Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zafinsyurgaAvatar border
TS
zafinsyurga
Singa-singa Betina Dari Tanah Betawi






Ini adalah Thread pertama ane, jikalau masih berantakan dan acak-acakan mohon kritik dan sarannya agar menjadi motivasi ane untuk membuat Thread yang lebih baik lagi.

Dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, peranan wanita tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejumlah tokoh wanita bahkan ikut mengangkat senjata berjuang bersama kaum lelaki memperebutkan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah. Di Tanah Betawi sendiri, sejarah mencatat sejumlah pejuang wanita yang ikut serta berjuang membela tanah air.

Kalau sepak terjang Si Pitung melawan Kompeni sebegitu hebatnya, ternyata di Tanah Betawi juga ada “singa-singa betina” yang tak kalah hebatnya dengan Si Pitung, diantaranya Si Mirah dari Marunda, Mpok Ris dari Cipondoh dan Nyi Mas Melati dari Tangerang.

1. Si Mirah dari Marunda
Spoiler for Si Mirah:

Sejak dahulu Kampung Marunda menyimpan sejarah patriotisme dalam mengusir penjajah dari Batavia pada tahun 1628-1629, kampung Marunda sempat menjadi posko pasukan Mataram Islam ketika memukul mundur Kompeni dari Batavia.

Pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, rakyat Marunda banyak yang menjadi korban dalam mempertahankan kemerdekaan melawan pasukan NICA ( Netherlands Indies Civil Administration) bersama tentara sekutu Inggris. Mirah serta teman-teman wanitanya ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan. Karena keberaniannya inilah yang menyebabkan dia diberi gelar Singa Betina dari Marunda.

Mirah adalah gadis Betawi asli kampung Marunda. Bapaknya seorang jawara sakti dan terkenal. Sebagai anak jawawa Mirah pun diajari oleh bapaknya ilmu beladiri silat, hingga Mirah selain cantik juga memiliki kemampuan ilmu beladiri silat yang tinggi.

Disetiap latihan-latiahn beladiri yang diadakan bapak dan anak buahnya, Mirah selalu ikut dan menjadi lawan tanding yang sulit untuk ditaklukan. Bahkan setiap kali bapaknya sedang bertugas menjaga keamanan di wilayah kampung Marunda, Mirah selalu ikut dan tak jarang turun langsung berkelahi melawan perampok dan pengacau di wilayah Marunda. Semua penjahat selalu bisa dibekuk dan ditaklukannya.

2. Mpok Ris dari Cipondoh
Spoiler for Mpok Ris:

Tokoh pendekar wanita lainnya adalah Mpok Ris dari Cipondoh. Kisah Mpok Ris, singa betina dari Cipondoh inilah yang menjadi cikal bakal daerah Poris Plawad di Kecamatan Cipondoh.

Konon saat itu, Kompeni menduduki wilayah Cipondoh sebagai basis pergudangan. Dahulu, Kompeni membangun pergudangan di daerah batu Ceper dan Cipondoh. Dan untuk mengisi pergudangan, Kompeni dan antek-anteknya sering kali melakukan penjarahan atas hasil pertanian masyarakat sekitar. Padahal masyarakat Cipondoh yang notabene Suku Betawi sangat mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian.

Sudah menjadi sifat warga Betawi tidak diam begitu saja ketika dirinya terancam. Istilahnya “ente jual ane beli”, begitu pula yang dilakukan seorang jawara wanita bernama Ris, entah siapa nama lengkapnya namun para sesepuh kala itu sering menyebutnya sebagai Mpok Ris.

Mpok Ris dikenang sebagai jawara yang menguasai cukup banyak jurus silat, bahkan diceritakan dia pernah berguru kepada jawara-jawara Betawi hingga jagoan kungfu dari Tiongkok. Salah satu keunikan Mpok Ris dalam melawan penjajah adalah dia selalu mengunakan batang pohon Plawad -yaitu sejenis pohon tebu- dalam aksinya.

3. Nyi Mas Melati dari Tangerang
Spoiler for Nyi Mas Melati:

Nyi Mas Melati merupakan salah satu pejuang wanita dari Tangerang yang melawan penjajah Belanda. Dia adalah keturunan Sultan Hasanudin Banten ke-18 yang juga memliki peran dalam menyebarkan Agama islam di wilayah Tangerang.

Perjuangan Nyi mas Melati tak lepas dari perlawanan ayahnya, Raden Kabal yang sangat membenci Belanda karena membentuk sekelompok Tuan Tanah. Kawasan Tangerang saat itu dikuasai para Tuan Tanah yang mendapat dukungan dari Belanda sehingga membuat kehidupan rakyat menderita.

Rakyat Tangerang yang tak tahan lagi atas berbagai perlakuan para Tuan tanah pun mulai menggelorakan api pemberontakan, dipimpin oleh Raden Kabal bersama putrinya, Nyi Mas Melati dan Pangeran Pabuaran Subang rakyat Tangerang bahu membahu melawan para Tuan Tanah yang didukung pasukan Kompeni Belanda.

Sosok Nyi Mas Melati sangat disegani penjajah Belanda karena memili ketangguhan dalam ilmu bela diri. Salah satunya dikisahkan dalam legenda turun temurun oleh orang Betawi Tangerang, yakni gelegar teriakan yang keluar dari mulut Nyi Mas Melati saat menyemangati pasukan yang dipimpinnya. Saat bentrok terjadi di daerah perbatasan Balaraja, sambil mengacungkan keris, Nyi Mas Melati berteriak lantang “Seraang...!” Teriakannya yang membahana membuat pasukan Belanda langsung ciut nyalinya, suara Nyi Mas Melati yang menggelegar merontokakan semangat pasukan lawan. Berbagai perlawanan yang dilakukan oleh Nyi Mas Melati pula langsung membuat dia dijuluki Singa Betina.

Untuk menghormati perjuangan Nyi Mas Melati, pemerintah Kota Tangerang mengabadikan namanya, diantaranya pada Gedung Wanita Nyi Mas Melati di Kawasan Jalan Daan Mogot Kota Tangerang dan menjadi nama sebuah jalan yaitu Jalan Nyi Mas Melati di Kota Tangerang.

Demikian sekelumit kisah para jawara-jawara wanita yang dijuluki Singa Betina dari Tanah Betawi, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita terhadap perjuangan kaum wanita dalam berjuang dan mempertahankan kemerdekaan khususnya di tanah Betawi.

Sumber + Gambar

Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Diubah oleh zafinsyurga 22-03-2018 19:36
sutankhulifah
swiitdebby
papahmuda099
papahmuda099 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
13.5K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan