Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terus menunjukkan tren penguatan. Bahkan sempat menyentuh level Rp 13.800 pada Kamis lalu.

Lantas, bisakah penguatan ini terus terjadi hingga menyentuh Rp 14.000?

Analis Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengatakan kemungkinan itu bisa saja terjadi. Namun dia meyakinkan hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

"Opportunity selalu terbuka. Kalau minggu depan saya yakin harusnya belum," kata David kepada detikFinance, Jakarta, Jumat (2/3/2018).

David menilai penguatan dolar AS bisa saja terjadi pada bulan-bulan berikut. Dia tak menutup kemungkinan nilai tukar dolar terhadap rupiah bisa mencapai Rp 14.000.

"Terus kalau bulan depan? ya bisa jadi kalau misalnya Amerika sangat aktif sekali, dan mata uang dunia lain juga jatuh, ya bisa saja," jelasnya.

Namun demikian, David menilai, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar ini masih tak terlalu mengkhawatirkan. Pasalnya, mata uang negara lain juga mengalami hal yang sama.

"Jangan dianggap Rp 14.000 kaya kita mau krisis atau apa. Ini tuh lebih karena di Amerikanya sendiri, bukan karena Indonesia yang melemah, yang lainnya menguat, ya itu baru diindikasikan ada something-lah iya. kalau ini kan ya bisa dilihat negara lain kan juga sama pelemahannya," tuturnya.

Sementara itu Analis Sekuritas dari Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada juga mengatakan penguatan dolar AS terhadap rupiah bisa saja mencapai Rp 14.000, tergantung dari kondisi pasar.

"Potensi itu ada. Tapi kan tergantung dari kondisi pasar. kalau ada sentimen positif dari dalam negeri dan juga intervensi BI, tentunya akan menahan pelemahan lebih lanjut," tuturnya.


SUMBER