- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ingin Seperti PKL Jatibaru, PKL Klender Minta Balik ke Trotoar Lagi


TS
dybala.mask
Ingin Seperti PKL Jatibaru, PKL Klender Minta Balik ke Trotoar Lagi
KUNJUNGAN Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno ke Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, kemarin (Jumat, 2/3/2018), disambut unjuk rasa oleh sekitar 290 pedagang kaki lima (PKL).
Para PKL memprotes kebijakan Pemprov DKI yang menggusur dagangan mereka dari trotoar. Mereka menuntut diperlakukan sama seperti PKL di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang tak cuma berdagang di trotoar, tapi juga di badan jalan.
‘Bapak Wakil Gubernur, kami minta solusi kepada Bapak; berjualan seperti 25 tahun lalu, berjualan dari jam empat sampai 10 pagi di Jalan Teratai tempat semula. Kami dijadikan pedagang binaan seperti di wilayah lain yang ada di Jakarta’, demikian bunyi salah satu spanduk yang dibentangkan dalam aksi protes para pedagang itu.
Sandiaga yang awalnya ingin bersilaturahim dengan pedagang pasar di kegiatan rutin bersepeda-nya tiap Jumat itu cukup kaget atas sambutan yang diterimanya pagi itu. Ia mencoba memberi penjelasan kepada PKL bahwa relokasi para PKL ke Pasar Perumnas Klender ialah atas permintaan warga sekitar yang meminta fungsi jalan kembali seperti semula.
Namun, para pedagang itu tetap ngotot dengan tuntutan mereka, bahkan sempat dorong-dorongan dengan Satpol PP yang mengawal kedatangan Sandiaga. Mereka menuntut mendapat keistimewaan yang sama dengan PKL Tanah Abang.
“Tapi di Tanah Abang itu sifatnya hanya sementara, itu jangka pendek. Harapan kita Jalan Jatibaru Raya juga bisa kita kembalikan fungsinya sebagai jalan,” kata Sandiaga.
Camat Duren Sawit Abu Bakar menjelaskan para PKL itu telah lebih dari 20 tahun berdagang di Jalan Teratai Putih III. Semua bermula ketika terbakarnya pasar tempat mereka berdagang dan untuk sementara ditampung di jalan itu. Nyatanya, aktivitas mereka di Jalan Teratai Putih III berlangsung hingga puluhan tahun.
Abu Bakar mengaku warga sekitar telah lama meminta agar para PKL dipindahkan. Akibat kehadiran PKL, warga merasa menghirup udara bersih dan akses masuk mereka menjadi sulit. Sebaliknya para PKL mengeluh lokasi dagangan mereka di Pasar Perumnas Klender sepi pengunjung. (Nic/J-1)
http://www.mediaindonesia.com/news/r...agi/2018-03-03
Para PKL memprotes kebijakan Pemprov DKI yang menggusur dagangan mereka dari trotoar. Mereka menuntut diperlakukan sama seperti PKL di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang tak cuma berdagang di trotoar, tapi juga di badan jalan.
‘Bapak Wakil Gubernur, kami minta solusi kepada Bapak; berjualan seperti 25 tahun lalu, berjualan dari jam empat sampai 10 pagi di Jalan Teratai tempat semula. Kami dijadikan pedagang binaan seperti di wilayah lain yang ada di Jakarta’, demikian bunyi salah satu spanduk yang dibentangkan dalam aksi protes para pedagang itu.
Sandiaga yang awalnya ingin bersilaturahim dengan pedagang pasar di kegiatan rutin bersepeda-nya tiap Jumat itu cukup kaget atas sambutan yang diterimanya pagi itu. Ia mencoba memberi penjelasan kepada PKL bahwa relokasi para PKL ke Pasar Perumnas Klender ialah atas permintaan warga sekitar yang meminta fungsi jalan kembali seperti semula.
Namun, para pedagang itu tetap ngotot dengan tuntutan mereka, bahkan sempat dorong-dorongan dengan Satpol PP yang mengawal kedatangan Sandiaga. Mereka menuntut mendapat keistimewaan yang sama dengan PKL Tanah Abang.
“Tapi di Tanah Abang itu sifatnya hanya sementara, itu jangka pendek. Harapan kita Jalan Jatibaru Raya juga bisa kita kembalikan fungsinya sebagai jalan,” kata Sandiaga.
Camat Duren Sawit Abu Bakar menjelaskan para PKL itu telah lebih dari 20 tahun berdagang di Jalan Teratai Putih III. Semua bermula ketika terbakarnya pasar tempat mereka berdagang dan untuk sementara ditampung di jalan itu. Nyatanya, aktivitas mereka di Jalan Teratai Putih III berlangsung hingga puluhan tahun.
Abu Bakar mengaku warga sekitar telah lama meminta agar para PKL dipindahkan. Akibat kehadiran PKL, warga merasa menghirup udara bersih dan akses masuk mereka menjadi sulit. Sebaliknya para PKL mengeluh lokasi dagangan mereka di Pasar Perumnas Klender sepi pengunjung. (Nic/J-1)
http://www.mediaindonesia.com/news/r...agi/2018-03-03
0
2.7K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan