- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
👥Prabowo Mencari Cawapres


TS
eggy.sujana
👥Prabowo Mencari Cawapres
Tak ada pilihan bagi Gerindra untuk mencalonkan Ketua Umumnya, Prabowo Subianto, sebagai capres pada Pilpres 2019. Gerindra tidak memiliki figur yang kuat seperti Prabowo untuk tampil sebagai kandidat RI-1.
Gerindra memiliki opsi untuk mencalonkan capres lain bersama partai koalisinya, yakni PKS. Namun, sejauh ini, hasil berbagai survei mengungkapkan belum ada sosok yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai capres kecuali Joko Widodo dan Prabowo.
Prabowo secara politik dan elektabilitas sudah sangat aman untuk maju pada Pilpres 2019. Pengamat politik LIPI, Indria Samego, menilai, sosok Prabowo memang masih kuat untuk diusung menjadi capres dari Partai Gerindra.
Ia berkeyakinan Prabowo hanya menunggu waktu deklarasi. "Saya kira Prabowo masih punya keinginan untuk maju lagi, yang nantinya akan diumumkan setelah itu," kata Samego, Sabtu (17/3).
Diskusi pencapresan Prabowo sebetulnya sudah bergeser bukan pada apakah dia akan menjadio capres atau tidak. Tetapi, pada siapa yang bakal menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo.
Diskursus seperti ini yang saat ini sedang dijalani Jokowi. Sejak dicalonkan menjadi capres Pilpres 2019, posisi PDIP dan Jokowi untuk menentukan cawapres makin kuat. PDIP sepertinya tidak mau kecolongan lagi.
Siapa cawapres Prabowo? Belum ada jawaban pasti. Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku, partainya sudah mengantongi 12-15 nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pemilu 2019. Mereka berasal dari berbagai latar belakang.
Capres dari parpol sekitar tujuh. Dari militer ada, tokoh Islam ada, kalangan perempuan juga ada satu sampai dua orang," kata Muzani.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR ini mengatakan, nama-nama cawapres tersebut diambil dari nama-nama yang bermunculan dan menjadi perbincangan di publik. Gerindra siap mendengarkan masukan dari partai-partai mitra koalisi yang sejauh ini terus melakukan penjajakan dengan partai yang belum menentukan sikap pada Pemilu 2019.
Gerindra terus mematangkan persiapan menghadapi Pemilu 2019 dan meyakinkan partai koalisi untuk bisa mengusung Prabowo sebagai capres. Gerindra sudah mendapatkan kepastian dari partai politik yang bisa memenuhi target 112 kursi di parlemen sehingga partainya optimistis bahwa Prabowo bisa menjadi capres di Pilpres 2019.
Dia menjelaskan, terkait cawapres, sedang dibicarakan terus dengan Prabowo untuk mempertimbangkan karena berkaitan dengan strategi menghadapi pilpres 2019. Kondisi pesta demokrasi tahun depan berbeda dibandingkan pilpres 2014, meskipun kemungkinan lawannya sama, yaitu Joko Widodo.
Prabowo masih berpikir tentang siapa cawapres yang pas mendampinginya sehingga bisa memenangkan pertarungan pada Pilpres 2019. "Pada saat pendeklarasian idealnya sudah diumumkan calon wakil presidennya, tapi kalau itu belum memungkinkan bisa ditunda," katanya.
Dia menilai dinamika politik juga menentukan satu hingga tiga cawapres, kemudian akan ditentukan satu orang cawapres yang akan diusung.
Pasangan ideal Prabowo
Ketua DPP Partai Gerindra Habiburrokhman mengungkapkan, Prabowo adalah sosok yang fleksibel dan layak disandingkan dengan siapa saja pada Pilpres 2019. Namun, kecil kemungkinan peluang Prabowo bersanding dengan Gatot Nurmantyo pada bursa Pilpres 2019 nanti.
Gatot adalah salah satu tokoh yang negarawan dan sangat berkualitas. Namun, Prabowo yang sudah dipastikan diusung menjadi capres dari partai Gerindra tidak akan bersanding dengan tokoh yang juga jebolan militer.
"Kalau cawapres pak Gatot itu kecil kemungkinan karena sama-sama militer. Kita in beragam ada tokoh ulama, birokrat. Tapi yang pasti, Pak Prabowo itu dengan siapa-siapa saja cocok, Yusril cocok, AHY bagus juga, dengan TGB cakep, dengan mbak Puan bagus," kata Habiburrokhman di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/3).
Anies Baswedan, Tuan Guru Zainul Majdi (TGB), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan lainnya kini muncul sebagai kandidat cawapres ideal untuk dipasangkan dengan Peabowo. Nama TGB meroket belakangan ini di mana banyak desakan dari publik untuk menjadikan TGB sebagai capres atau cawapres.
Sejumlah kalangan menilai, psangan Prabowo dan TGB akan memberikan dampak politik luas. Langkah Prabowo untuk bisa memenangkan Pilpres 2019 menjadi terbuka lebar. Prabowo mewakili kaum nasionalis sementara TGB berasal dari kalangan santri
Selain Indria Samego menyebut nama Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, sebagai sosok yang bisa tepat menjadi cawapres Prabowo. Zulkifli dinilai memiliki pengalaman birokrasi yang baik dan mewakili kelompok Islam.
Wakil Sekjen DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, mengungkapkan, partainya sudah memutuskan untuk mengusung Ketua Umum Zulkifli Hasan sebagai capres atau cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Karena itu, saat ini PAN terus melakukan dialog, diskusi, dan silaturahim dengan parpol-parpol lain.
PAN selalu menjalin komunikasi dan silaturahim dengan partai lain, terutama dengan partai yang belum memutuskan bergabung dengan poros pendukung Joko Widodo. Melalui komunikasi dengan partai lain, PAN menargetkan menemukan formulasi capres atau cawapres terbaik untuk Indonesia ke depannya.
Prabowo juga memiliki kans besar untuk bersanding dengan cawapres dari PKS. Ada sembilan nama capres/cawapres PKS yang dijaring dari kalangan internal.
Sembilan nama tersebut adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al Jufri, Tifatul Sembiring, Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera. Prabowo pastinya akan kesulitan jika harus memilih cawapres di antara kesembilan nama tersebut. Karena, tidak ada nama yang dominan di antara kesembilan nama itu.
Sampai sejauh ini belum ada informasi siapa yang paling kuat dari kesembilan capres/cawapres PKS. Anis Matta masih terus membentuk kesadaran publik, Ahmad Heryawan muncul sebagai kandidat kuat, hingga Sohibul Iman.
Namun Samego menilai, Prabowo bakal lebih sulit memilih calon wakil presiden dari PKS ketimbang partai lain. Alasannya, dari sembilan tokoh yang disodorkan PKS menjadi capres-cawapres dinilai tidak ada yang dominan.
"Saya kira Pak Prabowo nanti akan lebih sulit memilih cawapres dari PKS, karena dari wacana PKS yang mengusung sembilan nama itu, tak ada tokoh yang paling dominan," kata Samego.
Ia menuturkan, hal ini memang menjadi ciri khusus dari PKS, yakni tak ada yang mendominasi. Semua kader PKS, menurut dia, cenderung dipercaya satu sama lain untuk melakukan tugasnya masing-masing.
Siapa yang bakal menjadi pendamping Prabowo, tunggu tanggal mainnya saja.
sumber : http://m.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/03/18/p5qz7z440-prabowo-mencari-cawapres-part1
saat ini menurut saya yang paling cocok cuma anies baswedan, cocok untuk meredam emosi jika pak prabowo lagi marah
Gerindra memiliki opsi untuk mencalonkan capres lain bersama partai koalisinya, yakni PKS. Namun, sejauh ini, hasil berbagai survei mengungkapkan belum ada sosok yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai capres kecuali Joko Widodo dan Prabowo.
Prabowo secara politik dan elektabilitas sudah sangat aman untuk maju pada Pilpres 2019. Pengamat politik LIPI, Indria Samego, menilai, sosok Prabowo memang masih kuat untuk diusung menjadi capres dari Partai Gerindra.
Ia berkeyakinan Prabowo hanya menunggu waktu deklarasi. "Saya kira Prabowo masih punya keinginan untuk maju lagi, yang nantinya akan diumumkan setelah itu," kata Samego, Sabtu (17/3).
Diskusi pencapresan Prabowo sebetulnya sudah bergeser bukan pada apakah dia akan menjadio capres atau tidak. Tetapi, pada siapa yang bakal menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo.
Diskursus seperti ini yang saat ini sedang dijalani Jokowi. Sejak dicalonkan menjadi capres Pilpres 2019, posisi PDIP dan Jokowi untuk menentukan cawapres makin kuat. PDIP sepertinya tidak mau kecolongan lagi.
Siapa cawapres Prabowo? Belum ada jawaban pasti. Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku, partainya sudah mengantongi 12-15 nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam Pemilu 2019. Mereka berasal dari berbagai latar belakang.
Capres dari parpol sekitar tujuh. Dari militer ada, tokoh Islam ada, kalangan perempuan juga ada satu sampai dua orang," kata Muzani.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR ini mengatakan, nama-nama cawapres tersebut diambil dari nama-nama yang bermunculan dan menjadi perbincangan di publik. Gerindra siap mendengarkan masukan dari partai-partai mitra koalisi yang sejauh ini terus melakukan penjajakan dengan partai yang belum menentukan sikap pada Pemilu 2019.
Gerindra terus mematangkan persiapan menghadapi Pemilu 2019 dan meyakinkan partai koalisi untuk bisa mengusung Prabowo sebagai capres. Gerindra sudah mendapatkan kepastian dari partai politik yang bisa memenuhi target 112 kursi di parlemen sehingga partainya optimistis bahwa Prabowo bisa menjadi capres di Pilpres 2019.
Dia menjelaskan, terkait cawapres, sedang dibicarakan terus dengan Prabowo untuk mempertimbangkan karena berkaitan dengan strategi menghadapi pilpres 2019. Kondisi pesta demokrasi tahun depan berbeda dibandingkan pilpres 2014, meskipun kemungkinan lawannya sama, yaitu Joko Widodo.
Prabowo masih berpikir tentang siapa cawapres yang pas mendampinginya sehingga bisa memenangkan pertarungan pada Pilpres 2019. "Pada saat pendeklarasian idealnya sudah diumumkan calon wakil presidennya, tapi kalau itu belum memungkinkan bisa ditunda," katanya.
Dia menilai dinamika politik juga menentukan satu hingga tiga cawapres, kemudian akan ditentukan satu orang cawapres yang akan diusung.
Pasangan ideal Prabowo
Ketua DPP Partai Gerindra Habiburrokhman mengungkapkan, Prabowo adalah sosok yang fleksibel dan layak disandingkan dengan siapa saja pada Pilpres 2019. Namun, kecil kemungkinan peluang Prabowo bersanding dengan Gatot Nurmantyo pada bursa Pilpres 2019 nanti.
Gatot adalah salah satu tokoh yang negarawan dan sangat berkualitas. Namun, Prabowo yang sudah dipastikan diusung menjadi capres dari partai Gerindra tidak akan bersanding dengan tokoh yang juga jebolan militer.
"Kalau cawapres pak Gatot itu kecil kemungkinan karena sama-sama militer. Kita in beragam ada tokoh ulama, birokrat. Tapi yang pasti, Pak Prabowo itu dengan siapa-siapa saja cocok, Yusril cocok, AHY bagus juga, dengan TGB cakep, dengan mbak Puan bagus," kata Habiburrokhman di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/3).
Anies Baswedan, Tuan Guru Zainul Majdi (TGB), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan lainnya kini muncul sebagai kandidat cawapres ideal untuk dipasangkan dengan Peabowo. Nama TGB meroket belakangan ini di mana banyak desakan dari publik untuk menjadikan TGB sebagai capres atau cawapres.
Sejumlah kalangan menilai, psangan Prabowo dan TGB akan memberikan dampak politik luas. Langkah Prabowo untuk bisa memenangkan Pilpres 2019 menjadi terbuka lebar. Prabowo mewakili kaum nasionalis sementara TGB berasal dari kalangan santri
Selain Indria Samego menyebut nama Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, sebagai sosok yang bisa tepat menjadi cawapres Prabowo. Zulkifli dinilai memiliki pengalaman birokrasi yang baik dan mewakili kelompok Islam.
Wakil Sekjen DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, mengungkapkan, partainya sudah memutuskan untuk mengusung Ketua Umum Zulkifli Hasan sebagai capres atau cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Karena itu, saat ini PAN terus melakukan dialog, diskusi, dan silaturahim dengan parpol-parpol lain.
PAN selalu menjalin komunikasi dan silaturahim dengan partai lain, terutama dengan partai yang belum memutuskan bergabung dengan poros pendukung Joko Widodo. Melalui komunikasi dengan partai lain, PAN menargetkan menemukan formulasi capres atau cawapres terbaik untuk Indonesia ke depannya.
Prabowo juga memiliki kans besar untuk bersanding dengan cawapres dari PKS. Ada sembilan nama capres/cawapres PKS yang dijaring dari kalangan internal.
Sembilan nama tersebut adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al Jufri, Tifatul Sembiring, Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera. Prabowo pastinya akan kesulitan jika harus memilih cawapres di antara kesembilan nama tersebut. Karena, tidak ada nama yang dominan di antara kesembilan nama itu.
Sampai sejauh ini belum ada informasi siapa yang paling kuat dari kesembilan capres/cawapres PKS. Anis Matta masih terus membentuk kesadaran publik, Ahmad Heryawan muncul sebagai kandidat kuat, hingga Sohibul Iman.
Namun Samego menilai, Prabowo bakal lebih sulit memilih calon wakil presiden dari PKS ketimbang partai lain. Alasannya, dari sembilan tokoh yang disodorkan PKS menjadi capres-cawapres dinilai tidak ada yang dominan.
"Saya kira Pak Prabowo nanti akan lebih sulit memilih cawapres dari PKS, karena dari wacana PKS yang mengusung sembilan nama itu, tak ada tokoh yang paling dominan," kata Samego.
Ia menuturkan, hal ini memang menjadi ciri khusus dari PKS, yakni tak ada yang mendominasi. Semua kader PKS, menurut dia, cenderung dipercaya satu sama lain untuk melakukan tugasnya masing-masing.
Siapa yang bakal menjadi pendamping Prabowo, tunggu tanggal mainnya saja.
sumber : http://m.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/03/18/p5qz7z440-prabowo-mencari-cawapres-part1
saat ini menurut saya yang paling cocok cuma anies baswedan, cocok untuk meredam emosi jika pak prabowo lagi marah
Polling
0 suara
siapa yang cocok jadi wakil prabowo?
0
2.4K
54


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan