Quote:

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرحْمَنِ الرحِيْمِ
Quote:
Film Indonesia makin lama makin berkembang,mulai dari cerita filmnya yang awalnya dangkal,sekarang jadi tidak mudah ditebak,mulai dari yang awalnya film horor Indonesia gajelas,sekarang mulai terbukti kualitasnya. Bagaimanapun,film Indonesia sekarang udah mulai hampir menyaingi film film luar lain meskipun masih dibawahnya Hollywood,film Indonesia sekarang patut diapresiasi. Film Pengabdi Setan,yang telah tayang di hampir 20 lebih negara,film The Raid yang diakui kualitasnya dan diapresiasi oleh negara lain,dan masih banyak lagi. Tapi masih ada saja pandangan pandangan masyarakat tentang perfilman Indonesia yang ngebuat perfilman Indonesia jadi down. pandangan tsb kita sebut aja Paradigma . Oke,daripada kelamaan,mari kita bahas Paradigma apasaja yang harus dihilangkan tentang perfilman Indonesia agar film Indonesia makin maju.
Don't Judge Book By The Cover

Quote:
Yap,jangan menilai buku dari sampulnya,yang artinya jangan menilai sesuatu dari luarnya aja. Kebanyakan masyarakat Indonesia hanya ingin menonton film yang diperankan oleh aktor/aktris ternama,sutradara ternama,atau dari novel ternama yang diangkat menjadi sebuah film. dan jujur ane pun dulu seperti itu,tapi sekarang ane baru sadar,banyak film Indonesia yang memiliki kualitas diatas rata2 yang jarang banget ditonton hanya karena tidak memiliki pemain terkenal,seperti misalkan film Salawaku diatas yang sama sekali gaada aktor/aktris ternama,dan itu merupakan film perdana sang sutradara,dan hasilnya?film ini epik banget dengan berhasil memenangkan piala AFI untuk kategori film panjang bioskop terbaik,8 nominasi FFI,World Premiere dan Asian Future di Tokyo International Film Festival,dan masih banyak lagi.
Jangan Pandang Perfilman Indonesia Sebelah Mata

Quote:
Banyak dari kita yang selalu menganggap remeh dan mencap jelek film Indonesia dibanding film luar,dan bahkan selalu membandinkan film film Indonesia dengan film Hollywood yang memakai efek efek canggih CGI. Ya,kita memang kalah dari segi penggunaan teknologi seperti CGI,Green Scene,dsb. Tapi kita mampu menyaingi film luar negeri dari segi cerita bahkan kita mampu melebihinya. Toh,tengok berapa film Indonesia yang mampu bersaing dengan film luar sepertiA Copy of My Mind,Salawaku,The Raid,Pengabdi Setan,Turah,dsb. Mereka hanya mengandalkan kekuatan plot cerita daripada berbagai macam teknologi dalam pembuatannya.
Dear Produser/Sutradara,Prioritaskan Plot Cerita
Quote:
Gak usah muluk muluk deh,dengan plot cerita yang baik dan kuat pun itu film termasuk dalam kategori film berkualitas. Terkadang,masih banyak produser yang terkesan maksain pengen ngebuat film tentang superhero seperti Marvel atau DC dengan teknologi CGI seadanya,dan hasilnya?Zonk Total. Yaa gimana penonton ga pesimis, di mindset penonton udah tertanam kalo CGI Indonesia itu gaada apa apanya dibandingkan Hollywood,mereka udah tau CGI Indonesia itu seperti apa,daripada gagal total,lebih baik mikirin alur cerita yang bagus aja. Toh,tengok film Indonesia yang sukses diluar negeri,mereka mengandalkan apa?Plot,Twist,Permainan alur. dan Tengok film Indonesia yang underrated seperti film superhero Garuda,mereka mengandalkan apa?CGI. So,lebih baik mikirin plot cerita yang bagus daripada terkesan maksain dengan teknologi seadanya.
Sering nonton film Luar Negeri di Bioskop?Imbangi Juga dengan Film Lokal
Quote:
Hayoo ngakuu,sebagian dari kalian pasti lebih milih film luar negeri kan daripada film lokal,itu karena paradigma dan mindset kalian bahwa film luar lebih bagus daripada film lokal. Gimanapun,kita harus support film Indonesia dengan cara menonton juga di bioskop. Jika kita suka nonton film hollywood di bioskop,kita juga harus imbangi dengan menonton film Indonesia,biar gimanapun itulah cara mensupport industri perfilman Indonesia agar lebih baik. Apalagi sekarang banyak film film Indonesia berkualitas dan keren abis seperti Marlina Si Pembunuh Empat Babak,kalo yang belum nonton,wajib deh nonton. Soalnya ane yakin sebagian dari mayoritas masyarakat Indonesia masih banyak yang belum nonton film itu,mereka hanya sekedar tau,soalnya jadwal penayangan film ini sama dengan jadwal penayangan film THOR,jadi yaa tau sendirilah masyarakat Indonesia vote yang mana,beruntung kalo yang bisa 2x,coba,kalo jadwal kita sibuk dan kita cuma memiliki kesempatan buat milih film diantara kedua film diatas,lebih baik milih mana hayoo?
Dear Produser,Aktor/Aktris Indonesia Banyak!
Quote:
Yap,ane mewakili suara penonton Indonesia yang jenuh kalo aktor/aktris Indonesia yang "itu itu aja". Padahal,bejibun aktor/aktris Indonesia yang berkualitas,sebut saja Arifin Putra,Jotas,Iko,Chicco,Shareefa Danish,Julie Estelle,Chelsea Islan,dll. padahal toh masih banyak aktor/aktris Indonesia berkualitas dan multitalenta diatas,tapi kenapa produser cenderung hanya memihak ke satu aktor/aktris,padahal aktor/aktris tsb baru kebagian job,yang ngebuat penonton jenuh ngeliat " dia lagi,dia lagi". Please,buang jauh jauh Paradigma dan mindset bahwa "toh aktor bisa main segalanya","toh aktor kalo main di film gue bakal laris manis". Please,kami sebagai penonton yang ada malah bosen melihatnya.
Jangan Terlalu Sensitif Terhadap Film,Calm Down

Quote:
Yap,ini poin penting. Masyarakat Indonesia biasanya emang terkenal sensitif banget tentang hal hal kecil,apalagi film. contoh,film Dilan,yang dituduh menganut syiah karena hanya poster Mick Jagger dan Ayatullah Khoemini,Pemimpin Revolusi Iran. ane tertawa karena hal tsb,kenapa?gini,apa karena kita melihat di kamar Dilan ada 2 poster tsb maka kita akan menganut syiah juga,apa 2 poster tsb film itu menyinggung agama dan keyakinan kita?telaah dulu baik baik,jujur,ane sih gapeduli kalo dilan itu syiah atau bukan,toh film itu gangajarin kita tentang ajaran syiah,toh ane juga tetap berpegang teguh kepada ajaran agama ane,malah film itu bercerita tentang cinta cintaan,bukan tentang ajaran syiah,bukan juga tentang menyinggung agama. Just enjoy watching,banyak film film luar hollywood yang mengandung sensitifitas lebih dari itu,sebut saja film "Spotlight"film yang sangat sensitif banget karena memadukan unsur agama dan seks di film tsb. tapi film itu malah mendapatkan Piala Oscar dan dapet apresiasi.