- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Satelit Cina, Tiangong-1, Jatuh ke Bumi Akhir Pekan Ini (1 April 2018)


TS
syaeful.a
Satelit Cina, Tiangong-1, Jatuh ke Bumi Akhir Pekan Ini (1 April 2018)
Satelit Cina, Tiangong-1, Jatuh ke Bumi Akhir Pekan Ini
REPORTER: AMRI MAHBUB
EDITOR: AMRI MAHBUB

JUMAT, 30 MARET 2018 13:10 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperkirakan satelit Cina,Tiangong-1, akan jatuh ke bumi pada, Ahad, 1 April 2018. Waktunya sekitar pukul 07.52 WIB, namun masih ada selisih waktu sekitar 15 jam lebih cepat atau lebih lambat.
"Tidak ada lembaga antariksa di dunia yang bisa memprediksi dengan tepat lokasi jatuh hingga beberapa jam menjelang jatuhnya," kata peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN, Tiar Dani, Kamis, 29 Maret 2018.
Pada beberapa kasus, ujar dia, lokasi jatuh yang paling dekat baru bisa diketahui dalam hitungan jam hingga beberapa menit setelah sampah antariksa mengalami re- entry atau melewati ketinggian kurang dari 120 kilometer. "Saat ini Tiangong ada di ketinggian 180-an kilometer," kata Tiar. Kecepatan satelit di orbit rendah sekitar 8 kilometer per detik. Adapun Tiangong-1 berbobot sekitar 8,5 ton ketika diluncurkan.
Baca juga: Tiangong-1, Satelit Cina, Berpotensi Jatuh di Kawasan Indonesia
Tiar membantah isu lokasi jatuhnya wahana antariksa itu berada di Jawa Barat. Lokasi jatuhnya terentang luas antara garis 43 Lintang Utara hingga 43 Lintang Selatan. Berdasarkan garis lintasannya, Tiangong-1 diperkirakan akan jatuh di Samudera Pasifik. Namun begitu, kesimpulan sementara Lapan sampai hari ini, Indonesia belum aman dari kejatuhan Tiangong-1.
Misi utama stasiun ruang angkasa yang dibuat dan diluncurkan oleh Tiongkok ini adalah untuk pengujian dan penguasaan teknologi luar angkasa. Salah satu bagian dari roket Long March 2F yang meluncurkan Shenzhou 10 yakni CZ-2F R/B jatuh pada 22 Juni 2013 di samudera. LAPAN ikut memantau jatuhnya.
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh pemerintah Cina kepada PBB pada Desember 2017, Tiangong-1 menggunakan methylhydrazine dan dinitrogen tetroxide untuk bahan bakarnya. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis, sisa bahan bakar dalam jumlah yang tidak banyak lagi akan terbakar dan musnah bersama dengan bagian-bagian stasiun dalam proses re-entry.
Baca juga: Sebentar Lagi Tiangong-1 Akan Mulai Perlihatkan Bola Api
Kendati kemungkinan kecil ada bagian stasiun yang masih tersisa dan sampai ke permukaan bumi, masyarakat perlu tetap waspada. Jika warga menduga telah menemukan bagian tersebut, Lapan meminta agar menghubungi kepolisian terdekat atau ke Lapan.
Tiangong-1 dilaporkan oleh otoritas antariksa Cina telah mengalami kerusakan dan tidak dapat dikontrol lagi sejak 16 Maret 2016. Tiangong-1 yang juga merupakan stasiun luar angkasa pertama milik Cina, dalam masa operasionalnya telah memberikan kontribusi penelitian antariksa bagi Cina sejak pertama kali diluncurkan pada 30 September 2011 dari Jiuquan Satellite Launch Center, Cina.
Sumber : Tempo.co.id
REPORTER: AMRI MAHBUB
EDITOR: AMRI MAHBUB

JUMAT, 30 MARET 2018 13:10 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperkirakan satelit Cina,Tiangong-1, akan jatuh ke bumi pada, Ahad, 1 April 2018. Waktunya sekitar pukul 07.52 WIB, namun masih ada selisih waktu sekitar 15 jam lebih cepat atau lebih lambat.
"Tidak ada lembaga antariksa di dunia yang bisa memprediksi dengan tepat lokasi jatuh hingga beberapa jam menjelang jatuhnya," kata peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN, Tiar Dani, Kamis, 29 Maret 2018.
Pada beberapa kasus, ujar dia, lokasi jatuh yang paling dekat baru bisa diketahui dalam hitungan jam hingga beberapa menit setelah sampah antariksa mengalami re- entry atau melewati ketinggian kurang dari 120 kilometer. "Saat ini Tiangong ada di ketinggian 180-an kilometer," kata Tiar. Kecepatan satelit di orbit rendah sekitar 8 kilometer per detik. Adapun Tiangong-1 berbobot sekitar 8,5 ton ketika diluncurkan.
Baca juga: Tiangong-1, Satelit Cina, Berpotensi Jatuh di Kawasan Indonesia
Tiar membantah isu lokasi jatuhnya wahana antariksa itu berada di Jawa Barat. Lokasi jatuhnya terentang luas antara garis 43 Lintang Utara hingga 43 Lintang Selatan. Berdasarkan garis lintasannya, Tiangong-1 diperkirakan akan jatuh di Samudera Pasifik. Namun begitu, kesimpulan sementara Lapan sampai hari ini, Indonesia belum aman dari kejatuhan Tiangong-1.
Misi utama stasiun ruang angkasa yang dibuat dan diluncurkan oleh Tiongkok ini adalah untuk pengujian dan penguasaan teknologi luar angkasa. Salah satu bagian dari roket Long March 2F yang meluncurkan Shenzhou 10 yakni CZ-2F R/B jatuh pada 22 Juni 2013 di samudera. LAPAN ikut memantau jatuhnya.
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh pemerintah Cina kepada PBB pada Desember 2017, Tiangong-1 menggunakan methylhydrazine dan dinitrogen tetroxide untuk bahan bakarnya. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis, sisa bahan bakar dalam jumlah yang tidak banyak lagi akan terbakar dan musnah bersama dengan bagian-bagian stasiun dalam proses re-entry.
Baca juga: Sebentar Lagi Tiangong-1 Akan Mulai Perlihatkan Bola Api
Kendati kemungkinan kecil ada bagian stasiun yang masih tersisa dan sampai ke permukaan bumi, masyarakat perlu tetap waspada. Jika warga menduga telah menemukan bagian tersebut, Lapan meminta agar menghubungi kepolisian terdekat atau ke Lapan.
Tiangong-1 dilaporkan oleh otoritas antariksa Cina telah mengalami kerusakan dan tidak dapat dikontrol lagi sejak 16 Maret 2016. Tiangong-1 yang juga merupakan stasiun luar angkasa pertama milik Cina, dalam masa operasionalnya telah memberikan kontribusi penelitian antariksa bagi Cina sejak pertama kali diluncurkan pada 30 September 2011 dari Jiuquan Satellite Launch Center, Cina.
Sumber : Tempo.co.id
0
2.6K
25


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan