boyfajarAvatar border
TS
boyfajar
*** Akibat-akibat Wanita Bekerja di Luar Rumah ***

Akibat-akibat Wanita Bekerja di Luar Rumah

Oleh: Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullah

Musuh-musuh Islam telah berusaha dengan berbagai macam cara dan sarana yang tak terhitung jumlahnya, demi merusak perilaku wanita muslimah. Semua itu sudah terencana dan terkaji agar wanita muslimah melepaskan diri dari agama, akhlak dan keifahannya.

Salah satu sarana perusak ini seperti model-model pakaian ‘you can see’. Mereka mengetahui dengan baik kecenderungan wanita untuk mengenakan pakaian yang terbuka, pergi ke salon kecantikan dan menggunakan alat rias yang bermacam-macam. Hal itu untuk menarik para pria di kantor, pabrik atau toko yang mereka masuki demi karir, kemajuan, atau peradaban semu.

Ketika seorang wanita pergi bekerja, biasanya ia mesti mengenakan pakaian-pakaian yang menarik, menggunakan model dan tata rambut yamg beraneka macam serta hiasan-hiasan lainnya yang akan selalu berubah dan berganti. Inilah yang mendorongnya menggunakan gaji setiap bulan untuk bisa tampil cantik dan menarik. Padahal perlu diketahui bahwa pakaian dan aneka macam perhiasan tersebut diimpor dari negara-negara asing yang mendukung dan memberikan sokongan finansial kepada gerakan zionis untuk menghancurkan kaum muslimin. Terjebaklah kaum muslimim dalam kerugian materiil, akhlak, dan sikap hidup yang meniru-niru gaya orang kafir. Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Tidak ada fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada wanita.” (Muttafaqun ‘alaihi)


Akibat Wanita Bekerja di Luar Rumah

Bekerjanya wanita di luar rumah akan mengakibatkan dampak yang buruk, tidak hanya bagi dirinya sendiri namun juga bagi keluarga dan masyarakat. Di antara dampak buruk tersebut adalah:

1. Wanita yang bekerja di luar rumah akan bercampur-baur dengan laki-laki pada setiap harinya, baik di tempat-tempat pertemuan maupun di lingkungan kerjanya.Dengan bekerjanya wanita di luar rumah, dia akan diperhadapkan dengan beban-beban yang berat, kepayahan, bahkan bahaya yang mungkin terjadi karena berdesak-desakan ketika bekerja. Kemudian hilanglah darinya sebagian sifat kewanitaannya. Pudarlah keindahan yang menghiasinya dam lenyaplah rasa malunya. Padahal itu semua termasuk perkara yang paling penting yang akan mencerminkan seorang wanita dalam pandangan laki-laki.

2. Apabila seorang wanita bekerja di luar rumah, maka pekerjaannya akan menyibukkan dirinya dari kewajiban-kewajiban mengurus rumah dan dari tanggung jawabnya mendidik anak-anak. Sampai-sampai seorang suami terkadang menyesalkan sikap penyia-nyiaan istrinya terhadap kewajiban-kewajiban di rumah. Maka keadaan ini memaksa dirinya untuk menceraikan istrinya dan berpisah darinya atau dia menikah lagi dengan wanita lain.

3. Terkadang pekerjaan seorang wanita di luar rumah menjadi sebab perceraian, hancurnya rumah tangga dan tercerai-berainya anak-anaknya. Hal ini terjadi akibat adanya hubungan (gelap) dengan laki-laki lain di tempat kerjanya. Maka ketahuilah bahwa itu semua dikarenakan godaan setan yang ia berjalan di tubuh anak Adam bersama aliran darah. Terlebih lagi apabila wanita tersebut keluar rumah dalam keadaan berhias.

4. Sesungguhnya dengan bekerjanya wanita di luar rumah akan menyebabkan terpisahnya ia dari anak-anaknya. Sehingga mereka tidak merasakan kasih sayang seorang ibu dan tidak mendapatkan pendidikan darinya. Bahkan terkadang perkara ini menjadi sebab penyimpangan dan penyelewengan anak-anak hingga mendorong mereka melakukan tindakan kejahatan. Dampak dari itu semua adalah sebagaimana telah tampak jelas di masyarakat.

5. Di antara dampak negatif lainnya, bahwa tugas-tugas/pekerjaan-pekerjaan di luar rumah bisa saja membawa akibat kematian bagi si anak.

Buktinya adalah si karyawati yang sudah tiba saatnya masuk kerja padahal anaknya sedang sakit ini. Anaknya memanggil-manggil, “Ibu.., ibu.., aku sama siapa di rumah?” Namun sang ibu terdesak untuk mengerjakan tugasnya sehingga meninggalkan anaknya yang berkata lirih, “Ibu… Ibu!”

Ketika kembali ke rumah, ibu itu menemukan anaknya telah terbujur kaku, meninggal dunia. Ia pun sedih dan menangisi anaknya serta menyesali perbuatannya saat nasi telah menjadi bubur. Di dalam hatinya ia berkata, “Apa guna pekerjaan ini? Bahkan apa guna harta yang menyebabkan anakku mati, sedangkan anak adalah milik yang paling berharga?”


Pengangguran Akibat Wanita Bekerja

1. Di negara Barat kaum wanita telah memasuki seluruh lapangan pekerjaan. Sehingga angka pengangguran di negara-negara itu meningkat secara cepat. Hal ini menyebabkan para pakar ekonomi kesulitan menemukan solusi mengurangi jumlah pengangguran atau paling tidak menghentikan angka pertumbuhannya. Sebab utama fenomena pengangguran pada negara-negara itu adalah masuknya kaum wanita ke seluruh lapangan pekerjaan tanpa terkecuali. Mereka ikut serta dengan kalangan pria di lembaga-lembaga pemerintahan, perusahaan-perusahaan, pabrik-pabrik industri dan profesi-profesi lainnya.

2. Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Barat menyebabkan mereka harus menonaktifkan sejumlah besar karyawan dan pekerja. Dan yang paling pertama dinonaktifkan adalah kalangan pria. Karena para pemilik perusahaan, pabrik, toko dan sebagainya akan lebih memilih untuk memakai tenaga kerja wanita daripada tenaga kerja pria.Sebab wanita memiliki daya tarik, keluwesan dan daya pikat untuk menarik pelanggan dan klien.

3. Dan sangat disayangkan, negaqa-negara Islam juga mengikuti jejak negara-negara Barat tersebut. Sehingga kaum wanita pun masuk ke lembaga-lembaga pemerintahan, bahkan badan-badan pengacara. Banyak juga yang masuk ke perusahaan-perusahaan dan yayasan-yayasan khusus atau umum, bahkan juga laboratorium-laboratorium penelitian. Hal ini melahirkan fenomena pengangguran di kalangan pria sebagai pihak yang memikul tanggung jawab memberikan nafkah keluarga. Rusaklah akhlak dan bertebaranlah perbuatan-perbuatan keji di tempat-tempat terjadinya ikhtilath antara pria dan wanita. Dan memburuklah hubungan antara suami dan istrinya akibat ikhtilat ini.

Syarat-syarat Wanita Bekerja di Luar Rumah

Sesungguhnya Islam yang memuliakan wanita dengan sebaik-baiknya, membolehkannya untuk melakukan pekerjaan mulia di dalam lingkup keluarga dan masyarakat. Hal ini agar ia menjadi unsur penting yang berkiprah aktif dalam membangun keluarga, umat, dan negara muslim. Dengan demikian, Islam tidak secara mutlak melarang wanita untuk bekerja. Akan tetapi Islam memberikan ketentuan jenis pekerjaan yang sesuai dengan tabiat yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan untuknya. Dan Islam telah menetapkan syarat-syarat yang akan menjaga kehormatannya:

1. Hendaknya di dalam kerjanya itu tidak terjadi ikhtilat antara pria dan wanita. Karena ikhtilat ini akan membahayakan pria dan wanita itu sendiri.

2. Hendaknya pekerjaan itu disertai dengan persetujuan suami, ayah, saudara laki-laki atau orang yang bertanggung jawab terhadap urusannya.

3. Hendaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan sifat/tabiatnya dan tidak sampai membuatnya begitu kelelaham dan kesulitan.

4. Hendaknya seorang wanita bekerja di medan-medan yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti:

- Lapangan pendidikan dan pengajaran, agar anak-anak perempuan dapat diajar oleh guru wanhta dan tidak oleh guru pria.

- Lapangan pengobatan dan keperawatan, agar kaum wanita diobati atau dirawat juga oleh wanita, tidak oleh pria.

- Pembuatan busana wanita, agar para wanitalah yang membuatkan busana untuk kalangan mereka. Sehingga mereka tidak perlu pergi kepada pembuat busana dari kalangan pria.

5. Hendaknya pekerjaan tersebut tidak menyita sebagian besar waktunya. Sehingga ia dapat menyisihkan waktu untuk menunaikan kewajiban-kewajiban rumah tangga, melayani suami dan memperhatikan pendidikan anak-anak.

6. Hendaknya ia tidak berhias ketika keluar rumah. Juga tidak menggunakan bedak wajah dan parfum. Akan tetapi ia mengenakan jilbab hitam yang panjang dan lebar. Dan ia menutup wajah saat berhadapan dengan laki-laki non mahram.


(Takrimul Mar’ah fil Islam)

Sumber: Majalah Akhwat Shalihah, vol. 8/1432/2010, hal. 21-23 dan 95.

https://fadhlihsan.wordpress.com/201...di-luar-rumah/

Tambahan:

Kadang terbetik dalam benak kita, mengapa Islam terkesan mengekang wanita?!

Inilah doktrin yang selama ini sering dijejalkan para musuh Islam, mereka menyuarakan pembebasan wanita, padahal dibalik itu mereka ingin menjadikan para wanita sebagai obyek nafsunya, mereka ingin bebas menikmati keindahan wanita, dengan lebih dahulu menurunkan martabatnya, mereka ingin merusak wanita yang teguh dengan agamanya agar mau mempertontonkan auratnya, sebagaimana mereka telah merusak kaum wanita mereka.

Lihatlah kaum wanita di negara-negara barat, meski ada yang terlihat mencapai posisi yang tinggi dan dihormati, tapi kebanyakan mereka dijadikan sebagai obyek dagangan hingga harus menjual kehormatan mereka, penghias motor dan mobil dalam lomba balap, penghias barang dagangan, pemoles iklan-iklan di berbagai media informasi, dll. Wanita mereka dituntut untuk berkarir padahal itu bukan kewajiban mereka, sehingga menelantarkan kewajiban mereka untuk mengurus dan mendidik anaknya sebagai generasi penerus. Selanjutnya rusaklah tatanan kehidupan masyarakat mereka. Tidak berhenti di sini, mereka juga ingin kaum wanita kita rusak, sebagaimana kaum wanita mereka rusak lahir batinnya, dan diantara langkah awal menuju itu adalah dengan mengajak kaum wanita kita -dengan berbagai cara- agar mau keluar dari rumah mereka.

Cobalah lihat secuil pengakuan orang barat sendiri, tentang sebab rusaknya tatanan masyarakat mereka berikut ini:

Lord Byron: “Andai para pembaca mau melihat keadaan wanita di zaman yunani kuno, tentu anda akan dapati mereka dalam kondisi yang dipaksakan dan menyelisihi fitrahnya, dan tentunya anda akan sepakat denganku, tentang wajibnya menyibukkan wanita dengan tugas-tugas dalam rumah, dibarengi dengan perbaikan gizi dan pakaiannya, dan wajibnya melarang mereka untuk campur dengan laki-laki lain”.

Samuel Smills: “Sungguh aturan yang menyuruh wanita untuk berkarir di tempat-tempat kerja, meski banyak menghasilkan kekayaan untuk negara, tapi akhirnya justru menghancurkan kehidupan rumah tangga, karena hal itu merusak tatanan rumah tangga, merobohkan sendi-sendi keluarga, dan merangsek hubungan sosial kemasyarakatan, karena hal itu jelas akan menjauhkan istri dari suaminya, dan menjauhkan anak-anaknya dari kerabatnya, hingga pada keadaan tertentu tidak ada hasilnya kecuali merendahkan moral wanita, karena tugas hakiki wanita adalah mengurus tugas rumah tangganya…”.

Dr. Iidaylin: “Sesungguhnya sebab terjadinya krisis rumah tangga di Amerika, dan rahasia dari banyak kejahatan di masyarakat, adalah karena istri meninggalkan rumahnya untuk meningkatkan penghasilan keluarga, hingga meningkatlah penghasilan, tapi di sisi lain tingkat akhlak malah menurun… Sungguh pengalaman membuktikan bahwa kembalinya wanita ke lingkungan (keluarga)-nya adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan generasi baru dari kemerosotan yang mereka alami sekarang ini”. (lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, jilid 1, hal: 425-426)

Lihatlah, bagaimana mereka yang obyektif mengakui imbas buruk dari keluarnya wanita dari rumah untuk berkarir… Sungguh Islam merupakan aturan dan syariat yang paling tepat untuk manusia, Aturan itu bukan untuk mengekang, tapi untuk mengatur jalan hidup manusia, menuju perbaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat… Islam dan pemeluknya, ibarat terapi dan tubuh manusia, Islam akan memperbaiki keadaan pemeluknya, sebagaimana terapi akan memperbaiki tubuh manusia… Islam dan pemeluknya, ibarat UU dan penduduk suatu negeri, Islam mengatur dan menertibkan kehidupan manusia, sebagaimana UU juga bertujuan demikian…

Jadi Islam tidak mengekang wanita, tapi mengatur wanita agar hidupnya menjadi baik, selamat, tentram, dan bahagia dunia akhirat. Begitulah cara Islam menghormati wanita, menjauhkan mereka dari pekerjaan yang memberatkan mereka, menghidarkan mereka dari bahaya yang banyak mengancam mereka di luar rumah, dan menjaga kehormatan mereka dari niat jahat orang yang hidup di sekitarnya…

selengkapnya di sini
Bolehkah Wanita Bekerja?
http://www.konsultasisyariah.com/bol...anita-bekerja/

Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga (Khusus Muslimah)
=================
Hebat rasanya ketika mendengar ada seorang wanita lulusan sebuah universitas ternama telah bekerja di sebuah perusahaan bonafit dengan gaji jutaan rupiah per bulan. Belum lagi perusahaan sering menugaskan wanita tersebut terbang ke luar negri untuk menyelesaikan urusan perusahaan. Tergambar seolah kesuksesan telah dia raih. Benar seperti itukah?



Kebanyakan orang akan beranggapan demikian. Sesuatu dikatakan sukses lebih dinilai dari segi materi sehingga jika ada sesuatu yang tidak memberi nilai materi akan dianggap remeh. Cara pandang yang demikian membuat banyak dari wanita muslimah bergeser dari fitrohnya. Berpandangan bahwa sekarang sudah saatnya wanita tidak hanya tinggal di rumah menjadi ibu, tapi sekarang saatnya wanita ‘menunjukkan eksistensi diri’ di luar. Menggambarkan seolah-olah tinggal di rumah menjadi seorang ibu adalah hal yang rendah.

selengkapnya di sini (paling bawah)
http://www.kaskus.co.id/show_post/54...91d8b456c/60/-
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 19 suara
Menurut anda apakah isi artikel ini sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan?
Ya
68%
Tidak
32%
Diubah oleh boyfajar 24-12-2014 07:26
0
29.1K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan