- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cerita Remaja Miskin yang Suksee


TS
abdulkarim15
Cerita Remaja Miskin yang Suksee
Hai, pada kesempatan kali ini, saya akan memposting cerita yang berjudul "Remaja Miskin yang Menjadi Sukses" yang saya buat sendiri. Saya, selaku penulis cerita ini, tidak bermaksud menyinggung pihak manapun, baik pihak individu maupun pihak kelompok. Silakan baca ceritanya di bawah ini. Selamat membaca!
Remaja Miskin yang Menjadi Sukses
Pada suatu hari, ada seorang anak bernama Sartono Halim yang bertempat tinggal di Karawang. Dia adalah anak ke- 2 dari 8 bersaudara. Ayahnya yang bernama Muhammad Halim tidak memiliki pekerjaan apapun alias pengangguran. Ibu dari Sartono Halim yang bernama Sri Aisyah bekerja sebagai penjual gorengan. Penghasilan Ibunya pun hanya cukup untuk kebutuhan makan saja. Untuk mencukupi kebutuhan sehari - hari, kedua orang tuanya harus berutang kepada tetangganya. Orang tuanya pun belum membayar kontrak rumahnya selama 8 bulan.
Sartono Halim bersekolah di SMK Negeri 6 Karawang. Dia adalah siswa kelas XII. Di sekolahnya, dia selalu mendapatkan ejekan dan cemoohan dari teman sekelasnya karena kondisi keuangan keluarganya yang buruk. Akan tetapi, dia tetap rendah hati dan selalu berbuat baik kepada temannya. Di kelasnya, dia selalu dapat nilai ulangan yang tinggi. Meskipun demikian, dia tidak sombong dan terus rajin belajar dan beribadah.
Pada suatu hari, Sartono Halim mendapat surat peringatan/undangan dari sekolahnya karena belum membayar SPP selama 6 bulan. Dia menunjukkan surat itu kepada kedua orang tuanya. Ayahnya yang melihat surat itu langsung berbicara dengan ibunya di kamar kedua orang tua dari Sartono Halim. Sartono Halim langsung terdiam sambil duduk melihat kedua orang tuanya berbicara tentang Sartono Halim dan kondisi keuangan keluarga mereka. Setelah itu, kedua orang tuanya sepakat untuk memenuhi undangan itu. Setelah memenuhi undanganya dan pulang, keluarganya diusir karena orang tuanya belum membayar kontrak rumahnya. Keluarganya pun langsung pindah ke rumah kecil dari bambu. Ibunya pun bekerja lebih keras lagi/membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan sehari - hari.
Setelah itu, Sartono Halim rajin belajar dan rajin beribadah karena akan diadakan USBN dan UNBK untuk kelas XII. Selama USBN dan UNBK, dia menjalani ulangan/ujiannya dengan lancar. Setelah 2 bulan berlalu, kelulusan kelas XII diumumkan. Dia merasa bahagia karena dia lulus. Setelah itu dia mengatakan akan bekerja setelah kelulusan ini. Orang tuanya masih merasa ragu. Namun, dia menyakinkan kedua orang tuanya dan orang tuanya memperbolehkannya bekerja.
Sekolahnya sedang mengadakan Perekrutan untuk Pabrik. Sartono pun mengikuti kegiatan itu dan akhirnya dia diterima. Dia bekerja keras secara terus menerus agar mendapat uang. Setelah beberapa tahun, dia membuka usaha servis komputer secara kecil - kecilan. Awalnya usahanya hampir bangkrut dan Sartono hampir bunuh diri, tetapi dengan motivasi dan dorongan keluarga, akhirnya dia bangkit lagi dan berusaha lagi. Akhirnya usahanya berkembang.
Lama - kelamaan, usahanya berkembang pesat dan usahanya tidak hanya berkutat pada servis komputer, tetapi juga pembuatan komputer dan software. Setelah 2 Tahun berlalu, usaha kecilnya menjadi sebuah pabrik komputer yang besar. Sartono pun menjadi orang yang sukses. Sartono pun berkunjung ke rumah kecilnya. Kedua orang tuanya pun langsung bangga karena melihat anaknya sukses. Sartono pun langsung mengajak kedua orang tuanya ke rumah barunya. Kedua orang tuanya pun terkagum dan ingin menetap di rumah Sartono. Sartono Halim memperbolehkan kedua orang tuanya menetap di rumahnya. Keluarga Sartono Halim pun langsung bahagia.
Demikian cerita yang saya buat. Kurang lebihnya mohon maaf. Terima Kasih. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Remaja Miskin yang Menjadi Sukses
Pada suatu hari, ada seorang anak bernama Sartono Halim yang bertempat tinggal di Karawang. Dia adalah anak ke- 2 dari 8 bersaudara. Ayahnya yang bernama Muhammad Halim tidak memiliki pekerjaan apapun alias pengangguran. Ibu dari Sartono Halim yang bernama Sri Aisyah bekerja sebagai penjual gorengan. Penghasilan Ibunya pun hanya cukup untuk kebutuhan makan saja. Untuk mencukupi kebutuhan sehari - hari, kedua orang tuanya harus berutang kepada tetangganya. Orang tuanya pun belum membayar kontrak rumahnya selama 8 bulan.
Sartono Halim bersekolah di SMK Negeri 6 Karawang. Dia adalah siswa kelas XII. Di sekolahnya, dia selalu mendapatkan ejekan dan cemoohan dari teman sekelasnya karena kondisi keuangan keluarganya yang buruk. Akan tetapi, dia tetap rendah hati dan selalu berbuat baik kepada temannya. Di kelasnya, dia selalu dapat nilai ulangan yang tinggi. Meskipun demikian, dia tidak sombong dan terus rajin belajar dan beribadah.
Pada suatu hari, Sartono Halim mendapat surat peringatan/undangan dari sekolahnya karena belum membayar SPP selama 6 bulan. Dia menunjukkan surat itu kepada kedua orang tuanya. Ayahnya yang melihat surat itu langsung berbicara dengan ibunya di kamar kedua orang tua dari Sartono Halim. Sartono Halim langsung terdiam sambil duduk melihat kedua orang tuanya berbicara tentang Sartono Halim dan kondisi keuangan keluarga mereka. Setelah itu, kedua orang tuanya sepakat untuk memenuhi undangan itu. Setelah memenuhi undanganya dan pulang, keluarganya diusir karena orang tuanya belum membayar kontrak rumahnya. Keluarganya pun langsung pindah ke rumah kecil dari bambu. Ibunya pun bekerja lebih keras lagi/membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan sehari - hari.
Setelah itu, Sartono Halim rajin belajar dan rajin beribadah karena akan diadakan USBN dan UNBK untuk kelas XII. Selama USBN dan UNBK, dia menjalani ulangan/ujiannya dengan lancar. Setelah 2 bulan berlalu, kelulusan kelas XII diumumkan. Dia merasa bahagia karena dia lulus. Setelah itu dia mengatakan akan bekerja setelah kelulusan ini. Orang tuanya masih merasa ragu. Namun, dia menyakinkan kedua orang tuanya dan orang tuanya memperbolehkannya bekerja.
Sekolahnya sedang mengadakan Perekrutan untuk Pabrik. Sartono pun mengikuti kegiatan itu dan akhirnya dia diterima. Dia bekerja keras secara terus menerus agar mendapat uang. Setelah beberapa tahun, dia membuka usaha servis komputer secara kecil - kecilan. Awalnya usahanya hampir bangkrut dan Sartono hampir bunuh diri, tetapi dengan motivasi dan dorongan keluarga, akhirnya dia bangkit lagi dan berusaha lagi. Akhirnya usahanya berkembang.
Lama - kelamaan, usahanya berkembang pesat dan usahanya tidak hanya berkutat pada servis komputer, tetapi juga pembuatan komputer dan software. Setelah 2 Tahun berlalu, usaha kecilnya menjadi sebuah pabrik komputer yang besar. Sartono pun menjadi orang yang sukses. Sartono pun berkunjung ke rumah kecilnya. Kedua orang tuanya pun langsung bangga karena melihat anaknya sukses. Sartono pun langsung mengajak kedua orang tuanya ke rumah barunya. Kedua orang tuanya pun terkagum dan ingin menetap di rumah Sartono. Sartono Halim memperbolehkan kedua orang tuanya menetap di rumahnya. Keluarga Sartono Halim pun langsung bahagia.
Demikian cerita yang saya buat. Kurang lebihnya mohon maaf. Terima Kasih. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


tien212700 memberi reputasi
1
1.3K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan