Seorang gadis remaja yang masih duduk di kelas 2 salah satu SMP swasta di Kota Siantar, menjadi korban pemerkosaan pria tiga anak, bermarga Sianipar, warga Rambung Merah, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.

Orangtua korban, UH, yang ditemui di kediamannya, Sabtu (3/3/2018) siang mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (28/2/2018) sore, di salah satu ruangan atau kamar milik pelaku, yang sehari-hari membuka bengkel tambal ban di depan rumahnya.

“Boru (putri) saya dirudapaksa lae,” katanya.

Dikatakan UH, pelaku tinggal hanya sekira tiga lorong dari kediaman mereka.

Ceritanya, peristiwa itu terjadi saat Bunga–sebut saja begitu namanya–yang dikenal pendiam, pulang dari les tambahan di sekolahnya.

Biasanya, saat pergi dan pulang les, Bunga selalu diantar ibunya, Boru S. Namun sore itu, saat sang ibu menjemput Bunga ke sekolah, putrinya itu tak lagi berada di sana.

Setelah sempat dicari, Bungga mendadak muncul di rumah mereka dan langsung menangis di hadapan kakak dan ibunya.

Dalam tangisannya, Bunga mengatakan bahwa dia telah dirudapaksa tukang tempel ban bermarga Sianipar itu, pria yang selama ini diketahui sedang pisah ranjang dengan istrinya.

Mendengar kabar menyesakkan itu, ibu korban langsung menghubungi suaminya UH yang sehari-hari bekerja sebagai sopir. Saat itu, UH langsung bergegas pulang ke rumah.

Setelah langsung mendengar penjelasan dari putri bungsunya itu, UH pun berangkat ke rumah Sianipar dan langsung menggiringnya ke Polsek Bangun untuk membuat pengaduan.

Namun, karena di Polsek Bangun tidak ada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), petugas mengarahkan UH agar mengadukan hal itu ke Polres Simalungun di Pematang Raya. Saat itu, pelaku dan korban juga ikut.

Saat diperiksa penyidik di Polres Simalungun, Sianipar sempat berdalih dan membantah telah merudapaksa gadis remaja tersebut. Namun, lewat interogasi intensif, Sianipar akhirnya mengakui perbuatannya. Saat itu juga dia langsung ditahan.

Penyidik juga disebut sudah memeriksa ibu korban dan korban, termasuk mengambil visum di rumah sakit di Pematang Raya. Rencananya, polisi akan kembali memeriksa beberapa saksi lain termasuk keluarga korban, Senin (5/3/2018) di Mapolres Siantar.

“Katanya biar tak terlalu jauh, biarlah diperiksa di Polres Siantar. Meski yang menangani tetap Polres Simalungun,” beber UH.

Akibat peristiwa itu, kata UH, putrinya tersebut tak lagi sekolah sejak 1 Maret 2018, karena merasa malu dan ketakutan.

Selain meminta pelaku segera diproses hukum, UH yang tampak kebingungan juga sangat berharap ada pihak yang bisa menolong putrinya itu agar pulih dari trauma pasca pemerkosaan tersebut.

“Tolong lah, Lae. Kami orang susah. Sopir tembaknya aku. Anak ku ada lapan (8), kami pun masih ngontrak-ngontrak rumahnya sekarang,” katanya dengan mimik wajah yang kusut kepada Siantar24Jam.

Sebagai orangtua, UH mengaku bingung bagaimana membuat putrinya itu bisa sekolah lagi dan lepas dari traumatik peristiwa yang menggodam jiwa dan raganya itu.

“Urupi ma jo ate lae. Mauliate da lae (Bantu lah aku lae. Terima kasih ya),” katanya.

Kanit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Polres Simalungun, Ipda B Tobing yang berhasil dikonfimasi, Sabtu siang (3/3/2018), sekira jam 14.59 Wib, membenarkan bahwa pelaku sudah ditahan sejak Kamis (1/3/2018) kemarin di ruang sel tahanan Polres Simalungun. (ag)

Sumber: http://news.metro24jam.com/read/2018...trauma-sekolah
Follow Twitter @Metro24Jamcom dan FB http://fb.com/metro24jamcom

—------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Perawan di "tambal" tokang tambal ban

biasa tu laeee, yg dirudapaksa dan dibunuh tukang tambal ban di medan juga banyak

Maklum saja , gen tambal ban

Petisi Bani Tambal Ban

#SABERPUNGLISUMUTHOAX