Kaskus

Entertainment

pengusahamuda01Avatar border
TS
pengusahamuda01
Bob Sadino - Memilih miskin
Memilih Miskin


Spoiler for "Bob sadino":


Lahirdengan nama Bambang Mustari Sadino di Tanjung Karang,Lampung,pada 9 Maret 1933, Bob Sadino mengaku selalu hidup enak semenjak kecil. Ayah nya,Sadino,adalah seorang pegawai pemerintah atau amtenaar, yaitu menjadi guru kepala sekolah) pada zaman pemerintahan Hindia Belanda. Tak Heran bila Bob kecil memiliki kehidupan dan lingkungan pergaulan yang relative lebih baik dibandingkan dengan anak anak pribumi lainnya di masa itu.

 

 

            Ternyata kehidupan yang relative mapan sejak kanak-kanak terus ia nikmati sampai kemudian beranjak remaja. Lulus SMA tahun 1953, Bob langsung bekerja di Unilever, dan sempat berhenti beberapa bulan hanya karena ikut-ikutan temannya mendaftar kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Tak betah hanya berkubang dengan teori di bangku kuliah, Bob memutuskan balik lagi ke Unilever. Sebelum akirnya meloncat ke perusahaan pelayaran dan ekspedisi,yaitu Djakarta Llyod (McLain & Watson Coy).

 

            Rupanya. Ada sebuah pertentangan dalam batin bob sadino. Ia bekerja di perusahaam orang, dan sebagai konsekuensinya, ia harus diperintah oleh atasan yang justru konsekuensinya,ia harus diperintah oleh atasan yang justru membuat Bob tertekan.

 

“Susahnya lagi,,saya punya atasan, tapi atasan saya waktu itu bodoh” ujar Bob

Ini yang tampaknya bertolak belakang dengan jiwanya yang asli, jiwa yang sangat menghargai kebebasan. Kemudian,tanpa rencana apapun Bob keluar dan meninggalkan fasilitas dan kenyamanan hidup.

           

            Bob sadino pulang kembali ke Jakarta tahun 1967 memulai kembali dari nol.

Sesungguhnya, keluar dari zona nyaman dan masuk kedalam kehidupan “antah berantah” itu yang menjadi titik berangkat krusial dalam sejarah Bob Sadino.

 

“Enggak diniatkan.Spontanitas. Saya tidak mengerti waktu itu, mengambil keputusan itu apa. Kalau impuls, mungkin ya. Gerakan reflex atau apa… tapi saya pilih itu” ujar Bob

 

            Namun ,yang lebih mengherankan kebanyakan orang pasti di anggap bohong atau mengada ngada,karena alasan Bob seperti ini “Saya ini orang yang punya dan cukup segalanya. Dari kecil berkecukupan terus. Saya bosan, jenuh banget! Lalu, saya memutuskan untuk memiskinkan diri. Miskin itu apa dan bagaimana, sih? Secara nyata ,enggak bohong bohongan miskin! Memang tidak banyak, bahkan mungkin tidak ada orang yang seperti saya,ah …mau miskin ah… “ Kata Bob serius

 

          Dan, pada awalnya Bob harus membayar resiko yang ia pilih. Berbekal mobil hasil kerja di Eropa ia menjadi supir taksi gelap, yang saat itu ber-istrikan Soelami Soejoed,mantan karyawati Bank Indonesia di Amerika Serikat. Namun ,kariernya harus macet karena terjadi kecelakaan dan tak terservis karena tidak ada dana.

 

            Siksaan hidup akibat keberaniannya memilih miskin itu harus berlanjut .hingga akhirnya Bob bekerja sebagai kuli bangunan dengan upah serratus rupuah setiap harinya.Di sinilah ia merasakan arti kemelaratan. Kadang makan Cuma pakai ikan asin, kadang harus cari lauk dengan memancing ikan di rawa-rawa.

 

            Sampai suatu ketika, Bob pernah dihadapkan pada pilihan yang teramat ekstrim. “Kalau kamu merokok mala mini, besok kita tidak bias beli beras. Kalau masih mau berli beras, ya enggak usah merokok!” pinta istrinya. Di sini Bob memutar otak agar bias merokok namun tak mengeluarkan uangnya , lalu ia mengambil punting punting rook dan memilih merokok, dan malam itu Bob bias meroko tanpa mengorbankan uang untuk beli beras.

 

            Sementara kakak-kakaknya yang hidup berkecukupan merasa gerah dan bermaksud menawarkan bantuan bantuan setengah memaksa kepada Bob “Daripada kamu jadi kuli bangunan dan memalukan keluarga, kamu tinggal sebut saja perlu rumah kayak apa! Kamu perlu uang berapa? Tinggal sebut saja,kamu perlu bantuan apa”?

 

            Tapi ,jawaban Bob sangat tegas . “Satu-satunya bantuan yang saya perlukan adalah jangan bantu saya!” Lalu ,ketik orang-orang yang merasa jengah dengan “Keanehan” itu mulai menyingkir, Bob justru terus mengalir dan bergulir. Berbekal pancaindra dan akal untuk terus mencari celah mengubah hidupnya.sampai suatu ketika mata Bob tertuju pada perbedaan telur ayam local dan telur ayam negeri (layer) dan melihat peluang .

 

            Bob ingat seorang sahabat di Belanda dan memintanya mengirimi anak ayam petelur serta ayam broiler. Berbekal beberapa puluh anak ayam kiriman itulah Bob merajut kembali peruntungannya, titik berangkat Bob dengan berdiri di kaki sendiri dengan menjual telur ayam negeri dari pintu ke pintu. Dari berjualan pintu ke pintu Bob memanfaatkan teras dan garasi . sampai kemudian dibukalah Kemchicks.

 

            “Seandaninya saja saya terima tawaran kakak-kakak saya ,mungkin saya tidak bias berbicara ini dan mungkin Kemchicks tidak pernah ada”

 

 

 

 
 
0
1.1K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan