- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menakar Modal Duit Prabowo untuk Pilpres 2019


TS
shahrah018
Menakar Modal Duit Prabowo untuk Pilpres 2019
Menakar Modal Duit Prabowo untuk Pilpres 2019
Sabtu 31 Maret 2018 - 13:38

Prabowo Subianto. (Foto: AFP/Adek Berry & Jamal Ramadhan/kumparan)
[ltr]Pilpres 2019 sebentar lagi. Meski belum secara resmi mendeklarasikan diri, nama Prabowo Subianto digadang-gadang akan jadi lawan Jokowi dalam gelaran 5 tahunan tersebut.[/ltr]
Selain dukungan partai, modal finansial yang harus dimiliki untuk maju dalam Pilpres tidaklah kecil. Terbukti, pada Pilpres 2014, tercatat Prabowo menghabiskan dana sekitar Rp 166 miliar untuk bisa bertarung.
[ltr]Meski pada akhirnya, saat itu Prabowo dikalahkan oleh Jokowi. Seperti tak menyurutkan niat mantan jenderal bintang tiga itu untuk kembali bertarung pada 2019 nanti.[/ltr]
[ltr]Menurut data 2014 (laporan kekayaan di KPK saat Prabowo maju di Pilpres 2014), tercatat harta kekayaan Prabowo sebesar Rp 1. 773.591.655.650.[/ltr]
[ltr]Harta tak bergerak milik ketua umum partai Gerindra itu antara lain 4 bidang tanah senilai Rp 105.892.190.000. Ia juga memiliki 8 unit kendaraan senilai Rp 1.432.500.000. Diketahui Prabowo juga memiliki usaha peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan beberapa usaha lainnya yang bernilai Rp 12.196.000.000. [/ltr]

Prabowo Subianto (Foto: Instagram @prabowo)
[ltr]Selain itu, harta tak bergerak Prabowo juga berupa barang seni dan antik yang setara dengan Rp 3.000.500.000.[/ltr]
[ltr]Prabowo juga memiliki harta bergerak lain sebanyak 127 buah dengan total nilai Rp 1.221.727.000. Prabowo juga memiliki surat berharga dengan nilai Rp 1.526.182.000.011 dan USD 7.500.000.[/ltr]
[ltr]Harta bergeraknya juga tercatat dalam bentuk uang tunai, deposito, tabungan, giro dan setara kas lainnya yang tersimpan dalam lima rekening berbeda. Kelima rekening itu bernilai Rp 20.496.697.361 dan USD 3.134. Meski tidak besar, Prabowo juga memiliki utang, Rp 28.993.970.[/ltr]
[ltr]Jumlah total kekayaan Prabowo pada 2014 tidak jauh berbeda, jika dibandingkan dengan total kekayaan Prabowo pada 2009. Total kekayaannya pada 2009 (laporan kekayaan saat Prabowo menjadi Cawapres di 2009) sebesar Rp 1.783.566.223.359.[/ltr]
[ltr]Pada pemilu 2014, menurut data dari Indonesia Corruption Watch (ICW), pasangan Prabowo-Hatta tercatat hanya menghabiskan dana sebesar Rp 166 miliar.[/ltr]
[ltr]Jika ditarik lagi, pada 2009, saat Prabowo berduet dengan Megawati dalam Pilpres 2009, ia menghabiskan dana kampanye sekitar Rp 257 miliar.[/ltr]
[ltr]Beberapa pihak menyebut kekuatan logistik dan finansial Prabowo tidak cukup kuat untuk maju sebagai capres 2019. Hal ini dibenarkan oleh Waketum Gerindra, Desmond Junaidi.[/ltr]
[ltr]"Kalau kenyataan begitu mau apa," ujar Desmond kepada wartawan, Kamis (29/3).[/ltr]
[ltr]Menurutnya, menjadi presiden adalah suratan takdir yang ditetapkan oleh Tuhan. Maka ia menyebut, pihaknya tak ingin mendahului kehendak Tuhan. Ia tetap optimis, Prabowo bisa mengalahkan Jokowi di Pilpres nanti, meski tidak memiliki dukungan logisitik dan finansial sebanyak Jokowi.[/ltr]
https://kumparan.com/@kumparannews/menakar-modal-duit-prabowo-untuk-pilpres-2019
Pilih Jadi Cawapres, Cak Imin: Capres Butuh Rp4,5 Triliun
Kamis, 22 Maret 2018 17:26 WITA

RAKYATKU.COM - Ketua Umum DPP PKB, Muhaimn Iskandar mengungkap alasannya memilih menjadi cawapres ketimbang jadi capres. Salah satu faktor yang jadi pertimbangan adalah besarnya ongkos untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini belakangan digadang-gadang sebagai calon Wakil Presiden Jokowi di periode mendatang.
“Kemarin saya ketemu partai-partai pengusung pilpres, kira-kira satu capres butuh Rp4,5 triliun, padahal saya cuma punya Rp100 juta. Nah, karena itu akhirnya berdasarkan fakta-fakta pertimbangan itu dicari jalan kompromi. Yang pertama saya juga harus punya sopan santun dengan Pak Jokowi yang sedang berkuasa sehingga harus dilakukan penyesuaian keadaan. Maka komprominya saya setuju tapi Wakil Presiden dahulu," kata Cak Imin di Pondok Pesantren Almanar Azhari, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/3/2018).
Dikutip dari Viva, Cak Imin juga bercerita, beberapa waktu lalu ada ahli menyatakan soal pentingnya survei dan menarik perhatian publik.
“Nah orang NU ini suruh aneh ya susah, akting berat apalagi orang Jombang wes opo ono e gitu aja. Padahal untuk beranjak ke level survei harus menggunakan taktik akting yang memadai. Saya tidak usah cerita akting itu apa, nanti ada yang tersinggung. Tapi kira-kira wali pun kelasnya tidak akan bisa nyapres karena tidak masuk radar survei,” kata dia.
Dia mengatakan bahwa dalam tiga bulan ini, tingkat elektabilitasnya terus naik.
Cak Imin melanjutkan, ada fenomena baru bahwa warga NU kaum nahdliyin ibarat orang-orang yang ingin ada harapan baru. Dia menyebut istilah silent hope.
“Pas saya cek di YouTube ternyata silent hope itu lagu rock yang ceritanya kira-kira harapan diam yang bisa marah dan memberontak apabila tidak tersalurkan dengan baik," katanya.
Dia mengklaim, dari 20 nama yang masuk bursa pendamping Jokowi versi PDIP, namanya yang menempati urutan tertinggi.
“Kita terus menggalang komunikasi dengan pimpinan partai. Tentu peta hari ini baru satu orang yang mencalonkan diri, baru Pak Jokowi. Pak Prabowo sampai hari ini belum kita dengar. Yang lain juga belum kita dengar," ujarnya.
http://news.rakyatku.com/read/93347/2018/03/22/pilih-jadi-cawapres-cak-imin-capres-butuh-rp4-5-triliun
Perebutan Kursi Presiden 2014
Ongkos Calon Presiden Sampai Rp 7 Triliun?
Kamis 28 November 2013, 12:30 WIB
Jakarta - Pemilihan presiden dan wakil presiden baru akan digelar pada bulan Juli 2014 mendatang. Masa kampanye pun belum dimulai. Namun sejumlah tokoh yang akan mencalonkan sudah menyiapkan diri. Mulai dari memasang iklan di media televisi, rajin 'blusukan', sampai pasang spanduk di sejumlah tempat strategis.
Berapa ongkos minimal yang harus dikeluarkan oleh seorang kandidat RI 1 (di Pilpres 2014) lalu?
Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia Toto Izul Fatah mengatakan, seorang calon presiden harus menyediakan dana di atas Rp 1 triliun untuk bersaing dalam pesta demokrasi lima tahunan itu.
“Kalau dengan bekal Rp 1 triliun untuk capres rasanya keteter juga, sebab dia misalnya harus membayar partai, bayar saksi, tim sukses dan mungkin juga alokasi untuk tim professional seperti konsultan,” kata Toto saat berbincang dengan detikcom di bilangan Senayan, Rabu (27\/11) kemarin.
Menurut Toto, dalam sebuah program yang terukur, pos–pos pengeluaran seorang calon antara lain sosialisasi media untuk pengenalan calon. Hal ini meliputi door to door campaign, pesan pendek (SMS) blast, serta media ruang publik, seperti baliho, iklan, juga spanduk.
Biaya sosialisasi terbesar yakni pada media koran dan televisi yang bisa menjangkau daerah yang lebih luas. “Hitungan (biaya) sudah sangat terang benderang, misalnya satu baliho, spanduk itu berapa, tinggal hitung sajalah. Dibanding Pilkada dan Pileg, tentu untuk pemilihan presiden lebih banyak lagi sebab idealnya capres harus mamanfaatkan media televisi selain koran, karena itu perlu biaya untuk pasang iklan,” kata Toto.
Pada tahap pertama yakni untuk pengenalan calon bisa mencapai Rp 200 – Rp 500 miliar. Nilai tersebut belum mencakup keperluan untuk membuat seorang calon disukai calon pemilih.
Untuk mendongkrak elektabilitas di tahap ini, juga harus dibuat berbagai kemasan program alias pencitraan seorang calon. “Bohong besar kalau capres tidak ada pencitraan,” kata Toto.
Di luar itu, masih ada tahap membangun kesan bahwa seorang calon mempunya kapasitas dan kualitas, yang juga menelan biaya. Tahap berikutnya adalah upaya upgrading dan downgrading, yakni mengangkat citra calon dengan cara menjatuhkan competitor yang oleh sering diterjemahkan kampanye hitam atau kampanye negatif.
Menurut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI ini, pos pengeluaran terbesar seorang calon adalah sosialisasi lewat media televisi, serta penggalangan opini publik dengan menggunakan media lain. Selain itu, ada pengeluaran lain yang tidak bisa dihindari yakni membayar saksi pengawal suara, dengan asumsi Rp 50 ribu – Rp 100 ribu per saksi.
Dalam kondisi normal, pos pengeluaran seorang calon meliputi empat tahapan tersebut. Namun, apabila seorang calon presiden tergoda melakukan money politic<\/em>, menurut Toto wajar saja jika ongkos seorang kandidat bisa menyentuh angka Rp 7 triliun.
Sebelumnya, seorang pengamat ekonomi politik seperti dikutip situs Forbes 20 November lalu memprediksi, bahwa setiap calon presiden di Indonesia minimal harus menyiapkan US$ 600 juta atau sekitar Rp 7 triliun.
Asumsinya, seorang calon presiden minimal harus mempeeroleh 70 juta suara untuk terpilih. Jika biaya yang diperlukan satu orang pemilih Rp 100 ribu, maka total yang harus dikeluarkan pasangan calon Rp 7 triliun. Biaya itu tak hanya diberikan dalam bentuk uang tapi juga sembako, sarung, kerudung.
“Di Pilpres, bisa saja ada money politic<\/em> secara diam-diam, kalau ada ongkos misalnya untuk gerakan siluman alias money politic<\/em>, ya bisa saja (mencapai Rp 7 triliun),” ujar Toto.
Terpisah, Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari mengatakan hal senada. menurutnya dana politik yang dihabiskan seorang calon presiden tidak sampai Rp 7 triliun. “Saya rasa tidak sampai sebesar itu, dasarnya hitungannya dari mana?,” ujar Qodari ketika dihubungi detikcom, Rabu (27\/11).
Lebih lanjut Qodari mengatakan total biaya yang dikeluarkan seorang calon dalam pemilihan presiden tidak mudah dihitung karena tidak dikeluarkan oleh satu pihak saja. Selain dari kantong pribadi calon tersebut, biaya politik juga sering dikeluarkan dari dari kantong para pendukungnya.
“Yang paling tahu nilai yang dikeluarkan oleh calon presiden adalah calon itu sendiri, kita tidak ada melakukan penghitungan total,” kata Qodari.
https://news.detik.com/berita/d-2426219/-ongkos-calon-presiden-sampai-rp-7-triliun-
Demi Prabowo, Hasyim Siapkan Rp 100 Triliun
Kamis, 8 Maret 2012 17:31 WIB

Prabowo Subianto. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Yogyakarta - Hasyim Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo Subianto, menyokong penuh pencalonan sang kakak untuk maju sebagai calon presiden pada pemilu 2014 mendatang. Hasyim menyatakan menyiapkan dana dalam jumlah tak terbatas.
"Saya akan dukung dana banyak dan cukup untuk menang," ujar Hasyim menjawab pertanyaan Tempo saat berkunjung ke Museum Diponegoro di Jalan HOS Cokroaminoto, Yogyakarta. Hasyim berada di Yogyakarta menghadiri peluncuran buku Peter Carey Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785-1855.

Prabowo disebut-sebut mencalonkan kembali sebagai presiden; Pada pemilu 2009, bekas Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat itu pernah maju sebagai wakil presiden berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri. Ia diusung Partai Gerindra, sedangkan Megawati disokong penuh PDI Perjuangan.
Ketika Tempo menyebutkan angka Rp 9 triliun untuk dana pemenangan pencalonan Prabowo, Hasyim tertawa lebar. Dengan nada bercanda ia menyebutkan dana pemenangan Prabowo bisa lebih dari Rp 9 triliun. "Kalau Tuhan kucurkan Rp 100 triliun, ya Rp 100 triliun. Pokoknya banyak dan cukup untuk menang," kata Hasyim.
Ia menambahkan, Prabowo secara pribadi telah menyatakan maju dalam pemilu 2014. Hanya, hingga saat ini Prabowo belum mengemukakannya ke publik. "Prabowo akan menyatakan pada waktu yang tepat soal pencalonan itu. Pasti, sudah pasti," ujar pengusaha dan kolektor batang antik tersebut.
Bentuk kesungguhannya mendukung pencalonan sang kakak, Hasyim mengaku telah melibatkan diri dalam kegiatan Partai Gerindra. Ia antara lain membantu menata administrasi partai, mengikuti berbagai kepanitiaan, dan aktif dalam rapat-rapat komisi di partai. "Saya sangat mendukung," kata Hasyim.
https://nasional.tempo.co/read/388933/demi-prabowo-hasyim-siapkan-rp-100-triliun
----------------------------

Source: https://bolasalju.com/artikel/inflas...esia-10-tahun/
---------------------------------------
Bila biaya paling sedikit yang dikeluarkan oleh seorang calon Presiden RI tahun 2014 lalu saja sudah mencapai Rp 7 triliun perorang ... dengan assumsi inflasi rata-rata 5,5% pertahun sejak 2008-2017, maka dengan sistem bunga flat saja bisa diperhitungkan berapa kira-kira duit yang dibutuhkan oleh seorang calon Presiden RI di Pilpres 2019 nanti. Hitungan kasarnya sekitar Rp 9 triliun perorang. Tapi kalau memperhatikan pengakuan Hasyim (adik Prabowo) yang menyebut angka 100 triliun pada masa itu (2014), tentu lebih wahhh lagilah angkanya!



Sabtu 31 Maret 2018 - 13:38

Prabowo Subianto. (Foto: AFP/Adek Berry & Jamal Ramadhan/kumparan)
[ltr]Pilpres 2019 sebentar lagi. Meski belum secara resmi mendeklarasikan diri, nama Prabowo Subianto digadang-gadang akan jadi lawan Jokowi dalam gelaran 5 tahunan tersebut.[/ltr]
Selain dukungan partai, modal finansial yang harus dimiliki untuk maju dalam Pilpres tidaklah kecil. Terbukti, pada Pilpres 2014, tercatat Prabowo menghabiskan dana sekitar Rp 166 miliar untuk bisa bertarung.
[ltr]Meski pada akhirnya, saat itu Prabowo dikalahkan oleh Jokowi. Seperti tak menyurutkan niat mantan jenderal bintang tiga itu untuk kembali bertarung pada 2019 nanti.[/ltr]
[ltr]Menurut data 2014 (laporan kekayaan di KPK saat Prabowo maju di Pilpres 2014), tercatat harta kekayaan Prabowo sebesar Rp 1. 773.591.655.650.[/ltr]
[ltr]Harta tak bergerak milik ketua umum partai Gerindra itu antara lain 4 bidang tanah senilai Rp 105.892.190.000. Ia juga memiliki 8 unit kendaraan senilai Rp 1.432.500.000. Diketahui Prabowo juga memiliki usaha peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan beberapa usaha lainnya yang bernilai Rp 12.196.000.000. [/ltr]

Prabowo Subianto (Foto: Instagram @prabowo)
[ltr]Selain itu, harta tak bergerak Prabowo juga berupa barang seni dan antik yang setara dengan Rp 3.000.500.000.[/ltr]
[ltr]Prabowo juga memiliki harta bergerak lain sebanyak 127 buah dengan total nilai Rp 1.221.727.000. Prabowo juga memiliki surat berharga dengan nilai Rp 1.526.182.000.011 dan USD 7.500.000.[/ltr]
[ltr]Harta bergeraknya juga tercatat dalam bentuk uang tunai, deposito, tabungan, giro dan setara kas lainnya yang tersimpan dalam lima rekening berbeda. Kelima rekening itu bernilai Rp 20.496.697.361 dan USD 3.134. Meski tidak besar, Prabowo juga memiliki utang, Rp 28.993.970.[/ltr]
[ltr]Jumlah total kekayaan Prabowo pada 2014 tidak jauh berbeda, jika dibandingkan dengan total kekayaan Prabowo pada 2009. Total kekayaannya pada 2009 (laporan kekayaan saat Prabowo menjadi Cawapres di 2009) sebesar Rp 1.783.566.223.359.[/ltr]
[ltr]Pada pemilu 2014, menurut data dari Indonesia Corruption Watch (ICW), pasangan Prabowo-Hatta tercatat hanya menghabiskan dana sebesar Rp 166 miliar.[/ltr]
[ltr]Jika ditarik lagi, pada 2009, saat Prabowo berduet dengan Megawati dalam Pilpres 2009, ia menghabiskan dana kampanye sekitar Rp 257 miliar.[/ltr]
[ltr]Beberapa pihak menyebut kekuatan logistik dan finansial Prabowo tidak cukup kuat untuk maju sebagai capres 2019. Hal ini dibenarkan oleh Waketum Gerindra, Desmond Junaidi.[/ltr]
[ltr]"Kalau kenyataan begitu mau apa," ujar Desmond kepada wartawan, Kamis (29/3).[/ltr]
[ltr]Menurutnya, menjadi presiden adalah suratan takdir yang ditetapkan oleh Tuhan. Maka ia menyebut, pihaknya tak ingin mendahului kehendak Tuhan. Ia tetap optimis, Prabowo bisa mengalahkan Jokowi di Pilpres nanti, meski tidak memiliki dukungan logisitik dan finansial sebanyak Jokowi.[/ltr]
https://kumparan.com/@kumparannews/menakar-modal-duit-prabowo-untuk-pilpres-2019
Pilih Jadi Cawapres, Cak Imin: Capres Butuh Rp4,5 Triliun
Kamis, 22 Maret 2018 17:26 WITA

RAKYATKU.COM - Ketua Umum DPP PKB, Muhaimn Iskandar mengungkap alasannya memilih menjadi cawapres ketimbang jadi capres. Salah satu faktor yang jadi pertimbangan adalah besarnya ongkos untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini belakangan digadang-gadang sebagai calon Wakil Presiden Jokowi di periode mendatang.
“Kemarin saya ketemu partai-partai pengusung pilpres, kira-kira satu capres butuh Rp4,5 triliun, padahal saya cuma punya Rp100 juta. Nah, karena itu akhirnya berdasarkan fakta-fakta pertimbangan itu dicari jalan kompromi. Yang pertama saya juga harus punya sopan santun dengan Pak Jokowi yang sedang berkuasa sehingga harus dilakukan penyesuaian keadaan. Maka komprominya saya setuju tapi Wakil Presiden dahulu," kata Cak Imin di Pondok Pesantren Almanar Azhari, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/3/2018).
Dikutip dari Viva, Cak Imin juga bercerita, beberapa waktu lalu ada ahli menyatakan soal pentingnya survei dan menarik perhatian publik.
“Nah orang NU ini suruh aneh ya susah, akting berat apalagi orang Jombang wes opo ono e gitu aja. Padahal untuk beranjak ke level survei harus menggunakan taktik akting yang memadai. Saya tidak usah cerita akting itu apa, nanti ada yang tersinggung. Tapi kira-kira wali pun kelasnya tidak akan bisa nyapres karena tidak masuk radar survei,” kata dia.
Dia mengatakan bahwa dalam tiga bulan ini, tingkat elektabilitasnya terus naik.
Cak Imin melanjutkan, ada fenomena baru bahwa warga NU kaum nahdliyin ibarat orang-orang yang ingin ada harapan baru. Dia menyebut istilah silent hope.
“Pas saya cek di YouTube ternyata silent hope itu lagu rock yang ceritanya kira-kira harapan diam yang bisa marah dan memberontak apabila tidak tersalurkan dengan baik," katanya.
Dia mengklaim, dari 20 nama yang masuk bursa pendamping Jokowi versi PDIP, namanya yang menempati urutan tertinggi.
“Kita terus menggalang komunikasi dengan pimpinan partai. Tentu peta hari ini baru satu orang yang mencalonkan diri, baru Pak Jokowi. Pak Prabowo sampai hari ini belum kita dengar. Yang lain juga belum kita dengar," ujarnya.
http://news.rakyatku.com/read/93347/2018/03/22/pilih-jadi-cawapres-cak-imin-capres-butuh-rp4-5-triliun
Perebutan Kursi Presiden 2014
Ongkos Calon Presiden Sampai Rp 7 Triliun?
Kamis 28 November 2013, 12:30 WIB
Jakarta - Pemilihan presiden dan wakil presiden baru akan digelar pada bulan Juli 2014 mendatang. Masa kampanye pun belum dimulai. Namun sejumlah tokoh yang akan mencalonkan sudah menyiapkan diri. Mulai dari memasang iklan di media televisi, rajin 'blusukan', sampai pasang spanduk di sejumlah tempat strategis.
Berapa ongkos minimal yang harus dikeluarkan oleh seorang kandidat RI 1 (di Pilpres 2014) lalu?
Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia Toto Izul Fatah mengatakan, seorang calon presiden harus menyediakan dana di atas Rp 1 triliun untuk bersaing dalam pesta demokrasi lima tahunan itu.
“Kalau dengan bekal Rp 1 triliun untuk capres rasanya keteter juga, sebab dia misalnya harus membayar partai, bayar saksi, tim sukses dan mungkin juga alokasi untuk tim professional seperti konsultan,” kata Toto saat berbincang dengan detikcom di bilangan Senayan, Rabu (27\/11) kemarin.
Menurut Toto, dalam sebuah program yang terukur, pos–pos pengeluaran seorang calon antara lain sosialisasi media untuk pengenalan calon. Hal ini meliputi door to door campaign, pesan pendek (SMS) blast, serta media ruang publik, seperti baliho, iklan, juga spanduk.
Biaya sosialisasi terbesar yakni pada media koran dan televisi yang bisa menjangkau daerah yang lebih luas. “Hitungan (biaya) sudah sangat terang benderang, misalnya satu baliho, spanduk itu berapa, tinggal hitung sajalah. Dibanding Pilkada dan Pileg, tentu untuk pemilihan presiden lebih banyak lagi sebab idealnya capres harus mamanfaatkan media televisi selain koran, karena itu perlu biaya untuk pasang iklan,” kata Toto.
Pada tahap pertama yakni untuk pengenalan calon bisa mencapai Rp 200 – Rp 500 miliar. Nilai tersebut belum mencakup keperluan untuk membuat seorang calon disukai calon pemilih.
Untuk mendongkrak elektabilitas di tahap ini, juga harus dibuat berbagai kemasan program alias pencitraan seorang calon. “Bohong besar kalau capres tidak ada pencitraan,” kata Toto.
Di luar itu, masih ada tahap membangun kesan bahwa seorang calon mempunya kapasitas dan kualitas, yang juga menelan biaya. Tahap berikutnya adalah upaya upgrading dan downgrading, yakni mengangkat citra calon dengan cara menjatuhkan competitor yang oleh sering diterjemahkan kampanye hitam atau kampanye negatif.
Menurut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI ini, pos pengeluaran terbesar seorang calon adalah sosialisasi lewat media televisi, serta penggalangan opini publik dengan menggunakan media lain. Selain itu, ada pengeluaran lain yang tidak bisa dihindari yakni membayar saksi pengawal suara, dengan asumsi Rp 50 ribu – Rp 100 ribu per saksi.
Dalam kondisi normal, pos pengeluaran seorang calon meliputi empat tahapan tersebut. Namun, apabila seorang calon presiden tergoda melakukan money politic<\/em>, menurut Toto wajar saja jika ongkos seorang kandidat bisa menyentuh angka Rp 7 triliun.
Sebelumnya, seorang pengamat ekonomi politik seperti dikutip situs Forbes 20 November lalu memprediksi, bahwa setiap calon presiden di Indonesia minimal harus menyiapkan US$ 600 juta atau sekitar Rp 7 triliun.
Asumsinya, seorang calon presiden minimal harus mempeeroleh 70 juta suara untuk terpilih. Jika biaya yang diperlukan satu orang pemilih Rp 100 ribu, maka total yang harus dikeluarkan pasangan calon Rp 7 triliun. Biaya itu tak hanya diberikan dalam bentuk uang tapi juga sembako, sarung, kerudung.
“Di Pilpres, bisa saja ada money politic<\/em> secara diam-diam, kalau ada ongkos misalnya untuk gerakan siluman alias money politic<\/em>, ya bisa saja (mencapai Rp 7 triliun),” ujar Toto.
Terpisah, Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari mengatakan hal senada. menurutnya dana politik yang dihabiskan seorang calon presiden tidak sampai Rp 7 triliun. “Saya rasa tidak sampai sebesar itu, dasarnya hitungannya dari mana?,” ujar Qodari ketika dihubungi detikcom, Rabu (27\/11).
Lebih lanjut Qodari mengatakan total biaya yang dikeluarkan seorang calon dalam pemilihan presiden tidak mudah dihitung karena tidak dikeluarkan oleh satu pihak saja. Selain dari kantong pribadi calon tersebut, biaya politik juga sering dikeluarkan dari dari kantong para pendukungnya.
“Yang paling tahu nilai yang dikeluarkan oleh calon presiden adalah calon itu sendiri, kita tidak ada melakukan penghitungan total,” kata Qodari.
https://news.detik.com/berita/d-2426219/-ongkos-calon-presiden-sampai-rp-7-triliun-
Demi Prabowo, Hasyim Siapkan Rp 100 Triliun
Kamis, 8 Maret 2012 17:31 WIB

Prabowo Subianto. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Yogyakarta - Hasyim Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo Subianto, menyokong penuh pencalonan sang kakak untuk maju sebagai calon presiden pada pemilu 2014 mendatang. Hasyim menyatakan menyiapkan dana dalam jumlah tak terbatas.
"Saya akan dukung dana banyak dan cukup untuk menang," ujar Hasyim menjawab pertanyaan Tempo saat berkunjung ke Museum Diponegoro di Jalan HOS Cokroaminoto, Yogyakarta. Hasyim berada di Yogyakarta menghadiri peluncuran buku Peter Carey Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785-1855.

Prabowo disebut-sebut mencalonkan kembali sebagai presiden; Pada pemilu 2009, bekas Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat itu pernah maju sebagai wakil presiden berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri. Ia diusung Partai Gerindra, sedangkan Megawati disokong penuh PDI Perjuangan.
Ketika Tempo menyebutkan angka Rp 9 triliun untuk dana pemenangan pencalonan Prabowo, Hasyim tertawa lebar. Dengan nada bercanda ia menyebutkan dana pemenangan Prabowo bisa lebih dari Rp 9 triliun. "Kalau Tuhan kucurkan Rp 100 triliun, ya Rp 100 triliun. Pokoknya banyak dan cukup untuk menang," kata Hasyim.
Ia menambahkan, Prabowo secara pribadi telah menyatakan maju dalam pemilu 2014. Hanya, hingga saat ini Prabowo belum mengemukakannya ke publik. "Prabowo akan menyatakan pada waktu yang tepat soal pencalonan itu. Pasti, sudah pasti," ujar pengusaha dan kolektor batang antik tersebut.
Bentuk kesungguhannya mendukung pencalonan sang kakak, Hasyim mengaku telah melibatkan diri dalam kegiatan Partai Gerindra. Ia antara lain membantu menata administrasi partai, mengikuti berbagai kepanitiaan, dan aktif dalam rapat-rapat komisi di partai. "Saya sangat mendukung," kata Hasyim.
https://nasional.tempo.co/read/388933/demi-prabowo-hasyim-siapkan-rp-100-triliun
----------------------------

Source: https://bolasalju.com/artikel/inflas...esia-10-tahun/
---------------------------------------
Bila biaya paling sedikit yang dikeluarkan oleh seorang calon Presiden RI tahun 2014 lalu saja sudah mencapai Rp 7 triliun perorang ... dengan assumsi inflasi rata-rata 5,5% pertahun sejak 2008-2017, maka dengan sistem bunga flat saja bisa diperhitungkan berapa kira-kira duit yang dibutuhkan oleh seorang calon Presiden RI di Pilpres 2019 nanti. Hitungan kasarnya sekitar Rp 9 triliun perorang. Tapi kalau memperhatikan pengakuan Hasyim (adik Prabowo) yang menyebut angka 100 triliun pada masa itu (2014), tentu lebih wahhh lagilah angkanya!





tien212700 memberi reputasi
1
4.6K
35


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan