Kaskus

News

kampungan281Avatar border
TS
kampungan281
Foya-foya Ala Pemimpin Partai Islam
Foya-foya Ala Pemimpin Partai IslamSaat jutaan rakyat Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan di sudut-sudut dusun, para wakil rakyat malah berpesta pora dengan uang dari keringat petani, tukang becak, nelayan, penjual sayur dan segenap rakyat Indonesia yang membayar beraneka ragam jenis pajak. Memang hanya beberapa rupiah, tapi itu hasi keringat mereka yang dititipkan pada Negara, untuk dikelola.
 
Agar jalan-jalan di perkampungan bisa beraspal, agar irigasi bagi para petani mengalir di sawahnya. Agar pasar tak lagi berbau busuk akibat sampah yang menumpuk. Agar anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa harus bertaruh nyawa menyebrangi derasnya arus sungai.
 
Memang sudah lumrah, Emha Ainun Nadjib bilang “Kita sudah imun terhadap dusta,” sehingga wajar, dusta para wakil rakyat sudah serupa semilir angina saat berkendara, serupa kawanan burung di sawah, cukup dengan menggerakan tali orang-orangan sawah untuk menghalaunya. Tak usah mengejar, apalagi menuntut padi yang telah diambilnya.
 
Begitupula terhadap wakil rakyat, anggota dewan yang terhormat, bergaya hidup mewah, dengan perhiasan puluhan juta melingkar di tangan, leher, dikenakan menjadi baju, dikendarai menjadi mobil berharga milyaran, yang tak akan mungkin dibeli Paijo, si tukang bakso keliling.
 
Sejak kapan gaya hidup hedon dan foya-foya ini jadi trend? Sebelum reformasi, gaya hidup para pejabat juga serupa dengan kini, bedanya mereka malu jika itu tampak. Tidak menjadi ajang pamer, meski ada beberapa kasus di masa sebelum reformasi.
 
Sejak tahun 2000-an, trend hidup mewah dan memamerkan harta ini mulai menggeliat. Dan yang paling berani adalah Anis Matta, ia bahkan dengan ketus membalas sindiran Ketua Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Busyro Muqodas yang menyayangkan gaya hidup Anggota DPR yang berlebihan.
 
Lihat saja di tangan kiri Wakil Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera kala itu. Jam tangan berharga puluhan juta setia mendampingi saat diwawancara para wartawan. Petinggi partai Islam ini, bahkan berang saat gaya hidupnya disindir berbagai pihak. Padahal, sudah barang tentu ajaran Islam melarang untuk berlebihan, berfoya-foya, sebab mubazir itu temannya setan.
 
"Yang jelas, kita fokus pada kerja kita dulu sebagai pejabat publik ketimbang bicara gaya hidup orang per orang," kata Anis menjawab tudingan ketua pemburu para maling uang rakyat itu.
 
Pria berisitri dua dengan 10 anak itu menganggap gaya hidup mewah pejabat negara maupun anggota DPR adalah ranah moral yang merupakan ranah pribadi, dan tak harus diintervensi negara. Ia berkilah, dengan kalimat itu saat para wartawan bertanya soa jumlah mobil mewah di garasi rumahnya.
 
Padahal mereka digaji oleh Negara, dan semua kebutuhan hidupnya ditanggung dari pajak penghasilan pekerja kelas menengah ibukota yang bergelantungan di gerbong KRL dari Sudirman ke Sudimara.
 
Anis Matta berang, kala gaya hidupnya disindir, meski ia pejabat publik. Bahkan ia bilang  “Lifestyle individu kita tidak bisa mengaturnya. Lifestyle individu tidak bisa diintervensi.” Saat Prime Time di Metro TV. Anis angkat bicara saat mobil-mobil mewah di DPP PKS disita.
 
Iya, gaya hidup adalah urusan personal, tapi jika hidupmu dibiyai dari kami yang banting tulang siang malam tanpa bantuan Negara, tetap harus menyetor pajak setiap tahunnya untuk mendanai gaya hidupmu, aku kudu piye?
 
Sekaya apapun penganut paham Bohemian, mereka tetap suka menggelandang. Semiskin apapun orang kampung, mereka akan tetap makan KFC jika ke kota. Padahal di kota-kota besar, itu hanyalah makanan bagi kelas bawah serupa supir truk antar lintas Negara bagian di Amerika sana.
 
Gaya hidup mewah tidak bisa sekali pakai, ia adalah habit, kebiasan, dan membutuhkan ongkos mahal untuk merawat gaya hidup itu. Perawatan mobil VW atau Audi jelas tak serupa dengan mobil Carry yang biasa dipakai angot-angkot di daerah Indonesia.
 
Bahkan soal air radiatornya saja jauh berbeda. Tak bisa ambil di selokan, sungai, atau pakai air mineral merek Aqua. Mobil mewah harus diservis di outlet resmi, tak bisa diservis di bengkel-bengkel sekitaran Margonda.
Terserah Anis Matta dia mau hidup dengan gaya apa, tapi gaya hidup itu didapat dari keringat kuli pikul di pasar yang membayar TDL yang semakin naik setiap kebijakan baru lahir. Terlebih jika gaya hidup mewah itu diperoleh dengan cara-cara yang ilegal.
 
Apatah lagi jaman pamer foto di Instagram ini, godaan untuk menikmati kemewahan selalu terpajang di depan mata. Untuk mendapatkan kemewahan tersebut seringkali orang menempuh segala cara. Dari jual selangkangan, hingga menjual agama. Apa saja, asal bisa bergaya.
 
Bagi penyelenggara negara termasuk politisi, praktek korupsi, suap, kongkalikong anggaran, menggunakan pengaruh politik untuk mengeruk keuntungan finansial, semua dilakukan untuk membeli kemewahan. Lebih getir rasanya apabila kemewahan dibeli oleh pemimpin politik dengan mengkorupsi uang iuran para kadernya. Berkaca pada kasus Luthfi Hasan Ishaaq, kemewahan telah membujuknya untuk menyalahgunakan pengaruh politiknya. Sungguh lucu komentar Anis Matta soal gaya hidup dan cita rasa kemewahan yang jadi hak personal, katanya itu.
 
Apakah Anda tertarik untuk bermewah-mewahan dari keringat orang lain? Anis Matta bisa dijadikan rujukan, selama menjabat sebagai wakil anggota DPR, ia sudah melakukannya.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 12 suara
Pemimpin Islam Foya-foya?
Setuju
75%
Tidak Setuju
25%
0
4.2K
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan