- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Movies
Film Bahasa Daerah yang Mulai Unjuk Gigi


TS
Jokiez
Film Bahasa Daerah yang Mulai Unjuk Gigi



Selamat Datang di thread ane, menyambut Hari Perfilman Nasional ane mau menulis tentang film-film nasional yang menggunakan bahasa daerah yang gak kalah sama film nasional lainnya

Dimulai dari tahun 2016, dimana ada film "Uang Panai'" yang berbahasa Makasar, dengan aktor dan filmmarker lokal bisa mencapai 500.000 penonton

Kemudian di tahun 2018 ini, ada film "Yowis Ben" yang berbahasa jawa dan lokasi shooting di Malang sampai saat ini sudah ditonton 800.000 penonton [nb. saat ini film ini masih tayang]

1. Uang Panai'
Uang panai berkisah tentang pemuda makasar yang dituntut oleh kekasihnya agar segera menikahinya. Namun, karena adat masyarakat makasar yang mengharuskan pihak lelaki untuk membayar sejumlah uang biasa disebut panai'. Si pemuda bingung dan dia belum juga kunjung mendapat pekerjaan setelah pulang kampung. Akhirnya dengan segala upaya dia diterima kerja dan mulai menabung untuk mengumpulkan uang panai'.
Film ini adalah film yang penuh kritik terhadap budaya masyarakat makasar. Panai' sendiri sebenarnya adalah sebagai penghargaan untuk pihak perempuan, namun lama kelamaan menjadi kebudayaan yang menyusahkan pihak lelaki. Besaran dari panai' sendiri beranekaragam, tergantung dari tingkat pendidikan, status soial.
2. Yowis Ben
Berbeda dengan uang panai' Yowis Ben adalah sebuah film yang berkisah tentang kumpulan anak sma kurang populer yang membuat band. Sekilas film ini mirip dengan film garasi, d'bijis atau suckseed. Namun, tentu saja tiap film mempunyai keunikan tersendiri. Pada film ini Bayu dan kawan kawan ini membuktikan bahwa mereka bisa dikenal dan populer. Walaupun jalan yang harus dilalui begitu berat.
Tujuan film ini adalah sebagai pembuktian Bayu Skak selaku penulis sekaligus co-sutradara bahwa orang jawa tidak bisa dianggap remeh. Selain itu film ini ingin menunjukkan bahwa kultur di Kota Malang adalah bahwa anak sma harusnya bikin Band biar keren.
***
Dari dua film tersebut seperti ada benang merah, bahwa untuk menikmati sebuah film tak melulu harusnya menggunakan bahasa nasional. Buktinya jumlah penonton pada kedua film itu menunjukkan hasil yang tidak mengecewakan. Bahkan Sineas yang terlibat dalam film Uang Panai' sudah merilis film yang berjudul Silariangyang berkisah tentang kebudayaan masyarakat lokal tentang kimpoi lari.
Selain itu melalui kedua film ini filmmaker ingin menunjukan budaya yang ada di masing-masing daerah. Misalkan budaya panai' yang ada pada masyarkat Makasar. Dan juga kebudayaan guyonan khas Jawa Timur yaitu Ludruk yang ditunjukkan dengan apik oleh Cak Kartolo dan Cak Sapari.
Selain itu harapan dari Bayu Skak selaku filmmaker Yowis Ben sekaligus Youtuber lokal adalah agar filmmaker daerah bisa membuat film berbahasa daerah lain. Agar bisa tahu bagaimana guyonan khas daerah masing-masing.
Akhir kata Selamat Hari Perfilman Nasional 

Maju terus perfilman Nasional
Adios


Maju terus perfilman Nasional

Adios

Diubah oleh Jokiez 15-03-2018 19:41
0
12.8K
103


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan