- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Tak Ingin Citra Islam Rusak, Putra Mahkota Saudi Ingin Hapus Terorisme dari Bumi
TS
nampeng
Tak Ingin Citra Islam Rusak, Putra Mahkota Saudi Ingin Hapus Terorisme dari Bumi
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Setelah menyapu habis koruptor, Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman ingin menghapus terorisme dari muka bumi.
Pangeran yang merangkap sebagai Menteri Pertahanan itu membuka pertemuan Aliansi Militer Islam (IMA), Minggu (26/11/2017).
Dalam pidatonya, Muhammad bin Salman menekankan komitmen teguh koalisi 41 negara itu dalam melawan terorisme.
"Kita tidak akan membiarkan (teroris) merusak citra Islam yang cinta damai," demikian seru Muhammad bin Salman.
"Hari ini, kita menyampaikan pesan tegas bahwa kita akan bersatu untuk melawan terorisme," katanya.
Sang putra mahkota juga menekankan, musuh utama koalisi tersebut bukanlah golongan agama, sekte, atau ras apapun, melainkan terorisme secara umum.
"Hari ini juga kita menegaskan bahwa kita akan mengejar habis terorisme sampai itu terhapus dari muka bumi ini," ujar Muhammad bin Salman.
Ini merupakan pertama kalinya koalisi itu melakukan pertemuan dengan delegasi Riyadh, yang mendirikan koalisi tersebut pada 2015 lalu.
Pertemuan yang bertajuk 'Bersatu melawan terorisme' itu dihadiri oleh menteri-menteri pertahanan dari 41 negara yang tergabung dalam IMA.
Termasuk di antaranya negara-negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim, seperti Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain, Afghanistan, Uganda, Somalia, Mauritania, Lebanon, Libya, Yaman, dan Turki.
Sedangkan, negara-negara lain yang sejenis, seperti Iran, Irak, dan Suriah, tidak tergabung dalam koalisi itu.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas soal perlawanan terhadap pendanaan terorisme dan kerangka kerja di masa depan untuk mengupayakan penghapusan terorisme.
Dibicarakan pula soal bagaimana mengatur perdamaian dan pengamanan internasional terkait penanganan terorisme tersebut.
sumber
Pangeran yang merangkap sebagai Menteri Pertahanan itu membuka pertemuan Aliansi Militer Islam (IMA), Minggu (26/11/2017).
Dalam pidatonya, Muhammad bin Salman menekankan komitmen teguh koalisi 41 negara itu dalam melawan terorisme.
"Kita tidak akan membiarkan (teroris) merusak citra Islam yang cinta damai," demikian seru Muhammad bin Salman.
"Hari ini, kita menyampaikan pesan tegas bahwa kita akan bersatu untuk melawan terorisme," katanya.
Sang putra mahkota juga menekankan, musuh utama koalisi tersebut bukanlah golongan agama, sekte, atau ras apapun, melainkan terorisme secara umum.
"Hari ini juga kita menegaskan bahwa kita akan mengejar habis terorisme sampai itu terhapus dari muka bumi ini," ujar Muhammad bin Salman.
Ini merupakan pertama kalinya koalisi itu melakukan pertemuan dengan delegasi Riyadh, yang mendirikan koalisi tersebut pada 2015 lalu.
Pertemuan yang bertajuk 'Bersatu melawan terorisme' itu dihadiri oleh menteri-menteri pertahanan dari 41 negara yang tergabung dalam IMA.
Termasuk di antaranya negara-negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim, seperti Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain, Afghanistan, Uganda, Somalia, Mauritania, Lebanon, Libya, Yaman, dan Turki.
Sedangkan, negara-negara lain yang sejenis, seperti Iran, Irak, dan Suriah, tidak tergabung dalam koalisi itu.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas soal perlawanan terhadap pendanaan terorisme dan kerangka kerja di masa depan untuk mengupayakan penghapusan terorisme.
Dibicarakan pula soal bagaimana mengatur perdamaian dan pengamanan internasional terkait penanganan terorisme tersebut.
sumber
pantas jadi pemimpinQuote:

Putri Kerajaan Saudi: Kembalikan Kemuliaan Takbir Allahu Akbar
Liputan6.com, Hong Kong - Aksi teroris dan ekstremis yang mengatasnamakan Islam tak hanya merugikan para korbannya, tapi juga 1,8 miliar umat Muslim dunia. Putri Kerajaan Arab Saudi Ameerah Al Taweel mengatakan, kalimat takbir, Allahu Akbar bahkan mereka bajak.
Meski videonya telah dikeluarkan tahun 2016 lalu, apa yang disampaikan Ameerah Al Taweel relevan dengan kondisi saat ini, di mana prasangka terhadap umat Islam belum juga usai.
Bahkan, pada Januari 2017 Presiden Amerika Serikat Donald Trump, atas nama keamanan negara, mengeluarkan perintah eksekutif (executive order) yang melarang warga dari tujuh negara -- yang mayoritas penduduknya muslim -- masuk ke AS.
Dalam paparannya, Putri Ameerah Al Taweel mengatakan, semua muslim wajib mengembalikan kemuliaan kalimat takbir, Allahu Akbar.
"Semua Muslim punya tanggungjawab untuk menggambarkan wajah Islam yang sebenarnya dan mengembalikan arti dari kata Allahu Akbar yang sudah disalahgunakan (kelompok teroris dan ekstrimis)," sebut Ameerah Al Taweel seperti dikutip dari Muslimcouncil.HK , Jumat (3/3/2017).
Ia menegaskan, Islam adalah agama yang indah dan sederhana. Dan, Allahu Akbar adalah simbol yang mulia.
"Kalimat itu seharusnya menunjukkan kebesaran Allah, tapi secara menyedihkan telah dicemari oleh teroris dan ekstremis yang meneriakannya saat mereka melakukan aksi kriminal dan kekerasan yang keji," ucapnya.
"Ini sudah jadi tanggungjawab individu sebagai seorang Muslim untuk melindungi agama kita dan menginformasikan soal keindahan (Agama Islam)," tambah dia.
Saat ini Putri Ameerah Al Taweel sedang memfokuskan diri untuk menciptakan pusat penelitian dan museum tentang Islam. Ia berharap dengan adanya bangunan-bangunan tersebut Islam tak tercemar lagi dengan aksi kebencian dan teror.
Ia pun yakin, harapan ini bisa terwujud. Sebab, dari jajak pendapat di twitter hanya 12 persen yang punya pandangan negatif mengenai Islam.
Lima persen lain melihat Islam sebagai hal positif. Sementara 83 persen memilih netral.
"Jadi hanya 12 persen pengguna twitter yang punya pandangan negatif mengenai Islam. Lebih dari 280 juta pengguna twitter di Arab bisa membantu project terkait imej Islam sebenarnya," jelas Ameerah Al Taweel.
sumber
wanita cerdasDiubah oleh nampeng 21-03-2018 19:13
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
2.2K
Kutip
29
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan