Jadi secara garis besarnya adalah, tidak ada perbedaan yang mencolok antara gairah seksual pria dengan wanita, hal ini pernah diungkap oleh Alex Pangkahila, seorang spesialis andrologi dan ahli seksologi kedokteran. Jika selama ini pria dianggap memiliki gairah yang lebih besar daripada wanita, penyebabnya adalah perilaku-perilaku seksual pria itu sendiri, hal ini tercatat dalam fakta-fakta yang tertulis di bawah ini nanti.


1. BAHWA PRIA & WANITA SAMA-SAMA KURANG PUAS

Sebuah survei tentang kepuasan seks dilakukan University of Chicago, AS, terhadap 29 negara. Hasilnya, Austria menduduki peringkat pertama negara yang penduduknya puas dengan kehidupan seks mereka, dengan persentase 71,4 %. Sementara Indonesia menduduki peringkat ketiga terbawah dengan persentase 33,9% saja. APSHOW juga menemukan fakta-fakta yang serupa, 57% pria dan 64% wanita Indonesia mengaku tidak puas dengan kehidupan seksual mereka.

- KEMESRAAN BERBANDING TERBALIK.

Menurut para peneliti Hamburg-Eppendorf University, hanya 24% dari pria usia 30-an (yang telah menjalin hubungan lebih dari 10 tahun), mengaku masih membutuhkan kemesraan sebelum bercinta. Sebaliknya, 90% wanita tetap menginginkan kemesraan, tidak peduli usia dan berapa lamanya hubungan. Penelitian Asia Pasific Sexual Health and Overall Wellness(APSHOW) menemukan, mayoritas wanita di negara-negara Asia lebih mementingkan foreplay daripada orgasme. Padahal, mayoritas pria justru sebaliknya.

- PRIA TAHU APA YANG MEREKA MAU

Menurut seorang pengamat perilaku seks dari Northwestern University, AS, J. Michael Bailey, hal yang menggairahkan pria lebih jelas dan lebih spesifik daripada wanita. Pria tahu dengan pasti, oleh siapa mereka terangsang, dengan siapa mereka mau berhubungan seksual, dan dengan siapa mereka jatuh cinta, lain halnya dengan wanita yang membutuhkan banyak persyaratan untuk hal-hal diatas.

- LIBIDO WANITA LEBIH MUDAH TURUN

Para peneliti di Hamburg-Eppendorf University, Jerman, menemukan, libido pria masih relatif sama, meskipun usia hubungan sudah diatas 40 tahun. Sementara bagi wanita, setelah 3-4 tahun berada dalam hubungan yang stabil, mereka akan mengalami penurunan gairah seksual hingga 50%. Penyebabnya adalah kesibukan rumah tangga, termasuk mengurus anak. Warung Masyarakat Informasi Indonesia menemukan, 17,8 % pria memilih masturbasi saat gairah istrinya menurun. Hal ini banyak terjadi pada usia pernikahan 5 tahun.

- PRIA LEBIH GIAT MENCARI SEKS

Pria menginginkan kegiatan seksual lebih banyak daripada wanita, sejak awal hubungan percintaan, pertengahan, dan tahun-tahun setelahnya, ungkap Roy Baumeister, psikolog sosial dari Florida State University. Bahkan, banyak pria berharap memiliki partner seks lebih dari satu dalam hidupnya. Fakta lain, kalau 80 % pria senang dan tidak ragu melakukan one night stand, hanya 54% wanita yang mau melakukannya.

dan fakta yang terakhir adalah,


- HANYA 25% WANITA MEMIKIRKAN SEKS

Edward O. Lauman, Ph.D., sosiolog di University of Chicago, dalam penelitiannya menemukan, mayoritas pria berusia di bawah 60 tahun setidaknya memikirkan seks sekali sehari. Jika dibandingkan dengan wanita, hanya 25% wanita mengakui memiliki frekuensi yang sama. Bahkan hasil penelitian di Kinsey Institute, AS, sebanyak 54% pria memikirkan seks hingga beberapa kali dalam sehari. Menurut survei Bayer Healthcare, di negara-negara Asia Pasifik (2008), vitalitas seksual pria Asia Pasifik mencapai 42% sementara pria Amerika atau eropa hanya 18% saja.




Lalu hal-hal apa saja sih yang mempengaruhi gairah seksual seseorang.

Menurut Alex Pangkahila, ada 4 faktor yang mempengaruhi gairah seksual seseorang adalah :


a. FAKTOR FISIK

Kesehatan dan kebugaran akan memengaruhi gairah dan kualitas aktivitas seksual, tanpa tubuh yang bugar dan sehat, aktivitas seksual tidak optimal. Hal ini berhubungan erat dengan pola hidup, aktivitas fisik yang tidak harmonis dengan kapasitas tubuh akan menurunkan kadar hormon testosteron, keseimbangan hormon, dan zat-zat lain di dalam tubuh.




b. FAKTOR PSIKIS

Harus ada ketenangan batin yang memberi rasa nyaman. Bila suami-istri memiliki masalah yang belum terselesaikan, sulit mewujudkan hubungan seks yang bergairah dan menyenangkan.




c. FAKTOR SOSIOKULTURAL

Misalnya, sejak kanak-kanak menerima pemahaman keliru tentang seks (bahwa seks itu tabu atau dosa). Jika salah satu memiliki pemahaman keliru, dibutuhkan bantuan pasangannya untuk meluruskan fakta, bahwa hal itu tidak ilmiah dan rasional. Seks harus bisa dinikmati setiap pasangan.




d. FAKTOR PROSES BELAJAR

Aktif, berusaha mencari tahu apa saja yang membangkitkan gairah seksual pasangan. Saat ini banyak pasangan yang mempelajari secara khusus (lewat kursus) pengetahuan seksual dan sensual. Pengetahuan seksual bisa membuat pasangan mengeksplorasi kehidupan seks mereka. Pengetahuan sensual adalah seperti mempelajari titik-titik sensual di tubuh pasangan, sehingga masing-masing bisa saling merangsang gairah.