Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

larva.studioAvatar border
TS
larva.studio
I Wish I Could
Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah sekian lama saya tidak membuat id kaskus, dan akhirnya saya buat dan menjadi silent reader di SFTH, akhirnya saya memberanikan diri untuk membuat kisah saya sendiri. Selain terinspirasi dari kisah kawan-kawan disini yg bahkan ga malu bahkan mengumbar aib sendiri, kenapa saya tidak? Haha.

Spoiler for Questions & Answers:


Baiklah, daripada basa-basi semakin tidak terbendung, langsung saya mulai saja.

Chapter 1 : Orientasi?

Angin berhembus cukup kencang saat itu, sang matahari pun masih malu untuk memancarkan cahayanya. Meskipun badan ini menggigil, tetapi aku harus tetap semangat menjalani hari melihat siswa lain yg sangat antusias dengan kegiatan yg akan berlangsung selama seminggu kedepan ini. Ya, masa orientasi siswa.

"Wow..." pikirku.

Ini adalah pengalaman pertamaku menjalani MOS, rasa takut dan malu menyelimuti pikiranku saat itu, entah apa yg akan dilakukan oleh OSIS kepadaku, menyiksaku ataukah mempermalukanku? Entahlah.

Setelah sekian lama melihat beberapa siswa dan siswi, tidak ada yg aku kenal dan semuanya terlihat asing bagiku. Maklum saja, hanya dua orang yg berhasil masuk SMP favorit tersebut dari sekolahku, aku dan Tia. Aku juga tidak melihat batang hidung Tia saat itu, mungkin dia juga tersesatsepertiku. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh seseorang yg berteriak memanggil namaku.

"Oi Ram!"

Aku menoleh karena merasa terpanggil dan benar saja aku yg dipanggil. Sesaat sebelum dia semakin mendekat, aku masih mencoba mengingat kembali nama dia.

"Azmi?" tanyaku.

"Sini Ram, join aja biar gue kenalin ke temen-temen" ucapnya sambil menarik tanganku.

Aku dan Azmi berasal dari SD yg berbeda dan dipertemukan saat pendaftaran di sekolah ini. Ibuku dan ibunya terlihat cukup akrab saat itu meskipun sama sepertiku yg baru berkenalan dengan Azmi.

"Bro, kenalin nih temen gw, Rama"

"Rama" aku mengulurkan tangan.

Iyang, Vidi dan Hagi. Aku mencoba menyimpan nama dan wajah mereka di memori otakku. Dari wajah mereka semuanya terlihat friendly, dan saat berbincang pun nyaman dan tanpa intimidasi. Intimidasi? Ya, aku berasal dari SD yg terpencil dari pusat kota, lebih tepatnya di desa. Sedangkan mereka berasal dari SD yg ada di pusat kota.

Minder karena dari desa? No! Aku lebih minder dengan penampilanku saat itu, tubuh dengan tinggi 175cm tapi berat hanya 45kg, seperti kerangka berjalan. Dan badan mereka yg proporsional seukuran anak SMP, apalagi Iyang yg terlihat seperti atlet basket.

Setelah berbincang akhirnya kita berbaris sesuai kelompok masing-masing. Aku di kelompok 2 bersama Azmi, Iyang dan Hagi, sedangkan Vidi di kelompok 1. Aku berbaris di baris paling belakang bersama Iyang dan Hagi karena kita bertiga yg paling tinggi di kelompok 2.

Pembukaan MOS dimulai, pidato Kepala Sekolah yg boring pun dimulai. Selanjutnya anggota Paduan Suara juga menampilkan performancenya. Setelah pembukaan selesai, kita digiring oleh dua anggota OSIS ke kelas masing-masing. Dikelas, kita berkenalan satu-satu dan akhirnya giliranku.

"Perkenalkan, nama saya Rama. Asal sekolah dari SDN 1 Winduherang, salam kenal" ucapku sambil membungkukan badan.

Semuanya hening, aku juga masih mematung karena belum dipersilahkan duduk. Tiba-tiba saja ada siswa yg mengangkat tangannya.

"Itu dimana Ram?" tanya salah seorang siswa.

"Eh, kalau dari sini mungkin sekitar 30 menit sampai dengan angkutan umum, tapi lebih cepat berjalan kaki, 10 menit. Lebih tepatnya kalian tinggal lurus kesana" jawabku sambil menunjuk arah barat.

Dia menganggukan kepalanya entah dia sudah tau atau masih menerawang rumahku dimana. Aku pun dipersilahkan kembali untuk duduk.

Setelah semuanya selesai memperkenalkan diri, kita diberikan instruksi untuk kegiatan selanjutnya. Kita juga diberikan waktu 10 menit untuk memilih ketua kelompok. Tapi tidak sampai 5 menit, akhirnya ada yg bersedia untuk menjadi ketua. Dia maju kembali ke depan kelas dan kembali memperkenal diri kembali.

"Nama saya Ilham, saya bersedia untuk menjadi ketua di kelompok ini. Tapi jika ada lagi yg ingin menjadi ketua kelompok, kita diskusikan kembali atau voting bila perlu" jelasnya.

Tidak ada lagi yg maju, semuanya saling melirik satu sama lain. Apakah aku harus maju? Ah malas pikirku, dari kelas 1 sampai kelas 6 SD aku menjadi ketua murid, maklum hanya 16 siswa di kelas saat itu.

"Baik, tidak ada lagi yg ingin bersedia menjadi ketua kelompok? Kalau begitu kita putuskan Ilham yg akan menjadi ketua kelompok 2, semoga kamu bisa bertanggung jawab." ucap Kang Yoghi, penanggung jawab yg sebenarnya dari kelompok ini.

"Baik, seperti yg sudah saya jelaskan tadi, bagi yg membawa HP harap dikumpulkan sekarang atau nanti kami sita dan kalian akan mendapatkan hukuman" tambahnya.

Beberapa siswa dan siswi berbondong-bondong mengumpulkan HP mereka. Aku? Punya saja tidak.

"Terimakasih, HP kalian aman, dan nanti setelah kegiatan hari ini selesai akan dikembalikan lagi." jelas Teh Fanny.

Setelah itu kami diberikan instruksi untuk menyiapkan yel-yel kelompok dan menyiapkan sebuah karya seni untuk hari terakhir MOS. Malas.

Jam sudah menunjukan jam makan siang, kami dipersilakan untuk menyantap bekal yg kami bawa. Tapi tetap saja Azmi mengajakku untuk pergi ke kantin. Padahal uang yg aku bawa hanya 13.000, tapi dikantin aku seperti kesetanan membeli beberapa cemilan dan minuman bersoda.

Namun, belum sempat aku bayar terdengar tangisan dari arah WC lelaki. Ya lelaki, dan yg menangis pun lelaki, yg lebih parah dia adalah teman sekelompok kita. Gila, baru hari pertama sudah ada yg berkelahi bahkan sampai nangis pikirku. Aku pun berlari ke arah WC layaknya Captain America untuk menenangkan dia, namun lariku terhenti setelah ada beberapa wanita keluar dari WC lelaki. What?! Tidak sampai disitu, mereka memeluk teman kita yg menangis dan Cup! Salah seorang dari wanita mencium pipi teman kita tersebut. Aku jadi ingin menangis.

"Maaf yaaaa! Abisnya kamu lucu Gus, pipinya gemesin! Udah jangan nangis lagi." ucap wanita tersebut sembari mengelus kepala pelontos Bagus.

Bagus memang siswa terlucu yg aku temui disini. Perawakan dia mirip Boboho, pendek gendut dan pipinya chubby banget.

Tanpa pikir panjang aku kembali berlari kearah Bagus karena siswa lain juga sudah mulai melingkari mereka.

"Gus, kamu kenapa? Kita kekelas aja, gaenak diliatin orang lain" ucapku sambil menarik Bagus yg sepertinya sudah tidak menangis.

Dikelas, Bagus sudah menjadi buah bibir karena dia menangis dan dicium oleh siswi yg sepertinya mereka adalah kakak kelas kami nanti. Aku mencoba menenangkannya sembari menempelkan minumanku yg dingin ke pipinya Bagus. Pipi Bagus merah bukan karena ciuman, tapi karena dicubit habis-habisan oleh siswi-siswi gila yg memberikan segenap nafsunya kepada Bagus.

MOS hari pertama pun selesai, dan akhirnya aku sampai dirumah. Langsung kurebahkan badanku diatas kasur, nyaman. Tidak ada yg spesial di hari pertama, hanya seorang siswi yg berhasil membuatku bertanya-tanya. Apakah ini cinta? Bullshit.

***
Diubah oleh larva.studio 07-03-2018 14:10
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
4.3K
48
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan