TOP 7 Kesulitan atau tantangan Game Developer di Indonesia
TS
adelioakins
TOP 7 Kesulitan atau tantangan Game Developer di Indonesia
Tema TOP 7 bulan ini adalah tentang Top 7 Game Indonesia. setelah searching di forum kaskus ternyata hampir semua segi dari Game Indoensia sudah diulas, seperti game developer, game mobile, game VR dan AR, game Indonesia di iOs, Game Indonesia yang sudah ada di Steam, dan yang lainnya. ane jadi kehabisan ide. dan akhirnya menuliskan tentang top 7 kesulitan atau tantangan game developer di Indonesia saja, gak tau ini masih sesuai dengan tema atau tidak. Hahahaha
Seperti yang dilansir oleh Newzoo, salahsatu lembaga riset industri game global, Pada tahun 2017, industri game Indonesia berada pada posisi ke-16 dalam daftar pasar game terbesar di dunia dengan jumlah pemain hingga 43,7 juta dan potensi penghasilan mencapai US$880 juta (sekitar Rp11,9 triliun). Nah, Potensi ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-16 dalam daftar industri game terbesar di dunia.
Pasar Indonesia ini tentu saja jadi rebutan game developer baik lokal maupun global. tapi, bagi yang lokal, tetap saja ada beberapa kesulitan dan tantangan dasar yang harus dihadapi guna bisa survive di pasar game Indonesia.
Apa saja masalahnya itu? Inilah dia :
Quote:
Spoiler for "1. proporsi piramida kita terlalu gemuk di bawah.":
Sebetulnya ini masalah pengorganisasian saja sih. tapi untunglah sekarang sudah ada asosiasi game indonesia yang menaungi para game developer ini, minimal bisa memfasilitasi untuk sekedar kopdar atau gathering. karena beberapa game developer ada yang secara individual ok, tapi porsi yang baru pada taraf enthusiast jauh lebih banyak. Hal ini membuat talent di Indonesia sendiri merupakan masalah yang cukup mengganjal.
Quote:
Spoiler for 2 Masalah melihat tren pasar.:
Sebetulnya para game developer lokal kita bisa belajar banyak dari kegagalan game developer global. Yang lokal masih ada yang bingung bingung bagaimana membangun produk. Rata-rata pendekatannya masih berupa game yang teknologi sentris. Hanya membuat game yang menurut mereka bagus tapi tidak cocok di pasaran. Akibatnya, Ketika game mereka launching, ujung-ujungnya tidak ada yang memainkannya.
Quote:
Spoiler for "3. masalah persistensi.":
Kalo ini sih hanya diperlukan kesabaran dan kegigihan, pantang menyerah untuk setiap game yang dibuat terus gak terlalu laku di pasaran, misalnya. Intinya jangan salahkan pasar, tapi harusnya menyesuaikan sebetulnya game yang laku itu yang kayak gimana dan yang diterima oleh pasar indonesia.
Quote:
Spoiler for "4. discoverabillity.":
Di Indonesia, memang tidak semua jenis game disukai. salahsatunya adalah game edukasi yang sepertinya memang kurang mendapatkan pangsa pasar yang banyak di Indonesia.
Di ceritakan oleh CEO dan Founder Educa Studio, Andi Taru Nugroho. Pria yang sehari-hari tinggal di kota Salatiga itu mengaku mendapatkan kesulitan lebih besar karena genre yang ditekuni adalah edukasi. Menurutnya game edukasi tidak akan seheboh jenis casual. Dia sendiri mengakui jumlah download terbesarnya saat ini dicatatkan oleh dua aplikasi dengan total sekitar 4 juta pengguna. Sementara itu, Educa Studio yang beroperasi sejak 2013 lalu sudah berkarya sebanyak lebih dari 200 judul game dan aplikasi pendidikan.
"Total kami mencatat ada sekitar 15 juta download dengan lebih dari 200 judul yang dibuat. Untuk pemasukan memang kami mengambil dari iklan, sekarang pakai platform AdMob," ujarnya. "Kalau di mobile, kita bikin paid atau in app purchase tapi itu cuma 1 persen saja rata-ratanya. Jalan satu-satunya kami menggunakan iklan. Pakai AdMob karena bisa filtering untuk anak-anak, jadi tidak ada iklan yang aneh-aneh," imbuh Andi.
Quote:
Spoiler for "5. Karena banyak game gratisan":
Maen game gratisan emang enak dan terasa menyenangkan, tapi para game developer juga butuh dana, kan. Nah masalah selanjutnya adalah berhubungan dengan dana. game-game gratisan bahkan bisa sampai mematikan para game developer.
biasanya ada banyak cara yang dilakukan game developer untuk merogoh kocek, seperti yang dilakukan oleh Co-founder Tebak Gambar, Iwanto Widyatri. Di satu sisi, game buatannya sangat populer, diunduh oleh lebih dari 7 juta pengguna. Di sisi lain mereka kesulitan mendapatkan pengguna yang mau mengucurkan rupiah sambil menikmati karya tersebut.
"Awalnya kami coba pancing dengan nyawa tambahan berbayar. Ternyata itu susah. Sekarang kami coba akali dengan menambahkan video ads. Jadi pengguna bisa mendapatkan nyawa tambahan dengan menonton video tersebut. Hasilnya lumayan, ada yang nonton," katanya.
Padahal kalo dana seret, bisa dipastikan game developer tersebut tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi untuk mengembangkan karyanya.
Quote:
Spoiler for "6. Masalah di pasar":
Kesulitan sekaligus tantangan berikutnya adalah bagaimana menghadapi pasar global yang makin sesak dengan kehadiran beragam game dari seluruh penjuru dunia. Di tahun 2018, developer game tidak hanya bersaing ketat menghadapi developer lain untuk merebut ceruk pasar saja.
Selain menciptakan produk yang bagus dan unik, developer juga diwajibkan untuk bisa menciptakan metode pemasaran yang efektif, entah dilakukan sendiri dengan cara bergerilya (mengejar viralitas) atau bekerja sama dengan pihak penerbit.
Untuk ranah game mobile, pembuatan aplikasi atau game berdasarkan topik yang sedang viral masih menjadi strategi menarik untuk direplikasi di tahun 2018. Intinya liat potensi peristiwa apa yang bakalan viral di Indonesia. contohnya seperti di tahun 2016 dengan developer game Tahu Bulat , atau di tahun 2017, developer game Noobzila (eks Agate Jogja) juga mencoba hal yang serupa lewat game “riset” berjudul Tiang Listrik. Per Januari 2018, game yang terinspirasi dari peristiwa kecelakaan Ketua DPR RI Setya Novanto ini telah diunduh lebih dari 290.000 kali.
Spoiler for "7. Masalah regulasi dan perpajakan":
Terakhir, but not least, adalah masalah regulasi, karena katanya akan ada wacana penarikan pajak untuk barang tak berwujud, yang mencakup barang tak berwujud, seperti buku elektronik, musik, desain, game, film, aplikasi, dan game.
Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Aulia Marinto mengungkapkan dukungannya terhadap langkah pemerintah untuk mengenakan pajak dan bea masuk. "Transaksi barang tak berwujud seyogianya harus memberikan kontribusi untuk perekonomian negara, apapun bentuknya," kata Aulia kepada Katadata.
Nah, begitu kira-kira TOP 7 Kesulitan para Game Developer Lokal kita di Pasar Game Indonesia. Itu hanya hasil dari bacaan ane saja atas berbagai sumber berita, bisa salah, atau bisa (ga) benar. tapi semoga saja bermanfaat. agar kita bisa mengembangkan dan menjadi pemain (game developer) lokal yag mengglobal.
Jujur. Imho. Klo ada yg salah cmiiw ya, Klo gw lihat, orang2 pada meng kali potensi pasar dikali jumlah penduduk, padahal kan nggak gitu. Pasar yg sebenarnya industri game itu sangat sedikit, sekitar 15jt-25jt seluruh dunia. Yg gw sebut value gaming, sisanya mobile gaming. Klo bikin game itu buat valuenya, jangan teknologi sentris. Walau game itu sangat heavy tech. Tapi game itu sndiri adl produk seni dasarnya. Coba liat last of us, uncharted, dll gimana sinematografi dalam gameplay dan story sangat menentukan.
Banyak yg bilang game gratis pada rame download. Tetep aja klo mau money, yg ditarik itu core gamer aka whale nya. Yg mana mreka juga ditarik sana sini oleh game2 lain yg habis2 an ngucurin modal.
Terus mengandalkan ads? Ads secara kontinu itu baru menghasilkan, walau cuma sedikit. Game yg tdk punya value atw replayability at least, gk bakal banyak ngeruk duit dr ads. Jgn berharap bakal balik modal dari ads. At least ada turnover duit nya lah.
Itu belum lagi core problem di indonesia. Yg mana untuk game pada nyari bajakan, untuk film pembajakan ngak seberapa besar dampaknya soalnya bajakan yg bdrip baru muncul beberapa bulan setelah tayang di bioskop, yg mana revenue 90% dari 2 minggu pertama.
Klo game? Sama sekali berbeda. Bahkan dari 80an berkasus di jepang dan usa juga, jangankan pembajakan, sewa menyewa game juga berdampak serius sm game.
Insy. Gw akhir taun ni bikin game, skrg lagi nyari2 team. Dasar desain, dan marketing plan udh ada. Platform produk udh siap.gw riset dan desain prodk ini hampir 2 taun. Struktur produk jg udh ada. Tinggal bikin aja
Quote:
Original Posted By msuyudia►Hmm.. seperti itulah masalah yang dihadapi para game developer. Kalo mau sukses jadi game developer ya harus join tim project game yang besar seperti god of war, assassin creed, dll. Soalnya game gak melulu laku dipasaran. Tergantung mood dari para gamer yang memainkannya di pasaran. So, untuk itulah ane gak mau jadi game developer, mending jadi android developer yang lagi ngetrend dalam hal OS mobile.
Quote:
Original Posted By cloud.666►Tapi ada keuntungan besar bagi dev lokal buat dev aaa games adalah tenaga kerja yg relatif murah ketimbang luar. Jadi bisa membuat game aaa dengan price awal 39.99usd bukan 59.99 usd
Kelemahan besarnya juga ada. Yg plg utama: ini industri iyg butuh tenaga superspesialis yg mana 99% pendidikan di indonesia mendesain siswa jadi generalis. Itu yg susah
Kelemahan besar lainnya, klo diluar, masyarakat lokal pasti membeli hasil karya developer lokal, contoh: uncharted 4 (60% buyer dr usa) horizon zero dawn (60% buyer dari eropa) assassin creed origin, 60% europe dan call of duty infinite warfare 70% buyer dr usa.
Klo di sini? Kyknya msh belum menghargai ya klo yg gw liat
Quote:
Original Posted By candran054►
gk juga gan, contohnya game Stardew Valley yg dibuat ama satu orang doang, Eric Barone, dia ngebuat game indie ini selama 4 tahun. gamenya da kejual lebih dr 3 juta copy, yg awalnya hanya release di pc tp karna banyak peminat dr platform lain dikeluarin versi untuk console kayak ps4, xbox one ama nintendo. bukti di jaman sekarang buat game itu gk perlu adanya studio yg ada pegawai ampe ratusan dengan budget puluhan atau ratusan juta. sekarang kalau mau buat game dengan tim kecil atau bahkan sendiri bisa lebih mudah lewat Kickstarter sebagai langkah utama utk dapat modal atau steam greenlight untuk memperkenalkan gamenya supaya tau apakah banyak yg tertarik ama gamenya. intinya kalau buat game itu uda tau target audience nya sama memberikan game yg unik
klo emang ide game, gameplay dan fitur yg ada menarik kenapa enggak ? gw jujur gw dulu sering main game bajakan tapi sekarang gw da pindah jd main game original, alasan utamanya buat fitur online, terus paling cepat dpt update fix klo ada bug game plus nge support dev nya