Anak-anak merasakan cintanya dengan rasa yang berbeda. Misalnya, kata-kata pujian mungkin sangat pas untuk satu anak, tetapi penguatan secara fisik (pelukan hangat) mungkin lebih baik untuk anak yang lain. Setiap anak berbeda-beda dan akan merespons dengan cara yang berbeda pula dalam mengungkapkan cintanya kepada orangtua. Jangan berkecil hati jika sang anak tidak segera merespons kita, jika sudah terlanjur ada jarak dalam hubungan agan dan sista dengan anak masih bisa diperbaiki, mengubah strategi dalam semalam memang mustahil rasanya. Dibutuhkan waktu untuk membangun kembali ikatan cinta dan kepercayaan.
1. Gunakan kata-kata pujian
Quote:
Satu kata yang kita ucapkan dapat mengubah total cara pikir, emosi, dan perilaku anak.
Orangtua yang efektif menguatkan perilaku positif anak melalui kata-kata pujian dan dorongan, dengan memfokuskan pada kelebihan dan prestasi lebih dulu dan baru kemudian mengoreksi perilaku yang salah.
Dua hal penting yang perlu diperhatikan saat memuji anak:
Pertama, berikan pujian yang tulus. Jangan katakan bagus jika memang tidak demikian.
Kedua, pujilah usaha atau hasil yang spesifik, bukan karakter mereka. Daripada memuji "kamu sangat pandai ya nak" atau "kamu rajin sekali", lebih baik "Ibu lihat kamu menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar" atau "Penuh perhatian sekali membantu ibu merapikan ruang tamu".
Tidak efektif:
Memuji orangnya
Efektif:
Menggambarkan usaha dan hasil dengan positif
2. Gunakan kata-kata sayang
Quote:
"Kata-kata pujian" fokus pada perilaku positif anak, sedangkan "kata-kata sayang" fokus pada betapa mereka dicintai sebagai seseorang dan langsung menyatakan kita sebagai orangtua, cinta kepada mereka.
Contoh:
"Ayah sayang pada kamu nak"
"Ibu bangga punya anak seperti kamu"
Agar anak-anak benar-benar merasa dicintai dan merasa aman, mereka perlu tahu bahwa kita mencintainya dalam keadaan apapun alias tanpa syarat. Jadi ketika kita memarahi atas apa yang mereka lakukan, katakan kita mencintai mereka apa adanya. Lebih baik kita tidak kaitkan dengan perilaku mereka, karena efeknya akan menjadi dangkal bagi mereka. Agar anak-anak tidak berpikir jika mereka dicintai hanya karena mereka pintar atau rajin.
Berikut sebuah contoh cara orangtua mengungkapkan cinta tanpa syarat dan keyakinannya kepada anak saat memarahi perilaku anaknya:
"Ibu marah dan kecewa sama kamu, karena kamu berbohong. Kamu anak ibu dan ibu tetap sayang kamuapa pun yang terjadi, tetapi ibu merasa sakit jika kamu berperilaku seperti itu. Ibu tahu kamu anak yang baik dan tidak akan mengulanginya lagi. Sekarang kamu harus menyelesaikan semua PRmu ini sebelum kita piknik akhir pekan ini."
Note:
Kata-kata yang ditebalkan adalah tanda penguatan identitas positif. Ketika kita memberikan keyakinan dan kepercayaan pada anak, mereka akan lebih mungkin
melakukan apa pun berdasarkan keyakinan dan
kepercayaan diri mereka.
3. Penguatan secara fisik
Quote:
Tujuh persen dari semua komunikasi diwakili oleh kata-kata, sedangkan sembilan puluh tiga persen datang dari bahasa tubuh kita. Jadi, selain kata-kata yang kita ucapkan, banyak cinta datang dari bahasa tubuh kita sendiri. Penguatan secara fisik juga merupakan cara nonverbal yang ampuh untuk menyampaikan cinta kita kepada anak: memberikan pelukan, cium pipi, menepuk bahu, menggandeng tangan, mengusap-usap pundaknya dan membelai rambutnya sambil mengucapkan kata-kata sayang atau pujian.
Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, perhatikan suasana hati anak kita sedang baik atau tidak, kalau tidak lebih baik biarkan mereka sendiri dulu dan beberapa anak tidak merasa nyaman dengan jenis ungkapan fisik tertentu. Sebagai contoh, anak remaja yang lebih besar lebih suka ditepuk pundaknya daripada dicium pipinya meski masih kecil ia sangat suka.
4. Menghabiskan waktu yang berkualitas
Quote:
Menghabiskan waktu yang berkualitas bersama anak adalah salah satu cara terampuh menyatakan cinta. Memberikan waktu yang berkualitas berarti memberi mereka perhatian sepenuhnya
Saat ini semakin banyak orangtua yang sulit untuk membagi waktu dengan anak karena kesibukan, sebagai penebusan rasa bersalah seringkali kita membelikan mainan atau hal lain yang diinginkan sang anak. Tapi hal itu tidak hanya dapat menggantikan, namun juga mungkin saja menciptakan masalah baru dengan memanjakan anak. Daripada terlalu memanjakan anak dengan membelikan ini itu, lebih baik kita sediakan waktu untuk bermain dan ngobrol bersama mereka saat sebelum dan sepulang bekerja, terutama saat akhir pekan.
5. Berbagi percakapan yang berkualitas
Quote:
Suatu percakapan yang berkualitas terjadi ketika kita sebagai orangtua bersama dengan anak bebas mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tanpa takut dikritik, dihakimi, dan dinasihati. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berbicara dengan anak adalah perhatikan kontak matanya, berikan perhatian sepenuhnya tanpa melakukan aktivitas lain seperti menonton tv atau main hp, ajukan pertanyaan dengan nada peduli dan ingin tahu, dengarkan dan cobalah rasakan perasaan mereka, hindari menginterupsi atau langsung menyalahkan perbuatan mereka, tanyakan kepada mereka apakah mereka ingin dinasihati jika mereka menjawab ya barulah kita menasihati.
Contoh:
"Kamu mau tahu sudut pandang Ayah/ Ibu? Ayah/ Ibu mengerti kamu merasa depresi karena gagal dalam tes. Kamu bisa menjadikannya sebagai cara belajar dari kesalahan, untuk membuktikan kepada semua orang bahwa kamu bisa jauh lebih baik di masa yang akan datang."
Note:
Perhatikan cara memberikan nasihat yang mendatangkan respons terbaik adalah mengikuti contoh dunia anak muda dan kita melakukannya dengan mengakui perasaan mereka (contoh: Ibu mengerti...) sebelum memberikan perspektif yang berbeda.
Sumber: Buku Nurturing the Winner & Genius in Your Child
Ilustrasi: Google
Sekian dari Ts,
thread ini bukan bermaksud untuk menggurui, tapi hanya berbagi informasi semata.
Terima kasih
