Disebut negara hantu karena status Transnistria yang masih dalam sengketa dengan Moldova. Dulu, negara kecil yang terletak di kawasan Eropa Timur ini merupakan bagian dari Moldova sebelum masa keruntuhan komunis Uni Soviet. Ketika Moldova menjalin hubungan dengan Rumania, Transnistria memisahkan diri dengan perlawanan rakyatnya, memproklamirkan kemerdekaannya pada 2 September 1990.



Kini negara hantu itu hidup dalam bayang-bayang “kemerdekaan yang tak sepenuhnya”. Meskipun sudah tak lagi terjadi peperangan, rakyat Transnistria masih berperang melawan penolakan dunia yang menganggap negara tersebut masih dalam otoritas Moldova. Kemerdekaan Transnistria hanya diakui oleh 3 negara kecil lainnya yakni Abkhazia, Republik Artskah, dan Osetia Selatan. Dan 3 negara kecil itu rupanya juga tak diakui oleh PBB.

1) Mata uang dan paspor warganya tidak berlaku di dunia


Anton Polyakov dari www.vice.com
Transnistria sejatinya masih berada dalam kondisi gencatan senjata dengan Moldova. Meskipun Moldova telah memberi hak otonomi khusus, tetapi ekonomi warganya masih dipengaruhi kebijakan Moldova. Posisinya itu membuat Transnistria dianggap belum memenuhi persyaratan sebuah negara. Oleh karenanya mata uang negara tersebut tidak diakui dunia, selain itu paspor warga negaranya ditolak oleh banyak negara di dunia karena tak memenuhi persyaratan administrasi. Negara ini meminjam semua itu ke Rusia.

2) Terdiri dari 3 entitas suku yang seimbang


Anton Polyakov dari www.vice.com
Persebaran suku yang unik karena Transnistria ternyata terdiri dari 1/3 suku Rumania (Romawi), 1/3 etnis Rusia, dan 1/3 etnis dari Ukraina. Hal itu tak terlepas dari kebijakan pemindahan etnis secara merata dan memaksa, dengan tujuan mengurangi gesekan antar etnis di zaman kekaisaran Rusia. Maka persilangan di antara mereka menghasilkan bentuk fisik warganya yang unik. Soal ketampanan dan kecantikan warganya tak perlu dipertanyaakan lagi.

3) Para warganya senang menjadi binaragawan


Anton Polyakov dari www.vice.com
Dikutip dari vice.com (diakses 07/03/2018), negara ini dikatakan belum memiliki tradisi dan budaya sendiri, maka para pemuda Transnistria mencurahkan diri ke dunia militer dan olah fisik. Kebanyakan pemuda dan pemudi memang dilatih untuk meningkatkan rasa patriotisme negara dengan latihan militer. Maka berbagai acara binaraga cukup banyak ditemui di negara ini.

4) Mempertahankan paham komunisme


www.kompas.com
Sejarah mencatat Transnistria pernah dibantu Ukraina dan Rusia yang berpaham komunis kala berperang melawan Moldova yang bersekutu dengan rumania yang berpaham nasionalis. Oleh karena itu, seperti dilansir dari kompas.com (diakses 07/03/2018), Transnistria masih mempertahankan gedung-gedung dan lambang-lambang komunis di berbagai sudut kota.

5) Mayoritas warganya berbahasa Rusia


Anton Polyakov dari www.vice.com
kebijakan “Rumanisasi” yang dilakukan Moldova pada 1989, memaksa warganya yang telah terbiasa berbahasa dan beraksara Rusia memulai menggunakan bahasa Rumania dan aksara latin. Kebijakan itu tampaknya menimbulkan kekhawatiran sebagian etnis Moldova, lebih tepatnya warga Transnistria, yang merasa hal seperti itu hanya akan membuat mereka menjadi orang kelas dua. Puncak dari kekhawatiran itu memanas saat proklamasi kemerdekaan dan pecahnya perang pada tahun 1992 yang membunuh lebih dari 1500 orang. Pada akhirnya, bahasa Rusialah yang sampai sekarang mendominasi Transnistria.