Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wancokoAvatar border
TS
wancoko
Nyoto, Suap Buat Katrol Nilai Polisi Diberangus
Suap, gratifikasi dan sogok mungkin semua sudah memahami artinya. Namun, bagaimana dengan  ”nyoto”, ini bukan makan soto ya. Tapi, arti istilah ini kemungkinan besar hanya diketahui oleh alumni atau mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), anggota Polri berpangkat AKP yang setelah lulus bergelar Sarjana Ilmu Kepolisian. Nyoto itu lebih spesifik, yakni menyuap untuk mengkatrol nilai di STIK.

Budaya nyoto ini berangsur-angsur terpojok di STIK. Ibarat petinju nyoto sudah babak belur menerima bogem mentah. Punggawa STIK dan SDM berkolaborasi untuk bisa menghentikan nyoto bersama ini. Ketua STIK Irjen Remigius Sigid Tri Hardjanto dan As SDM Irjen Arief Sulistyanto bahu membahu, dari keterbukaan nilai hingga mengacak penempatan ranking mahasiswa.

Nyoto ini diyakini muncul karena mahasiswa STIK bernafsu untuk mendapatkan ranking tinggi. Dengan ranking tinggi ini, diharapkan penempatan mereka bisa berada di Jawa dan Sumatera Utara. Mereka yang bersekolah di STIK ini diproyeksikan menkadi Kasat, Kabag Ops Kapolsek hingga Kapolres. Kedua daerah itu merupakan wilayah penempatan paling disukai, entah karena apa. Namun, sebagian merasa kedua daerah itu merupakan yang paling maju. Baik pendidikan maupun bidang yang lainnya.

Irjen Remigius menuturkan, berbagai kebijakan untuk menghajar praktik nyoto telah dilakukan. Dari larangan bagi dosen dan mahasiswa untuk suap menyuap, larangan untuk mahasiswa membelikan makanan bagi dosen dan sumpah bersama tidak melakukan nyoto. ”Saya pastikan juga akan pidanakan semua yang tertangkap tangan nyoto,” ujarnya.

Kebijakan Remigius dilengkapi dengan kebijakan Irjen Arief berupa terobosan tidak menempatkan mahasiswa ranking 1-10 di Pulau Jawa dan ranking tertinggi setelahnya di Sumut. ”Tujuan kalian untuk menambah ilmu, bukan mencari penempatan dinas. Penempatan dan belajar itu berbeda. kita akan potong itu, hapuskan pemikiran begitu,” tegas Arief. Cuplikan cerita ini termuat dalam buku Arief Effect karya Farouk Arnaz. Ingin lebih tau cek: https://twitter.com/Arief_Effect. Semoga keadilan terwujud!



Diubah oleh wancoko 28-03-2018 12:22
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
2.1K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan