seorang duda muda yang sangat mapan dan berkecukupan. Kake sumpena adalah petani sukses yang memiliki banyak pembantu dan pegawai untuk mengurusi tanah-tanahnya, katanya dia juga memiliki tanah yang luas berhektar-hektar.

Sementara ibunya mamah (Nene Tita) , entah kemana perginya. Semenjak mereka resmi bercerai tak pernah lagi terlihat nenek tita datang mengunjungi mamah dan adiknya. Malahan mamah tidak ingat bagaimana wajah nenek Tita, karena mereka bercerai saat mamah masih kecil.

Hidup dengan bapak tanpa ibu, membuat mamah tak pernah merasakan indahnya kasih sayang seorang ibu.
Sementara kake Sumpena juga sibuk diluar dengan semua aktivitasnya, mulai dari mengurus pertanian dan mengontrol semua hasil tanah-tanahnya.



Setiap hari mamah hanya bersama ketiga pembantu kakek, kita sebut saja ceu edoh, ceu edah dan ceu titin. Ketika mereka sedang mengerjakan pekerjaan rumah, mamah selalu menguntil dari belakang, memperhatikan gerak-geriknya. Mamah sangat kesepian, walaupun mamah punya adik perempuan (bibi Farida), mamah jarang main dengannya karena masih bayi dan tinggal bersama kaka bapaknya (uwa Imas).

Setelah beberapa tahun, kake kembali menikah.
Kake Sumpena menikah dengan gadis keturunan tionghoa bernama ling. Ibu ling resmi menjadi ibu baru bagi mamahku, ibu ling orangnya baik. Hanya saja entah mengapa semenjak kehadiran ibu ling, kake sumpena berubah menjadi sangat keras dan galak pada mamah. Hampir setiap hari mamah mendapatkan siksaan dari kake Sumpena, bahkan setiap kali melakukan kesalahan kecil kake tidak pernah segan menyiksa mamah dengan ujung bambu kuning, siksaan yang mamah terima seakan-akan mamah sudah melakukan kesalahan fatal.



Siang itu mamah pulang sekolah, letak sekolahnya tidak begitu jauh, hanya terhalang beberapa rumah dan sungai. Sesampainya didepan gerbang rumah, dari kejauhan terlihat kake Sumpena sudah menunggunya diteras. Dengan langkah kecil mamah berusaha menguatkan langkahnya menuju kake Sumpena.

"Assalamualaikum pak?" mengucap salam dan mencium tangan bapaknya. Buru-buru masuk kedalam rumah

Belum sampai kedalam rumah. Kake Sumpena memanggil mamah.

"Walaikumsalam, fiah sini!"

"Iya"

"Ada PR gak? Mana sini lihat bukunya!! "

Mamah langsung membalik badan dan berjalan ke arah kake.

"ini bukunya pak. "

Setelah mamah memberikan buku tulisnya, wajah kake berubah merah padam. Tangannya dengan sigap menggenggam ujung bambu kuning.

"Mana pinsilnya? Mana!!?? "
Kake terlihat sangat marah.

"gak tahu pak, fiah lupa."
Mamah menunduk ketakutan.

"mana fiah!! Dasar anak nakal!!!"

("plak plak!!") suara bambu kuning mendarat dipunggung dan kaki mamah.
Habislah mamah saat itu, seluruh tubuhnya biru-biru. Seperti biasa mamah disiksa karena kesalahan kecil, mungkin bagi kakeku pinsil lebih berharga dari tubuh anaknya. Setelah itu mamah pergi kekamarnya, duduk termenung sambil menahan sakit dan luka bekas pukulan bambu.

Tubuh mungilnya sudah terlalu banyak menerima hadiah pilu. Dengan badan dan kaki yang masih gemetaran, mamah mengambil air wudhu lalu shalat. Didalam do'anya meminta agar segera meninggal, mamah sudah tidak kuat menerima siksaan dari kake.

Badan rasanya mau rontok semua, entah kemana harus mengadu. Semua hanya bisa ditangisi, terkadang didalam sepinya terlintas dimanakah ibu? Seperti apa dia? Apa ibu tidak merindukan aku? Bahkan bertanya kabarpun tidak pernah! Mengapa nasibku seperih ini?
Apa salahku?
Ditatapnya langit-langit kamar, disekelingnya hanya ada bantal guling. Tak ada peluk sebelum tidur.
Tak ada ciuman kasih sayang.
Tak ada dongeng.
Ibuku tidak tahu bagaimana rasanya kasih sayang kedua orangtua.
Yang dia tahu, jika dia nakal sedikit saja tubuhnya akan hancur lebab disana sini.
Dan siksaan ini hanya berlaku untuk nya, tidak untuk adiknya.
Sambil menarik napas panjang, berusaha memejamkan mata dan tidur, berharap esok hati dia tak bertemu si bambu kuning.



Mungkin jika ibu lahir dijaman sekarang, kake ku sudah habis di bui karena kasus kekerasan terhadap anak.

Quote:


Keesokan harinya, mamah kecil bangun pagi sekali. Badannya masih sakit, obatnya hanya sabar. Kakinya melangkah hati-hati sambil mengintip dari balik pintu berharap tidak ada kake disana. Mengendap-ngendap ke arah dapur mencari makanan. Disantapnya sayur dan nasi seadanya dengan lahap dan penuh syukur. Untunglah hari ini libur sekolah, setelah makan mamah pergi mandi, kucuran air seakan-akan jarum yang tajam menghujam tubuhnya.Dilihatnya biru-biru lebam dibetis dan kaki, kulitnyapun ada yg mengelupas, perih rasanya.

Terdengar suara mesin jahit menyala, larilah mamah mengintip kembali dibalik pintu. Disana ada ibu lin sedang menjahit, dari kejauhan terlihat baju berrenda. Mamah tetap lah anak-anak, dia senang melihat baju berenda itu. Perlahan menghampiri ibu lin.

"bu bajunya bagus sekali, itu buat fiah ya?"

Ibu lin tak menjawab, dia hanya diam dan terus menatap mesin jahitnya yang sedang menyala. Jangankan menjawab, menolehpun tidak. Mamah ikut diam dan hanya bisa berdiri disampingnya. Dan tidak disangka, kake Sumpena dari kejauhan memperhatikan yang dilakukan mamah.

"fiaaaaah!!! " panggil kake dengan nada marah

Jantung rasanya mau loncat, badan gemetar mendengar panggilan itu.
Di seretnya mamah oleh kake sumpena yang sedang marah.

"jadi anak jangan banyak tanya!! " sambil mengangkat bambu kuningnya.

"ampun pak ampun.. " rintih mamah

Tak ada raut wajah belaskasihan disana, yang terlihat hanya amarah. Mamah berusaha meminta perlindungan dikaki ibu lin. Sayangnya ibu lin malah lari, mamahpun mengejar ibu lin.

"ibu, ibu tolong fiah bu.. Ibuuuu ibuuuu... " mamah menangis merintih

Ibu lin makin jauh berlari kearah kamar lalu menguncinya.

"ibuuuuu... Tolongg ibuu... "

Mendaratlah bambu kuning dibadannya, dia hanya bisa tersungkur dilantai menahan sakit. Setelah itu kake sumpena pergi meninggalkan mamah yang terkapar.

Setelah beberapa jam, kake sumpena datang menghampiri mamah yang masih lemas disana, dia tampak kaget melihat mamah, lalu digendonglah kekamar sambil memperhatikan setiap luka anaknya.

Setelah kejadian ini, mamah jatuh sakit dan harus dibawa kerumah sakit. Kurang lebih 1 bulan mamah dirawat, dan selama itu juga mamah tidak ditemani oleh bapak atau sodara-sodaranya, selama disana hanya dititipkan pada perawat yang sedang berjaga.
Mamah seperti anak yang dibuang, makan ya makan sendiri seadanya yang disediakan petugas rumah sakit. Setiap hari diperhatikannya arah pintu berharap bapaknya datang menjenguk dan merawatnya, tapi tak kunjung datang. Sementara pasien lain ada yg merawat penuh kasih sayang.

Walaupun kondisi mamah setengah dibuang, urusan makan mamah selalu lahap. Menu yang disiapkan rumah sakit selalu habis dimakannya.

30 hari sudah mamah dirawat, datanglah salah satu pembantu mamah untuk menjemput. Mamah senang, difikirannya saat itu bapaknya datang menjemput, sayangnya bi edoh hanya datang seorang diri.

"bi, bapak mana? " tanyanya sambil melihat kesekeliling.

"bapak lagi sibuk jadi gak bisa ikut. Ayo kita pulang, bibi gendong ya. "

Digendong lah mamah menuju pulang. Bi edoh juga hanya berjalan kaki, tidak pakai mobil atau sepeda atau angkot. Sepanjang jalan rel kereta api ciranjang bi edoh dengan susah payah menggendong tubuh kurus mamah sambil menelusuri jalan kereta api, melintasi persawahan dan sungai-sungai kecil.


Bersambung... Tunggu besok lusa ya.
Mau nangis dulu.

Lanjutan part 1 LANJUTAN PART 1 MASA KECILNYA
Diubah oleh arsalna 10-04-2018 15:47
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2.5K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan