Di beberapa Thread KASKUS yang gue tulis, gue selalu bilang kalau 'Ada Apa Dengan Cinta' adalah film favorit gue. In fact mungkin ini adalah film favorit generasi millennials yang lahir di tahun 80 akhir dan tahun 90 awal. Yang kalau kutipan dalam filmnya keluar saat sedang ngobrol dengan teman-teman akan jadi bahan becandaan yang seru. Film pertama dan kedua produksi Miles ini nggak pernah gagal bikin gue baper meskipun sudah berkali-kali nonton.
Dan setelah berkali-kali nonton itulah gue baru sadar kalau adegan-adegan dalam film 'Ada Apa Dengan Cinta' sangat mempengaruhi bagaimana adegan-adegan 'Ada Apa Dengan Cinta 2' dibuat. Enggak percaya? Nih gue kasih bukti perbandingan antara adegan film pertama dan kemiripan adegan di film kedua:
Quote:
Adegan Ganti Baju/Dandan yang Legendaris
Waktu Rangga ngajak Cinta pergi nonton kerabatnya yang manggung di sebuah kelab di Jakarta, Cinta sibuk memilih baju yang cocok untuk dipakai di "first date"-nya dengan Rangga. Setelah bongkar-bongkar lemari dia menemukan beberapa baju yang menurutnya pas untuk dipakai. Nah adegan berlanjut ke depan cermin di mana cinta bolak-balik bercermin demi melihat penampilannya.
Cinta berlanjut ke meja rias. Cinta berusaha menggunakan make up yang malah membuatnya terlihat menor. Dia lalu menghapus make up-nya dengan tangan dan memilih keluar dengan dandanan yang simpel. Sepanjang adegan diiringi dengan lagu 'Ingin Mencintai dan Dicintai'.
Adegan serupa diulang lagi di film kedua (dengan diiringi lagu yang sama). Yaitu ketika Cinta akhirnya memutuskan untuk setuju bertemu Rangga setelah sempat menolak ajakan "damai" di pameran seni Eko Nugroho malam sebelumnya. Di situlah kemudian adegan "yang kamu lakukan ke saya itu jahat" terjadi.
Quote:
Nonton di Kelab/Nonton Papermoon Puppet
Di kencan pertamanya dengan Rangga, Cinta diajak ke kelab dan nonton penampilan salah satu kerabat Rangga di sana. Lalu Cinta dipaksa untuk tampil di panggung kecil, diiringi dengan suara gitar akustik. Dia membawakan puisi Rangga yang dibuat lagu. Meski puisi Rangga sudah pernah dibacakan Cinta dalam voice over di awal film, tapi di adegan itulah bagian "pecahkan saja gelasnya biar ramai!" jadi lebih nendang dan berasa.
Di film kedua, Rangga dan Cinta datang ke berbagai tempat di Jogja untuk melepas rindu. Mulai dari Candi Ratu Boko sampai Punthuk Setumbu. Tapi adegan yang levelnya sama dengan nonton di kelab ini adalah ketika Rangga mengajak Cinta menyaksikan Papermoon Puppet. Walaupun nggak ada adegan-adegan baca puisi di situ, cuma Cinta-nya baper sendiri.
Quote:
Ngobrol Serius Sambil Jalan Kaki
Sepulang kencan, Rangga seharusnya mengantar Cinta pulang naik taksi. Tapi karena nggak dapet-dapet, Cinta akhirnya mutusin buat pulang jalan kaki aja sama Rangga. Dan ketika itulah Cinta pelan-pelan berusaha untuk tahu lebih banyak soal hidup Rangga. Dalam perjalanan pulang itu, Rangga juga jadi terbuka tentang keluarganya terutama tentang ibunya. Obrolan serius terjadi secara natural.
Di film kedua banyak adegan jalan kaki juga yang diikuti dengan obrolan-obrolan serius. Seperti misalnya setelah adegan "yang kamu lakukan ke saya itu jahat" Rangga dan Cinta kemudian jalan membelah gang demi gang di Jogja. Di situ Rangga cerita alasan kenapa dia mutusin Cinta sampai akhirnya Rangga bilang ke Cinta kalau dia ke Jogja karena Ibunya.
Lihat kan hubungan dua adegan ini? Hehe
Quote:
Rangga Ngajak ke Kwitang/Cinta Ngajak ke Klinik Kopi

Rangga punya sahabat baik bernama Limbong, pengusaha buku bekas di kawasan Kwitang. Ketika Cinta mulai mau pedekate ke Rangga, cowok puitis itu ngajakin si cewek gaul buat ke Kwitang. Rangga dan Limbong kelihatan sudah lama kenal karena sepertinya Rangga adalah langganan buku bekasnya. Cinta pun diperkenalkan ke Limbong.

Nah waktu di Jogja di film kedua, giliran Cinta yang ngenalin Rangga ke temennya yang enterprenur: Pepeng 'Klinik Kopi'. Kelihatan Cinta sudah kenal duluan dengan Pepeng karena ketika Cinta datang, pengusaha itu langsung mengenali dan menyapa duluan.
Quote:
Sate Klathak/Konser PAS Band

Setelah dari Ratu Boko dan ngobrolin soal Pemilu, Rangga ngajakin Cinta makan di salah satu warung Sate Klathak. Di sana Rangga cerita banyak soal pekerjaannya di New York. Cinta juga cerita soal galeri miliknya di Jakarta. Saat itu tiba-tiba telepon Cinta berdering lalu Rangga apa Cinta nggak dicariin sama temen-temennya.
"Ya ampun!"
Di situlah Cinta ingat kalau dia tadi janji mau nyusulin teman-temannya ke lokasi makan malam. Adegan ini agak familiar nggak sih menurut lo? Memang.
Waktu diajak ke Kwitang, Cinta juga lupa kalau dia udah ada janji nonton konser PAS Band sama geng-nya. Ketika sedang asyik lihat-lihat buku bekas, dia langsung teriak "Ya ampun!" yang berujung berantem sama Rangga.
Quote:
Rangga Emosi ke Cinta

Setelah insiden Alya, Cinta diharuskan memilih antara teman-teman atau Rangga. Dia memilih teman-temannya. Di lorong sekolah yang sepi Cinta dengan berberat hati harus ngomong ke Rangga kalau sebaiknya mereka nggak usah ketemu-ketemu lagi. Ini adalah jelang klimaks dari film pertama. Rangga emosi parah sementara Cinta patah hati.
"Saya setuju, kita nggak usah berhubungan lagi!" kata Rangga saat itu.
Di film kedua, adegan yang kayak gini pun ada lho. Yaitu ketika Rangga datang ke galeri Cinta dan mempertanyakan kemungkinan kesempatan kedua. Rangga berharap Cinta akan mengiyakan kemungkinan itu tapi ternyata tidak. Lalu Rangga ngomong, "Bilang sama saya yang di Jogja itu nggak ada artinya buat kamu!" karena Cinta mendadak mencium Rangga di bibir.

Lima adegan di AADC dan AADC2 di atas punya feel yang sama. Makanya film ini tuh jadi supernostalgic banget buat mereka yang memang ngefans banget sama Rangga dan Cinta. Perasaan nostalgik ketika nonton AADC2 itu sebenarnya bukan dari karakter-karakter dan kelanjutan ceritanya aja, tapi juga dari adegan-adegan yang secara eksplisit punya kesamaan antara kedua film.
Selain lima adegan ini sebenarnya ada beberapa adegan lain lagi yang sama. Tapi mending nonton sendiri deh!