- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
NU: Wajar Arteria marah lihat dana umat Islam niat ibadah malah dirampok


TS
aghilfath
NU: Wajar Arteria marah lihat dana umat Islam niat ibadah malah dirampok
Spoiler for NU: Wajar Arteria marah lihat dana umat Islam niat ibadah malah dirampok:

Quote:
Merdeka.com - Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI, Husny Mubarok Amir meminta agar makian Politisi PDIP Arteria Dahlan terhadap Kementerian Agama (Kemenag) tidak dibesar-besarkan. Ia khawatir hal itu malah mengaburkan substansi kritik Arteria terkait travel umrah dan haji abal-abal.
"Agar pihak-pihak yang harusnya bertanggungjawab tidak lepas tangan atas banyaknya jemaah yang menjadi korban travel umrah," kata Husny dalam keterangannya, Jumat (30/3).
Dia menuturkan, terlepas bahwa kritik dengan bahasa kasar itu kurang etis. Arteria pun, lanjutnya, sudah meminta maaf.
"Tetapi perlu dipahami juga bahwa itu mungkin puncak dari kemarahan. Karena sudah sering menerima keluhan jemaah. Memang wajar marah ketika melihat dana umat Islam yang niatnya untuk beribadah umrah, justru dirampok dan diselewengkan," ungkap Husny.
Sebaiknya, masih kata dia, pihak-pihak yang bertanggung jawab, melihat kemarahan Arteria Dahlan tersebut sebagai pemacu. Bahwa siapapun yang menipu umat Islam yang memiliki kehendak suci untuk Umrah harus dihukum seberat-beratnya.
"Bahkan, kalau kita melihat tangisan Ibu-ibu yang menjadi korban dan sebagian besar masyarakat biasa, maka kalau kita mau pada posisi membela mereka, kata-kata (yang kasar) saja tidak cukup," tutur Husny.
Dia juga mengatakan, jika kemudian justru ramai-ramai menghakimi Arteria Dahlan yang mengkritik ketidakberesan itu, dimana menyampaikan kemarahan atas terjadinya penipuan terhadap umat Islam, maka jamaah yang sudah jadi korban ibarat jatuh tertimpa tangga. Karena justru ketika ada anggota DPR yang membelanya, justru dihakimi dengan alasan karena menggunakan bahasa tidak etis.
"Sudah sepatutnya, kritik ini menjadi momentum untuk membongkar permasalahan, kita ambil hikmahnya untuk berbenah agar ke depan tidak ada lagi jamaah. Umat Islam, yang menjadi korban. Kasihan para jamaah yang niatnya beribadah justru ditipu," tutupnya.
"Agar pihak-pihak yang harusnya bertanggungjawab tidak lepas tangan atas banyaknya jemaah yang menjadi korban travel umrah," kata Husny dalam keterangannya, Jumat (30/3).
Dia menuturkan, terlepas bahwa kritik dengan bahasa kasar itu kurang etis. Arteria pun, lanjutnya, sudah meminta maaf.
"Tetapi perlu dipahami juga bahwa itu mungkin puncak dari kemarahan. Karena sudah sering menerima keluhan jemaah. Memang wajar marah ketika melihat dana umat Islam yang niatnya untuk beribadah umrah, justru dirampok dan diselewengkan," ungkap Husny.
Sebaiknya, masih kata dia, pihak-pihak yang bertanggung jawab, melihat kemarahan Arteria Dahlan tersebut sebagai pemacu. Bahwa siapapun yang menipu umat Islam yang memiliki kehendak suci untuk Umrah harus dihukum seberat-beratnya.
"Bahkan, kalau kita melihat tangisan Ibu-ibu yang menjadi korban dan sebagian besar masyarakat biasa, maka kalau kita mau pada posisi membela mereka, kata-kata (yang kasar) saja tidak cukup," tutur Husny.
Dia juga mengatakan, jika kemudian justru ramai-ramai menghakimi Arteria Dahlan yang mengkritik ketidakberesan itu, dimana menyampaikan kemarahan atas terjadinya penipuan terhadap umat Islam, maka jamaah yang sudah jadi korban ibarat jatuh tertimpa tangga. Karena justru ketika ada anggota DPR yang membelanya, justru dihakimi dengan alasan karena menggunakan bahasa tidak etis.
"Sudah sepatutnya, kritik ini menjadi momentum untuk membongkar permasalahan, kita ambil hikmahnya untuk berbenah agar ke depan tidak ada lagi jamaah. Umat Islam, yang menjadi korban. Kasihan para jamaah yang niatnya beribadah justru ditipu," tutupnya.
Quote:
Kritik Keras Arteria Dahlan Dinilai Wakili Kemarahan Jemaah Korban Travel Umrah
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta Husny Mubarok Amir menilai polemik umpatan keras yang disampaikan Anggota DPR Arteria Dahlan diharapkan tidak mengaburkan substansi kritik.
Ia melihat kritik yang dilontarkan Arteria pada dasarnya diperlukan agar pihak-pihak yang bertanggungjawab tidak lepas tangan atas banyaknya jemaah yang menjadi korban travel umrah.
"Jadi, terlepas bahwa kritik dengan bahasa kasar itu kurang etis, dan soal itu pun Arteria sudah minta maaf, tetapi perlu dipahami juga bahwa itu mungkin puncak dari kemarahan karena sudah sering menerima keluhan jemaah," ujar Husny dalam keterangan resminya, Jumat (30/3/2018).
Ia menganggap sudah sepatutnya Arteria emosional melihat dana jemaah yang digunakan untuk umrah justru dirampok dan diselewengkan. Husny berharap publik melihat kemarahan Arteria sebagai pemacu agar para penipu layanan jasa umrah dihukum dengan berat.
"Bahkan, kalau kita melihat tangisan Ibu-ibu yang menjadi korban dan sebagian besar masyarakat biasa, maka kalau kita mau pada posisi membela mereka, kata-kata ban***t saja tidak cukup," ujarnya.
Jika publik terlalu fokus menghakimi Arteria terkait umpatannya, maka publik bisa kehilangan konteks substansi dari kritik tersebut. Husny berharap kritik keras tersebut dijadikan momentum bagi pemerintah untuk melakukan pembenahan.
"Kita ambil hikmahnya untuk berbenah agar ke depan tidak ada lagi jamaah, umat Islam, yang menjadi korban. Kasihan para jemaah yang niatnya beribadah justru ditipu," katanya.
Arteria sebelumnya melontarkan umpatan keras kepada Kementerian Agama saat membahas kasus First Travel di rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Dalam rapat tersebut, Jaksa Agung HM Prasetyo menyinggung kasus First Travel yang sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Depok.
Arteria meminta Kejaksaan tidak hanya menginventarisasi aset First Travel, tetapi juga secara aktif melacaknya karena itu berkaitan dengan kerugian yang diderita masyarakat.
Ia mengaku pernah membahas masalah First Travel semasa ditempatkan di Komisi VIII.
"Saya satu komisi satu bulan sama (kasus First Travel) ini, Pak. Ini masalah dapil, Pak. Yang dicari jangan kayak tadi Bapak lakukan inventarisasi, pencegahannya, Pak. Ini Kementerian Agama bang**t, Pak, semuanya, Pak," kata Arteria kepada Prasetyo.
Ia mengaku telah menyampaikan kritiknya kepada Menteri Agama terkait kasus First Travel.
Menurut dia, kasus penipuan tersebut terjadi lantaran pengawasan Kementerian Agama yang lemah.
"Kok, percaya ada ibadah haji atau umrah murah, ya, terang saja ditipu. Itu yang saya katakan sakit. Negara harus hadir di sini, Pak," lanjut dia.
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta Husny Mubarok Amir menilai polemik umpatan keras yang disampaikan Anggota DPR Arteria Dahlan diharapkan tidak mengaburkan substansi kritik.
Ia melihat kritik yang dilontarkan Arteria pada dasarnya diperlukan agar pihak-pihak yang bertanggungjawab tidak lepas tangan atas banyaknya jemaah yang menjadi korban travel umrah.
"Jadi, terlepas bahwa kritik dengan bahasa kasar itu kurang etis, dan soal itu pun Arteria sudah minta maaf, tetapi perlu dipahami juga bahwa itu mungkin puncak dari kemarahan karena sudah sering menerima keluhan jemaah," ujar Husny dalam keterangan resminya, Jumat (30/3/2018).
Ia menganggap sudah sepatutnya Arteria emosional melihat dana jemaah yang digunakan untuk umrah justru dirampok dan diselewengkan. Husny berharap publik melihat kemarahan Arteria sebagai pemacu agar para penipu layanan jasa umrah dihukum dengan berat.
"Bahkan, kalau kita melihat tangisan Ibu-ibu yang menjadi korban dan sebagian besar masyarakat biasa, maka kalau kita mau pada posisi membela mereka, kata-kata ban***t saja tidak cukup," ujarnya.
Jika publik terlalu fokus menghakimi Arteria terkait umpatannya, maka publik bisa kehilangan konteks substansi dari kritik tersebut. Husny berharap kritik keras tersebut dijadikan momentum bagi pemerintah untuk melakukan pembenahan.
"Kita ambil hikmahnya untuk berbenah agar ke depan tidak ada lagi jamaah, umat Islam, yang menjadi korban. Kasihan para jemaah yang niatnya beribadah justru ditipu," katanya.
Arteria sebelumnya melontarkan umpatan keras kepada Kementerian Agama saat membahas kasus First Travel di rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Dalam rapat tersebut, Jaksa Agung HM Prasetyo menyinggung kasus First Travel yang sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Depok.
Arteria meminta Kejaksaan tidak hanya menginventarisasi aset First Travel, tetapi juga secara aktif melacaknya karena itu berkaitan dengan kerugian yang diderita masyarakat.
Ia mengaku pernah membahas masalah First Travel semasa ditempatkan di Komisi VIII.
"Saya satu komisi satu bulan sama (kasus First Travel) ini, Pak. Ini masalah dapil, Pak. Yang dicari jangan kayak tadi Bapak lakukan inventarisasi, pencegahannya, Pak. Ini Kementerian Agama bang**t, Pak, semuanya, Pak," kata Arteria kepada Prasetyo.
Ia mengaku telah menyampaikan kritiknya kepada Menteri Agama terkait kasus First Travel.
Menurut dia, kasus penipuan tersebut terjadi lantaran pengawasan Kementerian Agama yang lemah.
"Kok, percaya ada ibadah haji atau umrah murah, ya, terang saja ditipu. Itu yang saya katakan sakit. Negara harus hadir di sini, Pak," lanjut dia.
merdeka
Kejadian kan ga cuma sekali dan seringkali dimaklumi orang2 yg membisniskan agama ini walaupun kerugian baik materi maupun religi tidak sedikit, beda dengan orang yg tidak sealiran salah omong dan dianggap menghina gemparnya mengguncang dunia, dari yg minim pengetahuan sampai ahli agama keluar semua menghardiknya

Diubah oleh aghilfath 30-03-2018 05:45
0
6.1K
Kutip
96
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan