Kaskus

Story

ryan.bundasAvatar border
TS
ryan.bundas
Keromantisan Laura, Si Wanita Imajinasiku

Lagi dan lagi, kamu telah berkali-kali membuatku jatuh hati, kamu berkali-kali membuatku tak peduli dengan sekelilingku. Kamu masuk dalam imajinasiku, kamu menari dengan kemampuanmu menjatuhkan hatiku berkali-kali. Melompat seperti seekor rusa yang kegirangan menemukan rerumputan favoritnya. Bersiul begitu indahnya seperti Jalak yang memikat pejantannya
            Sesekali aku bercerita pada temanku yang pandai melukis hal-hal yang tak masuk di akal normal. Dia berkata “Wanita seperti apa maksudmu itu? Wanitamu terlalu tinggi untuk kanvas dan kuasku”. Aku hanya tersenyum lebar, sambil menertawakannya dalam hati, “Dasar TanpaOtak, aku sudah sangat berharap pada imajinasimu”. Lalu dia lanjut berkata “Layaknya kamu menggambar wanita imajinasimu itu. Karena kamulah yang paling mengetahui seeprti apa dirinya itu”. “Aku takut tanganku gemetar, untuk sekarang aku bahkan belum berani menatapnya, apa lagi menggambarkannya dalam sebuah kanvas” balasku. “Kita lihat saja besok” ucapnya sambil beranjak pergi.
            Aku mulai berpikir bahwa kamu, Laura, adalah sesosok wanita dengan makna yang tinggi dan hanya aku yang mampu mengimajinasikan dirimu itu. Bahkan sepasang kanvas dan kuas pun tak mampu menggambarkan makna dari ujung bulu matamu. Begitu lentik, lebih indah dari bulan sabit sekalipun.
            Aku selalu ingin melamunkanmu setiap waktu Laura. Tapi setiap kali aku mencoba, kamu selalu tidak hadir dalam lamunanku itu. Ternyata kamu terlalu cerdas untukku, kamu selalu datang tepat waktunya. Setiap kali aku mengalami kegagalan, kamu datang membawakan tarian dan siulan andalanmu. Seolah-olah itu adalah usahamu untuk menghiburku sekaligus memotivasiku. Seakan-akan kamu berkata “Apa yang kamu lakukan? Kamu lelah? Bagaimana janjimu yang selalu engkau tuliskan pada akun Reimu?”. Kamu benar-benar seorang motivator yang handal untukku Laura.
            Aku mulai bangkit dari kegundahanku, aku mulai memandang dimana tempat Laura berada, tapi dia malah menjauh dan menjauh. Aku mulai merasakan keresahan dalam hatiku. Apa benar wanita imajinasiku mempermainkanku? Apa dia tidak sungguh-sungguh kepadaku? Lalu tampak keluargaku berdiri tersenyum kepadaku. Menandakan bahwa Laura menolak untuk didahulukan, dia memilih untuk menjadi yang kedua setelah keluargaku. Bagaimana dia mampu berpikir sejauh itu? Bagaimana aku mampu menyamai pemikirannya itu?
            Lagi dan lagi, dia mampu membuatku tersenyum. Dia mampu meresahkan hatiku, namun tujuannya untuk memuliakan keluargaku dan untuk puncaknya sendiri. Betapa Laura sangat egois. Dia menginginkan keromantisan yang teramat sangat melebihi batasanku. Bukan lagi melebihi romantis dari pasangan lainnya. Romantis yang bukan hanya sekedar kata “sayang”, kelembutan sikap, atau yang lainnya. Betapa tinggi harapannya itu, menginginkanku membawakannya pakaian yang lembut melebihi sutra, pakaian yang mampu menggambarkan seeprti apa sikapnya menanggapi kekuranganku. Romantis menanamkan sekebun bunga, yang mampu merekahkan bunga yang beraroma dosaku, sehingga dia mampu menyiraminya dengan air matanya. Dia memang kejam, tapi begitulah aku sangat mencintainya.
             Dari semua yang aku alami ini, apa benar ini hanya sebuah imajinasi? Tapi mengapa aku merasa dia nyata? “Aku hidup di kalbumu, aku hidup di setiap logikamu, aku hidup di setiap langkahmu yang penuh keyakinan akanku, aku hidup di setiap hembusan nafasmu” itulah harapanku akan  jawabannya. Jawaban yang menbuatku seperti orang gila, tersenyum di sepanjang jalan, bernyanyi di setiap tilasan.
Bersambung.....
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.6K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan