Bos dari Facebook Mark Zuckerberg masih diam terkait skandal penjualan data yang sedang hangat diperbincangkan. Sebelumnya tagar #DeleteFacebook sempat menjadi tranding di sosial media Twitter, sebagai aksi dari para pengguna facebook yang kecewa.


Kabar tentang skandal ini mempengaruhi nilai saham dari Facebook. NIlai saham Facebook turun hingga 6,77% pada Senin kemarin. Hal ini dampak dari para investor yang khawatir tentang konsekuensi dari persoalan ini yang dapat menyebabkan kerugian material dalam angka yang besar.

Skandal penjualan data ini terbongkar setelah mantan karyawan Cambridge Analytica, Christopher Wylie, mengungkapkan bahwa perusahaannya menghabiskan 1 juta US Dollar untuk mendapatkan data profile dari pengguna Facebook. Data ini digunakan untuk keperluan Kampanye Donald Trump pada saat pemilihan Presiden Amerika Serikat. Dengan data ini, para pengguna dapat dieksploitasi dan dapat dipengaruhi agar saat pemilihan memilih Donald Trump.

Data-data ini dikumpulkan oleh sebuah aplikasi bernama thisisyourdigitallife yang dibuat oleh Alexsandr Kogan melalui perusahaannya Global Science Research (GSR). Lalu ia bekerjasama dengan Cambridge Analytica dan membayar ratusan pengguna facebook untuk mengambil personality test,dimana data tersebut akan disimpan dengan dalih untuk keperluan akademik. Selain data personal mereka, data tentang teman facebook mereka pun diambil. Dengan data yang kuat ini mereka berusaha untuk mempengaruhi para voter pada pemilu Amerika Serikat kemarin. Karena dengan data yang diperoleh ini didapatkan sebuah algoritma yang menciptakan alat politik yang sangat kuat untuk mempengaruhi para voter khususnya para swing voter atau mereka yang belum menentukan pilihan.

Kabar tentang penggunaan data secara ilegal ini dibantah oleh CEO Cambridge Analytica, Alexander Nix, ia mengungkapkan bahwa ia tidak bekerja menggunakan data dari Facebook dan ia tidak menyiman data tersebut.

Berikut bagaimana para aktor dalam skandal ini saling terhubung

Akan tetapi Christoper Wylie telah menyerahkan bukti-bukti ke National Crime Agency’s cybercrime unit dan Information Commissioner’s office. Di dalam bukti tersebut terdapat email, invoices, kontrak, dan bukti transfer Bank yang menggungkapkan penggunaan 50 juta profiles facebook secara ilegal, dimana mayoritas profile tersebut adalah Voter untuk pemilu Amerika Serikat. Selain itu terdapat pula pesan untuk menghancurka semua data yang telah diambil oleh GSR dari pengacara Facebook pada 2016 lalu.