- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pelajaran mengenai Keimanan dan Kebangsaan dari Djarot Saiful Hidayat


TS
gemarakyat
Pelajaran mengenai Keimanan dan Kebangsaan dari Djarot Saiful Hidayat
[ltr]
[/ltr]

[ltr]Tudingan bahwa partai politik yang beraliran nasionalis berseberangan dengan kepentingan umat Islam semakin menguat akhir-akhir ini. Apalagi memasuki tahun 2018 sebagai tahun politik, dimana persaingan memperebutkan kursi kekuasaan semakin panas.[/ltr]
[ltr]Belakangan, warganet memang bisa menyaksikan adanya 'pembelahan' di dunia maya, yaitu antara pendukung politik nasionalis dan pendukung politik agama, khususnya Islam. Padahal hampir setengah abad lalu, perdebatan antara kedua kubu itu telah diselesaikan. [/ltr]
[ltr]Para pendiri bangsa sepakat dengan Pancasila sebagai dasar negara yang menjembatani antar semua golongan politik di tanah air. Di dalam ideologi sekaligus dasar negara tersebut terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah/demokrasi, dan keadilan. [/ltr]
[ltr]Meski perdebatannya itu telah selesai dengan disepakatinya Pancasila sebagai dasar negara, namun sekarang ada saja kelompok kanan (baru) yang mencoba membongkar kesepakatan itu dengan dalih-dalih klasik. [/ltr]
[ltr]Misalnya, dengan argumen cinta tanah air tidak ada dalilnya dalam Islam, bela negara tidak relevan dengan kondisi negara saat ini, khilafah Islamiyah adalah solusi untuk Indonesia, dan lain-lain.[/ltr]
[ltr]Padahal, menurut sejumlah pakar keislaman saat ini, mencintai tanah air itu memiliki banyak dalil di kitab suci Alquran dan Hadits Nabi. Justru cinta tanah air merupakan bagian dari iman. [/ltr]
[ltr]Pendapat seperti itu yang dipegang oleh salah satu politisi dari partai nasionalis, Djarot Saiful Hidayat. [/ltr]
[ltr]Menurutnya, identitas keislaman tidak pernah bertolak belakang dengan paham kebangsaan. Hal itu diakui sendiri olehnya bahwa iman islamnya tak pernah luntur sedikitpun meski dirinya mencintai Indonesia. [/ltr]
[ltr]Bahkan, politisi PDIP itu sangat percaya dengan ungkapan dalam bahasa Arab yang menyebutkan bahwa, "hubbul wathon minal iman", atau cinta pada tanah air adalah bagian dari iman.[/ltr]
[ltr]Pernyataan Djarot di atas berkaitan dengan konteks dimana saat ini partai yang beraliran nasionalis banyak dicap anti/memusuhi umat Islam. Ia pun juga mengakui bila akhir-akhir ini banyak yang mendiskreditkan PDIP sebagai partai yang jauh dari segi keislaman.[/ltr]
[ltr]Padahal faktanya, PDIP itu sangat dekat dengan umat Islam. Antara Islam dan PDIP tidak saling bertolak belakang. Bahkan pengurus dan pemilih PDIP sendiri sebagian besar adalah warga yang beragama Islam. [/ltr]
[ltr]Tak hanya itu, Presiden yang diusung oleh PDIP pun juga beragama Islam. Selain itu, juga banyak kebijakan pemerintah dan UU yang didukung oleh PDIP bersentuhan langsung dengan kepentingan umat Islam. [/ltr]
[ltr]Dengan demikian, maka sangat tidak tepat bila partai berlambang moncong putih itu disebut anti terhadap umat Islam. Hal itu tak lain merupakan kampanye hitam yang ingin menggembosi suara PDIP saja.[/ltr]
[ltr]Apalagi posisi PDIP saat ini sangat strategis sebagai partai politik. Mereka saat ini merupakan partai pemerintah, sekaligus partai dengan elektabilitas tertinggi di Indonesia.[/ltr]
[ltr]Saat ini perlu kita galakkan kembali rasa cinta tanah air karena itu merupakan bagian dari iman agama. Hal tersebut sebagaimana yang pernah diajarkan oleh para ulama. [/ltr]
[ltr]Mari kita jaga dan kuatkan keimanan kepada Tuhan, sekaligus rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Karena keduanya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.[/ltr]
0
1.4K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan