- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Daya Beli Menurun, Begini Harapan Pelaku Usaha di Kawasan Juanda


TS
saokuda
Daya Beli Menurun, Begini Harapan Pelaku Usaha di Kawasan Juanda
Jakarta, Gatra.com- Ketua Perkumpulan Juanda Bisnis Komunitas, Eko Galgendu mengakui penurunan daya beli masyarakat terus menurun dalam dua tahun terakhir dengan berkurangnya omset sekitar 30% hingga 50%. Kondisi ini terutama dirasakan oleh para pemilik restoran maupun hotel di Jalan Juanda Jakarta Pusat.
Walaupun lokasi usaha restoran dengan branding Ayam Ancur di bilangan Juanda milik Eko ini tepat di seberang Istana Negara, namun hal tersebut tak berpengaruh akan penjualannya. "Saya sekarang omsetnya sudah turun 30%. Bahkan restoran Padang sebelah Toko saya turun 50%, " katanya kepada Gatra.com, di bilangan Juanda, Jakarta Pusat, Minggu (18/03) Malam.
Bila sebelumnya restoran Eko bisa menghabiskan 400 hingga 500 ekor ayam sehari. Namun dia mengeluh, kalau sekarang hanya menghabiskan 300 ekor Ayam.
Konsumsi tersebut, lanjut Eko juga sudah dengan menjalankan strategi penjualan ayam gorengnya lewat konsep mobil toko (Moko) di sekitar Jakarta Pusat. Namun pengembangan bisnis yang ia lakukan selama hampir lima tahun itu pun bernasib sama.
"Tadinya kita punya 14 mobil yang berkeliling ataupun mangkal di sekitaran Jakarta Pusat. Namun sekarang hanya enam mobil saja yang jalan. Sisanya, tidak jalan," ujarnya mengeluh.
Biaya operasional yang dikeluarkannya pun harus tinggi. Termasuk juga harus bayar pajaknya. Sehingga pengusaha restoran asal Kota Solo ini akhirnya melakukan rasionalisasi akan tenaga kerjanya.
"Mereka otomatis menyesuaikan diri. Tapi untungnya di tempat saya masih tradisional sistemnya, jadi masih bisa dipahami, " imbuhnya.
Kondisi demikian juga dirasakan pelaku usaha di wilayah Mangga Dua, Glodok, ataupun Muara Karang. "Semuanya mengeluh. Jadi, mengeluhnya beda-beda. Kalo pedagang kecil, contohnya, seperti mendapat gas sulit, listrik mahal," jelas Eko.
https://www.gatra.com/rubrik/ekonomi/313239-Daya-Beli-Menurun-dan-Harapan-Pelaku-Usaha
Turut bersimpati
Walaupun lokasi usaha restoran dengan branding Ayam Ancur di bilangan Juanda milik Eko ini tepat di seberang Istana Negara, namun hal tersebut tak berpengaruh akan penjualannya. "Saya sekarang omsetnya sudah turun 30%. Bahkan restoran Padang sebelah Toko saya turun 50%, " katanya kepada Gatra.com, di bilangan Juanda, Jakarta Pusat, Minggu (18/03) Malam.
Bila sebelumnya restoran Eko bisa menghabiskan 400 hingga 500 ekor ayam sehari. Namun dia mengeluh, kalau sekarang hanya menghabiskan 300 ekor Ayam.
Konsumsi tersebut, lanjut Eko juga sudah dengan menjalankan strategi penjualan ayam gorengnya lewat konsep mobil toko (Moko) di sekitar Jakarta Pusat. Namun pengembangan bisnis yang ia lakukan selama hampir lima tahun itu pun bernasib sama.
"Tadinya kita punya 14 mobil yang berkeliling ataupun mangkal di sekitaran Jakarta Pusat. Namun sekarang hanya enam mobil saja yang jalan. Sisanya, tidak jalan," ujarnya mengeluh.
Biaya operasional yang dikeluarkannya pun harus tinggi. Termasuk juga harus bayar pajaknya. Sehingga pengusaha restoran asal Kota Solo ini akhirnya melakukan rasionalisasi akan tenaga kerjanya.
"Mereka otomatis menyesuaikan diri. Tapi untungnya di tempat saya masih tradisional sistemnya, jadi masih bisa dipahami, " imbuhnya.
Kondisi demikian juga dirasakan pelaku usaha di wilayah Mangga Dua, Glodok, ataupun Muara Karang. "Semuanya mengeluh. Jadi, mengeluhnya beda-beda. Kalo pedagang kecil, contohnya, seperti mendapat gas sulit, listrik mahal," jelas Eko.
https://www.gatra.com/rubrik/ekonomi/313239-Daya-Beli-Menurun-dan-Harapan-Pelaku-Usaha
Turut bersimpati
0
1.5K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan