- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
UNTUKMU PARA GOONERS: PRESTASI ITU HARUS DIREBUT DENGAN SEGENAP HATI
TS
selokantetangga
UNTUKMU PARA GOONERS: PRESTASI ITU HARUS DIREBUT DENGAN SEGENAP HATI
Apakah para fans Arsenal betul-betul haus akan prestasi?
Kalau kita tanyakan kepada siapapun Gooners di seluruh dunia mereka pasti akan langsung menjawab iya, tapi kenapa ini tetap harus saya tanyakan adalah karena saya tidak melihat hasrat itu pada sikap mereka. Sebelumnya saya akan sedikit flash back ke belakang dimana tiga klub utama di Liga Inggris saat itu adalah Manchester Merah, Liverpool dan Arsenal. Meskipun ketiga suporter ini sama-sama identik dengan warna merah, namun corak mereka menunjukkan perbedaan sikap dan prilaku dalam mendukung klub meraih prestasi.
1. Manchester United
Spoiler for united:
Suporter Iblis Merah sangat menuntut akan prestasi dan semuanya dinilai berdasarkan trophy. Sangat tipikal Alex Ferguson sekali. Mereka dikenal sangat loyal, namun juga akan langsung menghukum siapapun pemain United yang dirasa sudah tidak pantas bermain di Theathre of Dream. Itulah sebabnya di musim terakhir Wayne Rooney di Old Trafford bisa dibilang sangat menyedihkan karena tidak ada lagi pujian dari para fans dan hanya ada cibiran. Atau bagaimana musim kemarin mereka begitu memuja Ibrahimovic namun untuk musim ini mereka langsung melupakannya sama sekali. Mungkin memang agak kejam, tapi bila tuntutannya adalah prestasi maka tipikal suporter penuntut seperti inilah yang akan terus mendorong klub untuk maju ke depan meskipun sebagai konsekuensinya kadang hal itu bisa menjadi sangat melelahkan untuk para pemainnya karena Red Army tidak suka bertoleransi.
2. Liverpool
Spoiler for Kopites:
Berbeda dengan MU, Liverpool bisa dibilang sangat beruntung dalam hubungannya dengan suporter. Kopites adalah fans yang sangat romantis karena mereka betul-betul mencintai timnya tanpa syarat (karenanya pernah ada trit juga yang bilang bahwa suporter Liverpool adalah pacar idaman). Tanpa pernah juara di era premier league tidak membuat Anfield sepi. Mereka tetap mendukung Liverpool sepenuh hati. Bahkan Steven Gerrard sang Kapten Fantastik begitu mereka cintai meskipun tidak sekalipun berhasil membawa The Reds juara premier league. Mereka bisa sangat ganas dan brutal saat mendukung Liverpool, tapi mereka jarang bersuara negatif terhadap klub. Betul-betul suporter impian klub manapun, hanya saja efek sampingnya adalah saat klub kurang berprestasi, akan memakan waktu cukup lama untuk membangunkan manajemen atas kesalahan mereka.
3. Arsenal
Spoiler for Gooners:
Nah menurut saya suporter Arsenal berada diantara mereka. Jati diri para Gooners sedikit mengambang antara rasa haus akan prestasi dengan romantisme Prancis ala Wenger. Mereka tidak sepenuntut Red Army tapi juga tidak seloyal Kopites. Tidak adanya identitas yang jelas inilah yang membuat fans Arsenal sedikit ambigu.
Gooners : Antara Alexis Sanchez atau Olivier Giroud
Spoiler for vs:
Belum lama ini saya membaca trit mengenai kerinduan para Gooners pada sosok Olivier Giroud dan bukan Alexis Sanchez. Ini adalah contoh ambiguitas para Gooners menurut saya. Dengan kondisi tim yang acak-acakan mereka bukannya merindukan sosok Alexis Sanchez yang selalu bertarung khas tentara bayaran dan lebih merindukan sosok flamboyan seorang Olivier Giroud. Salah satu alasannya adalah karena Giroud begitu sabar dan selalu tersenyum meskipun hanya menjadi seorang pemain cadangan (katanya). Mungkin sekarang kalian sudah mulai paham. Bila memang fans Arsenal haus akan prestasi seharusnya sosok Alexis Sanchez lah yang mereka rindukan dan bukan Giroud. Sanchez adalah pemain yang selalu ingin menang dan alasan kepindahannya dari Arsenal adalah karena dia merasa Arsenal tidak lagi kompetitif (selain faktor uang tentunya). Sementara kepindahan Giroud ke Chelsea seperti pernyataannya adalah karena faktor keluarganya yang betah tinggal di London dan juga ingin melawan Barcelona di Liga Champions. Alasan yang menunjukkan kurangnya mental juara si Giroud (alasan tidak mau terus menjadi penghangat bangku cadangan adalah tidak masuk akal karena Conte pun tidak pernah menjamin si Giroud ini bakal jadi pemain utama). Inilah permasalahan para fans Arsenal yang paling mendasar menurut saya. Ada satu analogi yang sangat umum di Indonesia yang mungkin bisa memberi gambaran dengan lebih jelas. Suatu kelompok berisi 100 orang, 95 orang berbuat kesalahan dan hanya 5 orang yang sebetulnya mengerjakan dengan benar maka kemudian siapakah yang akan kita salahkan? Di Indonesia kita selalu menganggap yang banyak pastilah yang benar sementara yang sedikit adalah yang salah atau bahasa kita nyleneh dan itu berhasil membuat bangsa ini susah maju. Tapi ini juga penyakit yang menjalari para fans Arsenal. Kalau kita mau melihat lebih dalam, sebetulnya Alexis Sanchez adalah satu-satunya pemain yang bersikap benar di Arsenal. Saat bermain dia selalu bermain untuk menang. Memang dia sempat bermain ogah-ogahan musim ini namun itu semata adalah sebagai bentuk protes kepada manajemen Arsenal yang pelit membelanjakan uang untuk membentuk skuat yang cukup kompetitif paling tidak untuk bersaing di empat besar. Namun tidak ada seorangpun yang mendukungnya. Tidak rekan setimnya tidak pula para suporter yang (katanya) haus akan prestasi itu. Mereka malah menuduhnya sebagai seorang pengkhianat yang tidak pantas lagi berseragam Arsenal. Sekarang bisa kita lihat buktinya, bila anda menonton final Carabao Cup minggu kemarin atau pertandingan tadi pagi, kedua-duanya adalah lawan Manchester City, satu di tempat netral (seharusnya lebih menguntungkan bagi Arsenal karena Wembley ada di London) dan satu di Emirates Stadium kandang Arsenal, bisakah anda menunjuk satu saja pemain Arsenal yang terlihat berjuang dengan segenap jiwanya? Dulu kita akan selalu bisa menunjuk sosok Alexis Sanchez tapi sekarang tidak seorangpun. Dan apa yang akan terjadi bila Giroud belum pindah? kemungkinan dia akan duduk di bangku cadangan, bersabar dan tersenyum. Jadi apakah memang Alexis Sanchez yang salah? Atau memang rekan-rekannya yang benar?
Dan apakah para Gooners memang betul-betul haus akan prestasi?
Kalau kalian memang betul-betul haus akan prestasi bersikaplah yang benar. Salah satunya adalah mendukung penggantian opa Wenger dan bukan mencari alasan untuk mempertahankannya meskipun itu atas dasar rasa iba. Biarkan orang lain yang melakukannya.
Sumber : Pikiran yang agak lelah
Gambar : Opa Gugel
Bonus:
Spoiler for bonus:
0
11.8K
159
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan