Setelah menghilang dan menghapus jejaknya sendiri sehingga tidak bisa dicari, dia menghubungi gue lagi. Dia mencari bukan karena rindu, ataupun ingin melanjutkan apa yang sudah selesai. Dia hanya ingin bilang bahwa sebentar lagi dia kawin, minta didoakan, dan mendoakan gue balik untuk semoga bahagia. Tapi karena sudah diusik, gue jadi risau sendiri dan otak menumpahkan semua arsip yang berkaitan tentang dia.
Oh god, gue harus apa dengan semua kenangan yang memenuhi diafragma?