- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yuk Intip ScanEagle, Drone Super Canggih Milik TNI AL
TS
wenyind
Yuk Intip ScanEagle, Drone Super Canggih Milik TNI AL
GARDANASIONAL, JAKARTA -Tentara Nasional Indonesia matra laut akan menerima Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ScanEagle pada pertengahan tahun 2018. Penambahan alutsista pesawat tanpa awak ini merupakan bagian hibah dari pemerintah Amerika Serikat yang mendukung pengawasan maritim negara-negara Asia Tenggara, di bawah program Maritime Security Initiative (MSI).
Diketahui MSI pertama kali diumumkan oleh sekretaris pertahanan AS Ashton Carter pada iterasi 2015 dari Shangri-La Dialogue di Singapura. Inisiatif ini berupaya meningkatkan kemampuan maritim negara-negara mitra di kawasan ini, yaitu Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Vietnam.
Seperti yang ditulis di Janes.com, pada Senin 26 Februari 2018, rencananya TNI AL akan mendapatkan 4 unit drone ScanEagle buatan Boeing Insitu tersebut. UAV ScanEagle ini dapat dilengkapi dengan berbagai jenis payload termasuk pencitraan elektro-optik, sensor infra merah gelombang panjang, dan radar X-band. Sayangnya informasi tentang jenis sensor yang akan hadir bersama UAV tersebut sampai saat ini belum diketahui.
Struktur drone ini terdiri dari lima modul replaceable, yakni bagian hidung, badan pesawat (fuselage), avionik, sayap dan sistem propulsi. Sementara lebar bentang sayap keseluruhan (dengan winglet) mencapai 3,1 meter.
Khusus pengoperasian di wilayah bersuhu dingin, ScanEagle dapat dilengkapi dengan carburettor heating dan ice phobic wing covering. Karena termasuk mini drone, tak sulit untuk mengemas ScanEagle, drone ini dapat diurai dan dirakit dengan cepat dengan dukungan kontainer berukuran 1,7 1 x 0,45x 0,45 meter.
Pesawat tanpa awak ini dapat mengudara sampai 22 jam 10 menit. Bahkan pada uji coba dengan bahan bakar JP5, endurance ScanEagle bisa sampai 28 jam 44 menit di udara.
ScanEagle tidak memiliki roda pendarat, alhasil drone ini diluncurkan lewat catapult pneumatic yang mampu melesatkan drone dengan kecepatan 25 meter per detik. Drone ini juga dilengkapi dengan model sayap lipat (folded wing), tujuannya agar drone ini dapat dilepaskan dari udara, terutama dari pesawat C-130 Hercules atau V-22 Osprey. Karena tak punya roda, maka ScanEagle didaratkan dengan cara khusus, yakni menggunakan metode kabel penangkap (SkyHook) yang dikembangkan Insitu.
Untuk payload yang menjadi elemen vital drone pengintai ini disematkan pada bagian hidung. Paket payload dibuat modular, sehingga operator dapat mengganti jenis payload dalam waktu beberapa menit saja. Lokasi sensor ditempatkan di bagian muka untuk memudahkan operator melacak sasaran tanpa harus melakukan manuver ulang.
Drone ini dilengkapi sensor thermal beresolusi tinggi DRS E6000. Sensor ini menyediakan resolusi 640×480 pixels dengan 25 micron pitch, serta dilengkapi short-wave infrared camera buatan Goodrich Sensors. Untuk misi memburu sniper, ScanEagle dipasangi sniper gun fire detection and location system.
Lalu bagaimana dengan dapur pacu? ScanEagle menggunakan tenaga propeller dengan dua bilah baling-baling, untuk mendukung mesin piston yang dapat dihasilkan tenaga 0,97kW. Dalam sekali terbang, ScanEagle dapat membawa 4,3 kg bahan bakar (JP5 jet aircraft fuel).
Dalam pengoperasiannya, UAV seharga 3,2 juta dolar AS ini diawaki oleh kru pada Ground Control Station. Sistem kontrol dan navigasi ScanEagle menggunakan GPS waypoint dan autonomous object tracking and autonomous in-flight route mapping.
Sementara untuk transmisi data, ScanEagle disokong datalink UHF 900MHz dan downlink S-band 2.4GHz untuk transmisi video. Berikut spesifikasi lengkapnya:
Boeing Insitu ScanEagle
– Payload:3,4 kg
– Length: 1,2 meter
– Wingspan: 3,1 meter
– Empty weight: 12 kg
– Loaded weight: 18 kg
– Max. takeoff weight: 22 kg
– Maximum speed: 148 km/h
– Cruise speed: 111 km/h
– Endurance: 24+ hours
– Service ceiling: 5.950 meter
Diubah oleh wenyind 12-03-2018 05:38
0
2.3K
15
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan