- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Aksi heroik polisi dalam aksi penyanderaan di Prancis


TS
BeritagarID
Aksi heroik polisi dalam aksi penyanderaan di Prancis

Anggota kepolisian Prancis, ahli forensik, dan tim pendampingan korban berjaga di depan pintu masuk supermarket Super U, Trebes, Prancis, yang menjadi lokasi penyanderaan oleh seorang pria bersenjata, Jumat (23/3/2018).
Letnan Kolonel Arnaud Beltrame tengah memperjuangkan hidupnya setelah ditembak beberapa kali oleh seorang pria bersenjata di Trebes, sebuah kota kecil di selatan Prancis, Jumat (23/3/2018) sore waktu setempat.
Beltrame (45) ikut menjadi korban dalam aksi penyanderaan yang terjadi di supermarket Super U, di kota Trebes, setelah dirinya mengorbankan diri untuk ditukar dengan salah satu perempuan yang tersandera.
Mengutip Daily Mail, Beltrame dan timnya adalah kru pertama yang tiba di lokasi kejadian ketika laporan penyerangan datang. Mereka juga yang memainkan peran penting dalam aksi penyanderaan yang berlangsung selama empat jam tersebut.
Layaknya aksi heroik di sebuah film, saat kesepakatan pertukaran terjadi, Beltrame memutuskan untuk meninggalkan ponselnya di pintu masuk supermarket.
Padahal, pada ponselnya sudah disiapkan sambungan langsung sehingga polisi yang berjaga di luar bisa mendengar apa yang terjadi di dalam lokasi penyanderaan.
Saat sejumlah tembakan terdengar dari dalam supermarket, polisi memutuskan untuk menyerbu masuk ke dalam dan menembak mati penyandera. Saat itu, Beltrame sudah ditemukan dalam kondisi terkapar tak sadarkan diri.
"Dia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan banyak nyawa. Dia adalah kebanggan negeri dan pahlawan penyelamat hidup," sebut Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dalam The Guardian.
Tiga orang dilaporkan meninggal dunia dalam aksi brutal yang dilakukan oleh pria yang mengaku terafiliasi dengan kelompok ekstrimis ISIS.
Dua orang yang meninggal adalah pengunjung dan pegawai supermarket. Sementara satu orang lainnya adalah pemilik mobil yang dibajak penyandera di kota Carcassonne, sebelum melaju menuju supermarket Super U.
Dalam perjalanannya menuju supermarket, si penyandera juga sempat menembaki empat orang anggota kepolisian yang baru kembali setelah melakukan lari pagi. Satu orang anggota polisi mengalami luka-luka.
Total ada 16 orang yang mengalami luka ringan, sementara dua lainnya--termasuk Beltrame--dalam kondisi kritis karena tembakan. Macron menyebut aksi ini sebagai "terorisme Islam".
Polisi belum merilis jumlah orang yang menjadi sandera siang itu. Namun, sedikitnya 50 orang dilaporkan berada dalam supermarket.
Pelaku dalam radar polisi
Seorang jaksa yang menangani beragam penyelidikan tentang terorisme di Prancis, Francois Molins, mengidentifikasi pelaku sebagai Redouane Lakdim.
Lakdim lahir April 1992 di Moroko, namun sudah lama memegang kewarganegaraan Prancis. Lakdim sudah lama disorot kepolisian Prancis lantaran sejumlah aksi kriminal minor dan keterlibatannya sebagai penjual obat-obatan terlarang.
Laporan The New York Times juga menyebut Lakdim sudah beberapa kali didakwa karena membawa senjata api ilegal dan kepemilikan narkoba.
Sejak 2014, nama Lakdim masuk dalam lis pemantauan badan intelijen Prancis karena "radikalisasi dan hubungannya dengan gerakan Salafi".
Namun selama pemantauan itu Molins tidak menemukan adanya indikasi Lakdim mampu melakukan serangan terorisme. Molins menolak adanya laporan yang menyebut Lakdim pernah mencoba mengunjungi Suriah.
Sejumlah saksi mata mengatakan, ketika masuk ke dalam supermarket, Lakdim sempat meneriakkan "Allahu Akbar", sambil mengatakan bahwa ia siap mati untuk Suriah demi saudara-saudaranya yang menjadi korban perang.
Lakdim tinggal di sebuah apartemen di Carcassonne dengan kedua orangtuanya dan beberapa saudara perempuan. Seorang kerabat dekat Lakdim telah diamankan karena dicurigai memiliki keterlibatan dalam aksi ini.
ISIS, melalui sebuah pernyataan yang dikutip Newsweek mengaku bertanggung jawab atas serangan yang memang sengaja ditujukan untuk negara yang ikut berkoalisi dalam sejumlah serangan di Suriah dan sekitarnya. Kelompok radikal itu bahkan menyebut Lakdim sebagai "tentaranya".
Beragam laporan juga menyebut Lakdim memiliki hubungan dengan Salah Abdeslam, anggota terakhir ISIS yang masih hidup dan memiliki keterkaitan dengan serangan di Paris pada November 2015 dan Brussels pada Maret 2016.
Abdeslam saat ini berada dalam tahanan di Prancis dan beberapa kali disidangkan di pengadilan di Belgia.
Rentetan aksi terorisme di Prancis
Sejak 2015, sudah lebih dari 240 orang di Prancis dilaporkan menjadi korban meninggal dunia aksi terorisme yang dilakukan pelaku yang menyebut diri mereka terafiliasi dengan ISIS ataupun terinspirasi dari kelompok itu.
Mengutip BBC, beberapa kejadian itu adalah yang terjadi pada Januari 2015 saat dua orang bersenjata masuk ke dalam kantor majalah Charlie Hebdo dan membunuh 17 orang di dalamnya.
Selang beberapa hari, seorang militan ISIS juga membunuh polisi wanita dan empat sandera di sebuah supermarket milik warga Yahudi di Paris.
November 2015, pelaku yang menyebut dirinya sebagai jihadis ISIS menyerang sebuah konser yang digelar di Bataclan. 130 orang dilaporkan tewas dalam kejadian itu.
Juni 2016, seorang anggota polisi dan pasangannya ditusuk hingga tewas di rumahnya di Magnanville, sebelah barat Paris, oleh seorang jihadis ISIS.
Juli 2016, sebuah truk besar menghantam kerumunan orang di pesisir Nice. 86 dilaporkan tewas dalam kejadian ini. Selang dua pekan setelahnya, dua penyerang menusuk leher seorang pastur di gereja Normandy.
Oktober 2017, dua perempuan ditusuk hingga tewas di stasiun kereta Marseille; pelaku mengklaim dirinya sebagai anggota ISIS.
Jean-Charles Brisard, seorang Direktur Center for the Analysis of Terrorism, mengungkapkan perubahan pola serangan yang terjadi di Prancis, setidaknya sejak 2017.
Dalam temuannya, sebanyak 70 persen serangan yang dilakukan teroris diarahkan kepada anggota polisi atau tentara, meski tidak semua korbannya meninggal dunia.
Pada Februari 2017, seorang petugas penjaga Museum Louvre, diserang oleh pria tak dikenal. Begitu juga pada Maret 2017, saat seorang pria mencoba menyerang petugas polisi yang berjaga di Bandara Orly, Paris. Pria tersebut akhirnya tewas ditembak di tempat.
Akhir April 2017, pada malam sebelum pemungutan suara putaran pertama Pilpres Prancis, seorang pria membunuh petugas kepolisian yang berjaga di depan Champs-Elysees, Paris.
"Mereka menyebut dirinya sebagai kombatan. Mereka mengincar orang-orang yang memiliki simbol penting dalam sebuah pertahanan," sebut Brisard.

Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...aan-di-prancis
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
909
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan