Ada tiga tipe pelaku PHP (Pemberi Harapan Palsu). Mungkin Anda sudah terlalu sering mendengar curahan hati teman yang menjadi korban pria si pemberi harapan palsu alias PHP. Tentu Anda tidak mau mengalami pengalaman tersebut bukan? Siapa yang suka bila cintanya ditarik-ulur?
Quote:
Yang pertama: Tidak tegas. PHP baginya adalah diplomasi; semata-mata basa-basi. Cuma sebatas suka, tidak cinta namun demi menjaga hubungan baik, nggak enak untuk bilang sejujurnya, apalagi korbannya sudah terlanjur GeEr (Gede rasa). Orang yang merasa tidak enak bilang dan berusaha untuk menjaga perasaan ini disebut sebagai tipe orang yang kurang assertive atau tegas. Biasanya orang tipe ini memberikan harapan palsu karena memang tidak enak untuk mengatakan yang sebenarnya. Dia terus menaruh harapan pada pihak lain agar orang tersebut tidak sakit hati kemudian membenci mereka.
Quote:
Tipe kedua: manipulatif, melakukan karena berharap sesuatu. Memberi harapan palsu karena ingin memeras korbannya. Entah hartanya, entah untuk mendapat pelayanan seksual secara gratis. Pria yang Terpaku pada karir selalu merasa belum siap untuk menikah, alasannya: belum punya rumah sesuai standar, belum punya mobil mewah, atau gaji belum cukup layak untuk menikah. Padahal, si dia baik-baik saja secara finansial. Jadi bila Anda lihat si dia sudah siap secara finansial tapi tetap mengelak pernikahan karena alasan materi, lebih baik tinggalkan.
Quote:
Dan yang ketiga: oportunistik, berpikir kalau korbannya mau sama dia, jadi kenapa tidak? Dia tidak merasa bersalah memberi harapan palsu karena yang dikasih harapan pun mau. “SARIPATI, SAlah sendiRI kenapa PAkai haTI”. Si pemberi harapan palsu mungkin tidak memiliki niat untuk PHP-in seseorang, namun karena perasaan seseorang yang terlalu perasa, maka muncul lah istilah “di PHP-in”. Sedangkan korban pemberi harapan palsu akan merasa di PHP-in ketika mereka terlalu kesepian, haus perhatian, dan butuh kehangatan, ataupun terlalu berharap. Artinya bukan karena ada banyak orang yang melakukan PHP, tapi karena mereka terlalu serius menanggapi perasaan dan kepedulian orang lain. So kendalikan perasaan kalian sendiri agar tidak terpancing ke dalam keindahan sesaat.
Dari sudut pandang agama, setiap orang yang mempercayakan kehidupan mereka kepada sesama manusia adalah orang-orang yang malang. Bahkan Yeremia menyebut mereka terkutuk, karena ketika mereka meletakkan pengharapan pada kekuatan manusia, saat itu hati mereka sudah menjauh dari Tuhan. Namun, setiap orang yang bergantung kepada Tuhan, baginya selalu tersedia berkat. Ia bagaikan pohon yang terus menghasilkan buah sekalipun tidak pada musimnya. Tuhan bukanlah pemberi harapan palsu, melainkan satu-satunya Pribadi yang sanggup memberikan pengharapan yang sejati.
“Jadi supaya tidak jadi korban PHP”, saya Indonesiakan saja, “jangan percaya terlalu berlebih, jangan cinta terlalu berlebih, jangan berharap terlalu berlebih karena semua yang berlebih mudah bikin perih”. Dan buat si jago PHP, stop memberi Harapan Semu, karena bukan cuma korbanmu yang merana, tapi harga dirimu juga bakal sirna. Dan untuk semuanya, ingat satu kalimat, “Cinta tidak butuh alasan, tapi cinta butuh balasan”.