Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hostermaxAvatar border
TS
hostermax
Politik Hari Ini Bagaimana Islam Ditundukan
Politik Indonesia, adalah Politik Tentang Bagaimana Menguasai Umat Islam

Fenomena Politik Indonesia saat ini, menurut saya dalam titik yang abnormal. Bagaimana tidak, partai - partai Raksasa jauh - jauh hari sudah menyerahkan mandatnya, mendukung Capres Petahana untuk maju. Fenomena apa ini, kemana para tokoh - tokoh partai raksasa tersebut, sebut saja Golkar kemana Abu Rizal Bakrie, Kemana Akbar Tanjung, kemana Fahmi Idris. Kemudian ada PPP, ada Hanura, Wiranto kemana? Ada Nasdem, Surya Paloh kemana? Restorasi Bangsanya kemana? Semua tunduk pada satu Pilihan, Sakti sekali Capres Petahana ini?

Cerita politik sekarang sudah tidak menarik lagi, sudah ketebak siapa dukung siapa. Tidak ada lagi konsesi Calon Presiden, Tidak ada lagi baliho - baliho mempromosikan Capres, yang banyak bermunculan promosi Capres dan Online Shop, hahaha.

Apa para nyali politikus sudah pada ciut? Mereka yang puluhan tahun mencemplungkan dirinya di dunia politik yang kotor dan bergetah, tiba - tiba saja menjadi anak mami yang penurut, hehe.

Atau saya curiga, ada kekuatan besar yang menyatukan para partai dan tokoh besar itu? Dan jika ada, kekuatan besar itu lebih besar daripada kekuatan yang selama ini membuat mereka bercerai - berai.. untuk kepentingan rakyat kah? Rasa - rasanya tidak sepenuhnya, kekuatan yang bikin takluk para purnawirawan bintang 4, para pengusaha Nasional, dan para tokoh kunci saya kira adalah kekuatan yang seharusnya umat islam waspadai.

Umat islam lah sebenarnya para pemegang saham penentu arah bangsa ini. Ketika para elit bergerak, ke arah yang bukan pemihak umat islam. Dititik inilah kita, umat islam harus ambil sikap.

Kita yang selama ini jadi variabel utama, sasaran marketing, sekaligus juga objek penderita. Harus punya sikap tegas. Bahwa apapun anda, kita yang punya suara terbesar.

Indonesia merupakan negeri komunal, maka aspek nepotisme masih kental. Hal ini bisa kita (umat islam manfaatkan), yakni berpolitiklah hanya dengan orang islam. Mungkin kita akan dicela, jangan jualan agama dipolitik, jangan bawa2 agama ke politik. Sebagai umat yang cerdas, bisa kita kembalikan dengan pernyataan. Para aktivis liberal, sekuler, LGBT, dagang politik di sekolah2, di rumah - rumah, kenapa kita umat islam gak boleh atau merasa tercela bawa politik ke masjid. Justru politik harus dijelaskan di Masjid, bukan di warung - warung atau di Pos - Pos Tongkrongan, output atau hasil politiknya juga jadi berasa warung dan tongkrongan. Coba jadikan kita berpolitik secara berkualitas di masjid. Warna negara kita bisa jadi warna Masjid Insya Allah. Politisi - politisi yang hadir politisi Masjid, Negarawan - negarawan yang tercetak negarawam Masjid. Jika sudah begitu, kita sebagai pemegang saham bangsa ini benar - benar berdaulat.

Kita tidak lagi dibodoh2i bahwa politik itu hanya urusan duniawi yang kotor. Hingga yang isi, orang - orang pinggir jalan dan pos tongkrongan.

Lihat angka 212 aja sudah dipake kelompok sebelah untuk menjaring umat islam. Para non islam pake peci untuk deketin umat islam.

Jadi dapat saya katakan, Politik di Indonesia ini adalah tentang menguasai umat islam. Cara menguasainya bagaimana? Bisa dengan cara menyatukannya atau memecahnya.

Maka dari itu semua, mahfum kita sebagai umat terbesar di dunia dapat mengambil peran. Jika kita ditakut - takuti kegagalan agama dalam negara, itu adalah historis agama dan negara orang lain, bukan negera islam. Ketika islam berkuasa, selama 7 abad, maka majulah peradaban tersebut. Jadi isu menakuti - nakuti umat islam tidak relevan lagi.

Nah karena 2018 dan 2019 adalah Tahun Politik Indonesia, yang juga Tahunnya Umat Islam memilih pilihan terbaiknya. Maka rapatkan barisan, mereka aja bisa rapat banget, masa kita kagak, hehe.. aamiin

قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۚ وَاللهُ يُؤَيدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ إِن فِي ذلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ

Sungguh, telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan. Satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain (golongan) kafir yang melihat dengan mata kepala, bahwa mereka (golongan Muslim) dua kali lipat mereka. Allah menguatkan dengan pertolongan-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati).

-Surat Ali 'Imran, Ayat 13

Muhammad Ilham
Batangtoru, 8 Maret 2018
0
2K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan