Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyayangkan dilarang beroperasinya becak di wilayah Jakarta. Padahal, becak sedang menjadi tren di tempat-tempat lain karena ramah lingkungan.

Hal tersebut diungkapkan Anies saat menerima sumbangan becak listrik dari putera sulung Amien Rais, Ahmad Hanafi Rais di Balaikota, pada Minggu (11/3).

"Di seluruh dunia, sekarang ada tren baru alat transportasi yang ramah lingkungan. Alat transportasi yang hemat energi. di banyak tempat, kendaraan seperti ini menjadi tren baru tetapi di Jakarta masih dilarang. Jadi ini kami akan iktiarkan," ujar Anies.


Becak listrik ini, dinilai Anies tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membantu pengayuh becak. Secara prinsip, becak tersebut, menurut Anies, tak jauh berbeda dari bajaj yang saat ini masih umum digunakan di Ibu Kota.

"Secara prinsip ini kan enggak beda jauh dengan bajaj ya. Sama-sama penumpangnya dua orang. Kami akan atur dari sisi Perda," kata mantan Menteri Pendidikan ini.

Anies juga tertarik pada becak listrik tersebut karena membawa kebaruan tanpa menanggalkan nilai-nilai lokal dan sejarah Jakarta.

"Desain ini menghargai yang ada. tidak membuang yang ada, jadi melakukan daur ulang atas becak-becak yang ada. Ini kan bagian dari kita, bagian dari sejarah kita. Seringkali kalau kita membuat yang baru itu menghilangkan yang lama, tetapi ini tidak," ungkap Anies.

Anies berharap becak seperti ini akan menyerap tenaga kerja di Jakarta. Sehingga industri baru dapat terbentuk.

"Kalau sampai ini bisa jalan dan bisa diterapkan, maka akan menyerap tenaga kerja, industri baru, dan membantu pergerakan ekonomi. tapi nanti kita lihat dulu," kata dia.

Sebelumnya, Hanafi menjelaskan bahwa becak listriknya dilengkapi dinamo hub 1000watt 480v yang mampu mengangkut 250 kg beban. Becak ini perlu diisi selama tiga jam untuk bisa menempuh jarak hingga 40 km. Kecepatan maksimalnya mencapai 25 km/jam.

Anies berencana mengizinkan kembali becak beroperasi utamanya di wilayah pemukiman dan perkampungan di Jakarta. Hal itu sampai kini masih menjadi perdebatan karena disebut melanggar regulasi di atas Perda DKI Jakarta jika dibuat nanti. (agi/agi)


Sumber

Dunia mana nies