Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Gembong Warsono, menyebut ribut-ribut isu penutupan Alexis agak lucu.
Gembong menduga Anies kemungkinan sudah menandatangai surat penutupan Alexis secara tak sadar.
"Lah kalau sampai hari ini kemudian sudah dilakukan aksi di lapangan kemudian Gubernur tidak tahu ya agak lucu juga," kata Gembong.
"Jangan-jangan Pak Anies enggak tau (sudah) tanda tangan. Enggak mungkin Pak Yani (Kasatpol PP) jalan sendiri tanpa ada perintah, enggak mungkin. Karena prosedurnya memang demikian," lanjut Gembong.

Inilah runutan isu penutupan Alexis berdasarkan berita Warta Kota yang akan menunjukkan kelucuan tersebut :
1. Surat tersebar dan personel Satpol PP sempat mendatangi Alexis
Surat permohonan bantuan pasukan dari Satpol PP ke pihak kepolisian dan TNI tersebar pada Kamis (22/3/2018)

Dalam surat itu disebutkan Satpol PP DKI akan melakukan penutupan kegiatan usaha 'Alexis' pada Kamis (22/3/2018).
Bantuan personel yang dibutuhkan dari TNI/Polri sebanyak 90 personel dari total kebutuhan 325 personel.
Di lokasi personel Satpol PP juga sudah sempat datang dan terpantau wartawan.
Ini yang kemudian menjadi pemicu wartawan kasak kusuk mencari informasi.
2. Dibenarkan 2 Pejabat Pemprov DKI dan Polisi
Dua pejabat di Pemprov DKI membenarkan rencana penutupan Alexis sesuai surat tersebut.
Keduanya adalah Kepala Bidang Industri dan Pariwisata Disparbud, Toni Bako, dan Wakil Kepala Satuan Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, Hidayatullah.
Toni mengaku dirinya sudah mengirimkan surat ke Dinas PTSP dan telah ditindaklanjuti Satpol PP.
"Memang harusnya penutupan dilakukan hari ini. Dari siang memang anggota Pol PP sudah di sana. Tapi ya sampai sekarang saya pun belum memastikan, itu (Hotel Alexis) resmi ditutup atau enggak. Saya yang kirim surat ke PTSP dan ditindaklanjuti Satpol PP." ucap Toni.
Sementara Hidayatullah mengatakan upaya penutupan sudah dilakukan sejak pukul 11 siang pada hari kamis itu namun gagal.
"informasinya jam 16, tadi, jam 11 gagal. Saya tau informasinya jam 4 sore hari ini," ujarnya, Kamis (22/3/2018).
"Pasukan sudah ada dari jam 11 tapi gagal, tadi diundur. Tanya aja pak Yani deh. Katanya jam 4 hari ini, katanya sih," sambungnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono juga membenarkan perihal surat tersebut.
Raden Prabowo Argo Yuwono membenarkan pihaknya menerima surat yang meminta bantuan personel untuk menutup Alexis ketika dikonfirmasi.
“Memang betul ada surat dari Satpol PP DKI ke Polda Metro Jaya untuk meminta bantuan personel dalam rangka penutupan Alexis. Polda Metro dan Polresta Jakarta Utara mempersiapkan 60 personel. Jam 15.00 WIB dilaksanakan Apel di Kelurahan Ancol. Karena belum ada rapat koordinasi berkaitan dengan giat akan melakukan penutupan mala pelaksanaan ditunda,” kata Argo.
3. Wakasatpol PP sudah tahu pasukan tak boleh banyak-banyak
Hidayatullah meragukan ketika ditanya jumlah personel di lokasi oleh wartawan.
Hidayatullah bahkan sempat menyebut jumlah personel gabungan tak sampai 300.
Sebab memang tak boleh menurunkan banyak personel.
"Iya, stand by aja. Enggak tau juga jumlahnya tadi 300 tapi enggak sampe kok, enggak boleh banyak-banyak," ujar Hidayatullah, Kamis (22/3/2018).
Soal perkataan Hidayatullah bahwa personel tak boleh banyak ini sebenarnya kemudian diungkapkan pula oleh Gubernur Anies Baswedan.
Anies mengonfirmasi itu ke wartawan hanya beberapa jam usai komentar Hidayatullah tayang di berbagai media online termasuk Warta Kota.
Anies diberitakan Warta Kota sangat tidak berkenan dengan rencana cara penutupan usaha Alexis yang disodorkan kepadanya pada dini hari.
Anies mengaku sudah menghentikan proses penutupan begitu menerima surat yang memberitahu jumlah personel untuk menutup alexis.
"Apa-apaan 325 orang? Itu tadi malam jam setengah 12 malam saya langsung bilang semua, hentikan semua proses. Karena kita tidak memerlukan 300 orang untuk menutup sebuah tempat," ujar Anies di Hotel Kempinski, Kamis (22/3/2018) sore.
Anies menuturkan tidak harus sebanyak itu aparat yang harus diturunkan untuk mengamankan tempat tersebut.
"Ada prosedurnya. Tapi kan tidak perlu banyak. Anda tahu 325 buat apa itu kira2? Jadi kayak seperti kita mau perang atau apa?," ujarnya.
Pertanyaannya, sama seperti yang disebut Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Gembong Warsono, apakah Satpol PP seberani itu tak mempedulikan instruksi gubernur untuk menyetop penutupan?
4. Anies salahkan organisasinya tak disiplin
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono sangat tak percaya Satpol PP DKI berani menjalankan proses penutupan tanpa perintah gubernur.
"Lah kalau sampai hari ini kemudian sudah dilakukan aksi di lapangan kemudian Gubernur tidak tahu ya agak lucu juga. Enggak mungkin Pak Yani (Kasatpol PP) jalan sendiri tanpa ada perintah, enggak mungkin. Karena prosedurnya memang demikian," lanjut Gembong.
Sementara Anies ketika dikonfirmasi justru membalikkan bahwa tersebarnya kabar penutupan Alexis akibat ketidaksiplinan organisasi yang terjadi dibawah kepemimpinannya.
"Ini adalah contoh ketidakdisiplinan organisasi. Jadi sesuatu yang harusnya disiapkan sampai tuntas, ternyata difoto, dikabarkan dan beredar," tutur Anies.
"Kita dalam proses untuk menertibkan. Nanti kalau semuanya sudah selesai, saya umumkan. Dan mereka yang tidak disiplin, akan saya disiplinkan. Termasuk siapapun yang tidak mengikuti instruksi dari Gubernur," sambungnya.
Pertanyaannya, apakah Anies yakin para PNS yang sudah eselon 2 itu sampai salah menerapkan perintah gubernur yang sederhana itu?

http://wartakota.tribunnews.com/2018/03/24/kronologis-lucu-penutupan-alexis-oleh-pemprov-era-anies-sandi?page=all







gabener pilihan umat