Pembaca mungkin sudah tahu atau bahkan sudah menonton film unik ini yang ditayangkan mulai tanggal 22 Februari 2018 kemarin di bioskop. Starvision Plus kembali menghadirkan film komedi drama berjudul Yowis Ben yang disusun dan disutradari langsung oleh Bayu Eko Moektito atau yang lebih dikenal dengan sapaan Bayu Skak. Bayu Skak ialah youtuber asal Kota Malang yang memulai karir dalam beryoutube mulai tahun 2010 yang tercatat memiliki 1,5 jutaan subscriber hingga saat artikel ini ditulis.

Sebelum dan setelah film ini ditayangkan, film yang 99% menggunakan Bahasa Jawa ini dibanjiri dengan ledekan dan cemoohan netijen di Internet. Lebih dari itu netijen bukan hanya membuli film Yowis Ben, mereka bahkan menghina suku Jawa. Alasan mereka membuli bermacam-macam. Mulai dari “Siapa yang mau nonton film Yowis Ben, paling yang nonton kaum TKI/ pembantu!”, “Mana rasa nasionalismemu, kok Bayu malah bikin film pake Bahasa Jawa?” Selain 2 contoh di atas, masih banyak contoh-contoh kasus seperti ini?

Menurut pandangan pribadi TS, TS sangat mendukung film-film yang menggunakan bahasa daerah. Entah itu Bahasa Sunda, Bahasa Madura, Bahasa Papua, itulah cara mereka berkarya menunjukkan rasa cintanya terhadap Indonesia. Indonesia ini beragam! Bahasa daerah yang digunakan juga banyak jumlahnya. Bahkan bahasa yang digunakan dalam 1 pulau saja bisa mencapai ratusan.

Dalam kasus ini, bukannya Bayu Skak membuat film Yowis Ben dengan bahasa Jawa dengan tujuan ingin memecah belah Bangsa, tapi sebaliknya! Bayu ingin mengajak Indonesia mengenal siapa dirinya sendiri. Mengenal kebiasaan-kebiasaan dan guyonan dari suku lain yang tentu saja akan memperkaya diri kita sendiri. Apakah tidak elok bila kita saling menghargai dan mendukung antar golongan dengan karya dari kebudayaannya, dengan kekhas-sannya sendiri? Indonesia terlalu kaya! Tidak ada suku yang jauh lebih unggul, suku yang menganggap golongannya lebih mentereng dan modern. Kita harus ingat jati diri kita sebagai Bangsa yang besar, Bangsa Indonesia, tidak perlu menjadi orang lain yang bukan dari asal usulmu. Berbahagialah karena lahir di bumi kita berdiri sekarang. Bangsa indonesia, berbeda-beda tapi tetap satu!

Setelah beberapa minggu berlalu, olok-olok dan hinaan pun mulai pudar. Semoga “mereka” sadar, perbuatan merekalah yang malah menghancurkan nasionalisme Bangsa. Hal yang membanggakan mulai terdengar. Film Yowis Ben menembus angka 900.477 penonton yang menempatkan film ini ke dalam posisi ke 3 setelah Dilan dan Eiffel... I’m in Love 2. (Data diambil dari filmindonesia.or.idpada tanggal 24 Maret 2018). IMDB juga merilis, Yowis Ben memiliki rating yang bagus yaitu sebesar 9.7 dari 10 poin dari kurang lebih 2300 partisipan. (Data diambil dari imdb.com pada tanggal 24 Maret 2018)