- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Istilah “Pelakor” yang Makin Menggeneralisasi Wanita


TS
mangkok97
Istilah “Pelakor” yang Makin Menggeneralisasi Wanita
Spoiler for Pelakor:

Quote:
“Pelakor” alias perebut lelaki orang merupakan istilah yang baru-baru ini muncul untuk menggambarkan seorang wanita yang menjalin hubungan “khusus” dengan seorang pria beristri. Sebelum “Pelakor”, wanita yang dituduh menjalin hubungan dengan suami orang disebut dengan “WIL” alias wanita idaman lain. Terjadinya perubahan istilah dari “WIL” ke “Pelakor” dimulai sejak tahun 2017. Selain karena akronim “Pelakor” yang mungkin lebih nyaman diucapkan daripada sekedar singkatan “WIL”, berubahnya istilah “WIL” menjadi “Pelakor” juga tidak lepas dari pengaruh sejumlah kasus public figure yang menyebabkan perlu adanya istilah yang kebih relevan untuk menggambarkan wanita yang memang lebih condong terlihat sebagai wanita penggoda suami orang. Kasus Jennifer Dunn yang mencuat pada November 2017 adalah salah satu yang dapat dijadikan sebab munculnya istilah “Pelakor” karena kasusnya yang cukup booming di ranah berbagai media. Jennifer dengan segenap kejujuran penulis memang pantas disebut seorang “Pelakor” karena perilakunya yang memang sudah memperlihatkan seorang wanita yang rusak. Mulai dari kasus penyalahgunaan narkoba, pribadinya yang sering keluar masuk penjara, dan skandal seks bebas yang ia lakukan di indekosnya.
Tidak lama setelah Jennifer, wanita bernama Nylla, mendadak menjadi bahan pembicaraan di jagat media sosial sebagai seorang yang dianggap “Pelakor” oleh Bu Dendy, ibu rumah tangga yang bersuamikan Pak Dendy . Berbeda dengan Jennifer yang terkenal karena watak wanita penggodanya, Nylla adalah single parent hijabers yang sudah memiliki anak, kelakuan Bu Dendy terhadap Mbak Nylla lah yang justru membuat ia menjadi bahan pembicaraan hangat di berbagai media. Bagaimana tidak, Bu Dendy yang menemukan bukti bahwa suaminya digoda (atau menggoda), mempermalukan Nylla dengan membuat dan menyebarkan video yang berisi adegan dimana Nylla diposisikan sebagai seorang yang bersalah dan duduk menunduk malu di sebuah kursi di rumah Bu Dendy sembari dihujani uang yang jika ditotal mencapai jutaan rupiah oleh Bu dendy dengan disaksikan Pak Dendy. Aksi penyaweran yang dilakukan Bu Dendy terhadap Nylla diduga ditengarai perbuatan nekat Nylla yang terendus menggoda (atau digoda) lalu meminta uang untuk membuat rumah baru untuk dirinya kepada Pak Dendy.
Kembali ke isi video, ada hal yang cukup menarik, yaitu terlihatnya Pak Dendy yang sedang duduk di kursi bersebrangan dengan Nylla sembari melihat aksi penyaweran dan menyilakan kakinya. Gaya tubuh Pak Dendy tersebut terlihat mendiskreditkan Nylla sebagai seorang wanita “matre” yang bersalah karena menggoda lalu sekonyong-konyong meminta rumah kepada beliau. Padahal berdasarkan bukti screenshot percakapan antara Pak Dendy dan Nylla, terihat jelas bahwa Pak Dendy dan Nylla saling menggoda tanpa ada tindakan preventif dari keduanya.
Hal inilah yang membuat penulis sedikit geram karena Pak Dendy sebagai seorang lelaki yang bertanggung jawab harusnya ikut menanggung perbuatan Nylla yang diketahui Bu Dendy meminta rumah kepada pak Dendy. Bu Dendy pun sangat terlihat tidak menyalahkan suaminya sama sekali. Ini mungkin diperkuat oleh istilah “Pelakor” yang belakangan ini populer, mendiskreditkan wanita sebagai subjek perselingkuhan.
Solusi agar wanita tidak lebih didiskreditkan sebagai perusak hubungan dibanding pria, mungkin berbagai pihak dapat melakukan usaha untuk kembali mempopulerkan istilah lelaki “Hidung Belang” dan menetralisir subliminal message berupa istilah “Pelakor” yang lewat berbagai media pemberitaan menanamkan stigma yang kurang diingankan di pola pikir umum. Kasus Nylla dan Bu Dendy seperti di atas tentu memperbesar efek domino dari munculnya istilah “Pelakor”.
Tidak lama setelah Jennifer, wanita bernama Nylla, mendadak menjadi bahan pembicaraan di jagat media sosial sebagai seorang yang dianggap “Pelakor” oleh Bu Dendy, ibu rumah tangga yang bersuamikan Pak Dendy . Berbeda dengan Jennifer yang terkenal karena watak wanita penggodanya, Nylla adalah single parent hijabers yang sudah memiliki anak, kelakuan Bu Dendy terhadap Mbak Nylla lah yang justru membuat ia menjadi bahan pembicaraan hangat di berbagai media. Bagaimana tidak, Bu Dendy yang menemukan bukti bahwa suaminya digoda (atau menggoda), mempermalukan Nylla dengan membuat dan menyebarkan video yang berisi adegan dimana Nylla diposisikan sebagai seorang yang bersalah dan duduk menunduk malu di sebuah kursi di rumah Bu Dendy sembari dihujani uang yang jika ditotal mencapai jutaan rupiah oleh Bu dendy dengan disaksikan Pak Dendy. Aksi penyaweran yang dilakukan Bu Dendy terhadap Nylla diduga ditengarai perbuatan nekat Nylla yang terendus menggoda (atau digoda) lalu meminta uang untuk membuat rumah baru untuk dirinya kepada Pak Dendy.
Kembali ke isi video, ada hal yang cukup menarik, yaitu terlihatnya Pak Dendy yang sedang duduk di kursi bersebrangan dengan Nylla sembari melihat aksi penyaweran dan menyilakan kakinya. Gaya tubuh Pak Dendy tersebut terlihat mendiskreditkan Nylla sebagai seorang wanita “matre” yang bersalah karena menggoda lalu sekonyong-konyong meminta rumah kepada beliau. Padahal berdasarkan bukti screenshot percakapan antara Pak Dendy dan Nylla, terihat jelas bahwa Pak Dendy dan Nylla saling menggoda tanpa ada tindakan preventif dari keduanya.
Hal inilah yang membuat penulis sedikit geram karena Pak Dendy sebagai seorang lelaki yang bertanggung jawab harusnya ikut menanggung perbuatan Nylla yang diketahui Bu Dendy meminta rumah kepada pak Dendy. Bu Dendy pun sangat terlihat tidak menyalahkan suaminya sama sekali. Ini mungkin diperkuat oleh istilah “Pelakor” yang belakangan ini populer, mendiskreditkan wanita sebagai subjek perselingkuhan.
Solusi agar wanita tidak lebih didiskreditkan sebagai perusak hubungan dibanding pria, mungkin berbagai pihak dapat melakukan usaha untuk kembali mempopulerkan istilah lelaki “Hidung Belang” dan menetralisir subliminal message berupa istilah “Pelakor” yang lewat berbagai media pemberitaan menanamkan stigma yang kurang diingankan di pola pikir umum. Kasus Nylla dan Bu Dendy seperti di atas tentu memperbesar efek domino dari munculnya istilah “Pelakor”.
0
14.7K
Kutip
115
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan