Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wingchun.masterAvatar border
TS
wingchun.master
Masyarakat Tionghoa Mulai Bersiap Jalankan Tradisi Cheng Beng


Medan. Secara resmi, ziarah Cheng Beng mulai dilaksanakan pada Selasa (27/3/2018). Karenanya, saat ini sejumlah warga Tionghoa mulai bersiap untuk menjalankan tradisi tersebut. Seperti halnya Yuvy, warga Sekip Baru, Medan. Ia mengatakan, Cheng Beng merupakan tradisi bagi keluarganya untuk berdoa dan memberikan penghormatan sebagai rasa bakti pada leluhur.
"Tetapi bukan hanya kepada leluhur namun bisa juga kepada sanak-saudara, famili atau kerabat," sebutnya, Senin (26/3/2018).
Cheng Beng sebutnya, merupakan tradisi yang dilakukan secara turun-temurun dan rutin setahun sekali. Biasanya, ia bersama keluarga membersihkan dan mengecat kuburan di saat Cheng Beng.

"Kami berziarah ya di pemakaman Tionghoa di Budi Murni, Galang Deli Serdang dan ziarah kuburnya mungkin dilakukan beberapa hari ke depan. Di bulan inilah menjadi hari yang sangat bermakna bagi etnis Tionghoa, karena sejauh manapun keluarga yang ditinggalkan pasti kembali untuk melakukan Cheng Beng," jelasnya.
Penghormatan kepada leluhur, tambahnya, dilakukan dengan memasang hio dan lilin, boleh disertai persembahan air putih, buah-buahan dan makanan. Namun, penghormatan saat sembahyang Cheng Beng tidak mutlak harus ada semuanya, bentuk persembahan tergantung kepada pribadi masing-masing.
"Pada intinya yang terpenting harus disertai doa atau pembacaan doa pelimpahan jasa yang dilakukan oleh setiap orang," tuturnya.

Sebelumnya, salah satu tokoh Tionghoa Sumatera Utara (Sumut), Berry CWT mengatakan, Cheng Beng itu wajib dilakukan setiap 10 hari sebelum dan 10 sesudah puncak Cheng Beng berlangsung. Pada tahun ini, puncak Cheng Beng berlangsung pada 5 April.
"Makna Cheng Beng itu ialah berziarah dan bersembahyang di makam leluhur. Jika tidak dilakukan, akan dianggap tidak berbakti atau durhaka pada leluhurnya," ungkapnya..

Selain itu, bila Cheng Beng tidak dilakukan, jelas Berry, maka juga diyakini akan berpengaruh pada kehidupan, termasuk dalam usaha dan keturunannya. Karena dianggap sudah kualat kepada leluhurnya.
"Untuk itu, dalam Cheng Beng ini wajib untuk kembali. Mau dimanapun, baik di dalam atau diluar negeri harus pulang ke kampung halamannya untuk berziarah," jelasnya.

http://www.medanbisnisdaily.com/news...si_cheng_beng/
0
2.6K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan