Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

schacherAvatar border
TS
schacher
Adakah tempat untuk kapitalisme radical di Indonesia?
Jokowi bilang tidak ada tempat untuk intoleransi di Indonesia.

Kalau mau face value, ini agak aneh. Majoritas dari kita tidak mentolelir banyak hal. Kita tidak mentolelir korupsi, pembunuhan, pencurian. dll... Apa kita semua harus pindah ke luar negeri?

Mungkin maksudnya adalah orang orang radical yang ingin khilafah atau sering juga disebut khilafuck atau whatever lah

Tapi kalau tidak ada tempat untuk mereka, artinya kita tidak mentolelir mereka?

Nah lho. Gimana dong?

Mungkin kita coba yang lebih toleran dulu.

Kapitalisme adalah ideology yang paling toleran di dunia. Kapitalisme mentolelir apa saja kecuali penipuan dan pemaksaan.

Di  negara kapitalisme kamu bebas membeli buku buku komunis. Di negara komunis kamu tidak bebas membeli buku buku  kapitalisme.

Kapitalisme tidak bertentangan dengan agama apapun. SIapapun boleh memeluk mempercayai takhhyul apapun dalam agama mereka.

Kapitalis hidup damai dan bahagia di negara manapun. Tentu mereka menginginkan dunia lebih kapitalis lagi, tetapi seperti yang di indo, mereka cukup happy.

Jokowi mempermudah perijinan untuk setiap usaha. Majoritas kapitalis pasti pilih Jokowi. Masalahnya kapitalisme radikal bagaimana?

Tidak seperti khilafah yang hasilnya sering "minim" seperti Afganistan dan Syria, Kapitalisme membawa kemakmuran di semua tempat. Di afgan, mereka punya wifi aja tidak. Nggak bisa access kaskus. Kasian kan bro? Gila nasib nasib........

Bandingkan dengan kapitalisme?

Swedia, negara yang tadinya luar biasa miskin, menjadi kaya raya dalam 150 tahun

https://www.libertarianism.org/publi...de-sweden-rich

150 tahun lalu sakin miskinnnya orang Swedia harus mencampur tepung dengan kulit pohon karena nggak cukup tepung untuk kasih anak mereka. Sekarang dengan pendapatan perkapita $50 ribu dollar Sweden menjadi negara yang sangat makmur.

Cina tadinya komunist.

Lalu Deng Xiaoping bilang, yang penting bukan kucing putih atau kucing hitam. Yang penting kucingnya bisa menangkap tikus.

Cina pun jadi negara kaya raya.

Masalahnya satu.

Kita tau dari mana kucing mana yang pintar mengangkap tikus?

Kucing hitam atau putih?

Cara yang cukup akurat dan cukup mahal adalah ya coba saja. Kasih setiap meong kesempatan, liat yang mana yang tangkep lebih banyak.

Ibaratnya kita mau tau siapa pelari paling cepat, ya mereka lomba lari, liat siapa yang finish duluan. Pastikan startnya sama sama, jarak sama, dll. Kalo kita argument, oh si Bob pasti paling cepat karena kakinya paling anjang, itu mak libet. Atau pokoknya saya pilih pelari kaos hitam karena saya suka warna hitam. Tidak ada habisnya argument.

Tapi cara cara lain sering kali yang di coba di negara kita.

Cara lain? Semua pilih kucing putih atau semua pilih kucing hitam. Ini luar biasa mahal. Kalo kita bilang, tidak ada tempat untuk kucing hitam di negara ini, nah lho. Siapa tau meong hitam naik lebih sukses?

Atau bisa juga kita tidak coba coba. Kita pikirkan baik baik lalu kita pilih. Ini juga masalah besar. Mengapa? Karena kalau cuman theory, semua juga bilang bagus.

Komunist, liberal, libertarian, georgian, khilafah, kapitalisme, pancasila, itu semua kalo diatas kertas kelihatannya bisa bagus. Buktinya ada yang percaya kan?

Orang komunis bilang, hei,  kamu akan dapat duit banyak. Lalu apa incentive orang buat produktive? Ya bisa lah. Sesudah dicoba orang jadi males lalu negaranya miskin. See? Kalo nggak dicoba nggak ketawan itu ideology mandul.

Orang yang ingin khilafah bilang, kita ikutin perintah Tuhan, nggak mungkin salah. Okay. Tau dari mana sesuatu kehendak Tuhan? Apa ada mesin voting yang passwordnya hanya Tuhan yang tau, dan hanya Tuhan yang bisa operasikan? Apa kita seperti bitcoin gitu dimana pengguna mesin harus menebak nonce yang hashnya 0 dan kalau berhasil bisa diverikasi oh ini bener Tuhan yang kasih tau?

Tau dari mana? Apa Tuhan akan datang bersaksi di parlement bilang, ini bullshit kalau dia tidak setuju? Tidak. Taunya dari mana? Dari tokoh agama. Yang bisa disogok,  yang bisa dikasih fasilitas yang bisa subjective. Tokoh agama bisa bohong atau tidak saya tidak tahu. Kayaknya sih iya namanya orang kok. Tapi kalo saya bilang bisa bohong, ntar kasus lagi.

Akhirnya setiap orang bawa bawa agama sering kali kepentingan koruptor yang diuntungkan. Koruptornya tinggal bagi hasil ke pemimpin agama, beres deh.

Gubernur paling efficient di Jakarta sekarang dipenjara karena agama. Banjir dimana mana. Anggaran belanja digelembungkan. Jalanan jadi tempat PKL. Kita gabung agama dan pemerintahan skala kecil saja hasilnya begini. Wajar kalau sebagian orang ingin negara lebih sekuler. Dan sebagian lagi bilang kalau mereka ingin negara lebih ikut campur dalam agama.

Pertanyaan saya, mengapa orang sekuler harus mengakomodasi yang tidak sekuler dan sebaliknya? Mengapa tiap orang tidak punya provinsi dan kota masing masing sesuai jumlah penduduk dan kekuatan ekonomy mereka?

Mengapa orang sekuler harus mendengar azan dan kotbah islami berjam jam? Mengapa orang yang suka suara adzan harus mengumandangkan azan mereka dengan speaker yang lebih pelan? Seharusnya ada daerah dimana orang yang tidak suka tidak harus mendengar adzan. Di daerah lain, kalau memang rakyatnya suka, ya stellah itu speaker sekeras mungkin. Mengapa tiap daerah harus setengah setengah?

Orang libertarian bilang, kita tidak perlu pemerintah. Kita perlu mekanisme pasar, nanti rakyat tinggal sewa security agency. Ya fine. Tapi selama ini kartel proteksi yang cukup effective dan ada di "pasar" ya negara negara seperti negara kita.

Ada tidak tempat untuk mereka?

Jadi baik kita langsung coba yang bagus ataupun kita tidak pernah coba yang aneh aneh, dua duanya bahaya. Semua bisnis coba kecil dulu. Jalan coba lagi.

Kalau kapitalisme sudah terbukti jalan di banyak negara, bagaimana kalau ada yang mau kapitalisme yang lebih extreme lagi?

Salah satunya adalah Roger Ver

Roger Ver mau membeli pulau dan dia mau membangun negara berdasarkan libertarianisme. Ini ide yang cukup radical.

https://bitcoinmagazine.com/articles...arian-country/

Sekarang ini belum ada negara yang mau menjual wilayahnya ke Roger.

Indonesia punya 13 ribu pulau. Masak tidak ada satu pulau yang kita bisa sewakan ke Roger Ver? Kita pastikan dia punya hak jual dan hak pakai. Jadi kalau si Roger Ver berhasil menaikkan harga tanah di tempat yang dia govern, dan kalau di akhir masa pakai kita tidak suka dengan ide dia, Roger bisa menjual tanah itu ke orang lain di harga pasar dan menikmati kenaikan harga tanah.

Kaum kapitalisme tidak memaksakan kehendak mereka ke orang lain. Tidak ada orang dimanapun di hukum karena berbicara menentang kapitalisme.

Barang bagus nggak usah dipaksakan.

Yang dibutuhkan kapitalis radikal hanyalah kesempatan untuk mewujudkan ide mereka. Mereka yakin ide mereka bagus.

Bagaimana dengan orang radikal yang lain? Sama. Ijinkan mereka sewa satu pulau juga.

Kita lihat mana yang jadi makmur?

Yang makmur yang kita tiru.

Jujur menurut saya, radical kapitalisme seharusnya diberi lebih banyak kesempatan dari radikal khilafah

Saya kira percuma menuruti pendukung khilafah. Pendukung khilafah itu tidak pernah happy di negara manapun. Di negara islam mereka dilarang. Di negara demokrasi mereka dibiarkan tetapi menuntut orang lain kehilangan kebebasan berbicara. Saya jijik waktu mendengar mereka complain MCA ditangkap, meskipun mereka sendiri ingin Ahok dipenjara karena kebebasannya.

Kalau mereka tidak happy di manapun, artinya untuk buat mereka happy kita musti bend over backward banget. Ngapain? Ya kita peduli kepentingan kita sendiri dong. Ngapain peduli kepentingan minoritas orang dengan ide aneh.

Mereka coba bikin khilafah di ISIS. Saya nggak tau musti ngomong apa. Kalo saya bilang orang orang yang pro ISIS dibohongi pakai agama, saya bisa di penjara karena bilang agama alat untuk berbohong. Kalo saya bilang, mereka tidak dibohongi. Islam emang gitu. Ntar saya diprotes lagi. Nggak tau lah. Satu hal yang pasti, sampai sesuatu dicoba dan hasilnya baik, gw sih nggak mau coba coba. Gila apa?

Tetapi pendukung kapitalisme cukup happy meskipun negara kita tidak kapitalis. Mereka lebih mudah disenangkan. Lebih moderate. Lebih toleran.

Kalau dua duanya ingin praktek satu pulau, beri ijin ke Roger Ver dulu.




Diubah oleh schacher 15-03-2018 16:19
0
2.1K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan