Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ferina.Avatar border
TS
ferina.
Mengaku Iseng, Tapi Dosen Wanita Pembuat Kabar Hoax Ini Menyebarkannya 150.000 Kali d
http://kaltim.tribunnews.com/amp/2018/03/01/mengaku-iseng-tapi-dosen-wanita-pembuat-kabar-hoax-ini-menyebarkannya-150000-kali-di-medsos

JAKARTA — Salah satu anggota kelompok inti Muslim Cyber Army, Muhammad Luth, mengakui bahwa menyebarkan isu-isu provokatif sebagaimana dilakukan kelompoknya selama ini merupakan kesalahan. Admin grup WhatsApp "The Family MCA" itu juga menyesali perbuatannya.
"Saya mengakui telah menyesal. Dan tadi juga sepakat teman-teman di atas mengakui juga kepada saya, menyesal mereka semua," ujar Luth di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Luth mengatakan, para anggota MCA yang ditangkap juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Menurut Luth, ia tak menyadari bahwa konten yang selama ini disebarkan MCA masuk kategori hoaks.
"Karena beda mungkin pandangan sebagai jurnalis, kami dibilang hoaks atau bohong, karena kami tersangka," kata Luth dikutip Kompas.com.
Kemudian, kata Luth, ada anggota kepolisian yang memberikan pengertian kepada pelaku bahwa konten yang disebarkan MCA tidak benar. "Merekalah yang menyadarkan kami semua di sini," ujar dia.
Sebelumnya, polisi menangkap anggota MCA di beberapa tempat terpisah, yakni Muhammad Luth (40) di Tanjung Priok, Rizki Surya Dharma (35) di Pangkal Pinang, Ramdani Saputra (39) di Bali, Yuspiadin (24) di Sumedang, Roni Sutrisno di Palu, dan Tara Arsih di Yogyakarta.
Konten-konten yang disebarkan pelaku meliputi isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia, penculikan ulama, dan pencemaran nama baik presiden, pemerintah, hingga tokoh-tokoh tertentu.
Isu bohong yang disebarkan itu termasuk menyebarkan soal penganiayaan pemuka agama dan perusakan tempat ibadah yang ramai belakangan.
Tak hanya itu, pelaku juga menyebarkan konten berisi virus pada orang atau kelompok lawan yang berakibat dapat merusak perangkat elektronik bagi penerima.
Terungkap pula bahwa organisasi ini memiliki struktur. Bahkan ada adminnya yang berada di luar negeri. Polisi menerjunkan tim untuk memburunya di Korea Selatan.
Denny Siregar puji Kapolri
Pegiat media sosial, Denny Siregar, enggan menggunakan istilah Muslim Cyber Army. Menurutnya, sesuai fitrahnya Muslim tidak akan menyebarkan berita provokatif dan hoax. Sebagai gantinya, Desi panggilan dari haternya, mengganti istilah Muslim dengan kata 'Micin'.
"Diobrak abriknya sarang micin cyber army - maaf saya gak mau pakai kata muslim, karena penyebar hoax bukanlah muslim - adalah bukti kinerja terbaik kepolisian RI dalam menghadapi teorisme melalui media sosial. Bravo @CCICPolri @DivHumasPolri @BareskrimPolri !!" demikian kicauan Denny Siregar tak lama setelah Mabes Polri mengungkap sindikat ini.
Denny juga memuji kinerja kepolisian terutama memberantas kejahatan di dunia siber.
"Pak Tito kemudian memperkuat jajaran Bareskrim dgn mengangkat orang2 yg tepat & menjadikan unit Cyber Crime menjadi Direktorat sendiri. Kabareskrim sekarang, bapak Ari Dono Sukmanto adlh pekerja keras yg jarang muncul di media. @CCICPolri @DivHumas_Polri," kicau Denny, Selasa (27/2/2018) malam.
Korban perampokan
Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Polisi Umar Surya Fana mengatakan, berita palsu atau hoaks mengenai penyerangan ulama di Majalengka, Jawa Barat, ditengarai bermotif politik menjelang pemilihan kepala daerah tahun ini.
"Tersangka mengaku iseng. Tapi bukti forensiknya tidak iseng, politik. Memang sengaja bagaimana caranya Jawa Barat goyang," paparnya dikutip dari BBC Indonesia.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Umar mengatakan pihaknya mendapati kaitan tersangka Tara Asih Wijayani (40) dengan kelompok Muslim Cyber Army (MCA).
Perempuan yang berprofesi sebagai dosen ini mengunggah berita palsu di akun Facebook pribadinya soal pembunuhan seorang muazin oleh orang yang berpura-pura gila di Majalengka, Sabtu (17/02).
Berita hoaks itu kemudian disebar dan dibagikan di media sosial hingga 150.000 kali.
Padahal, dalam kasus tersebut, orang yang dibunuh merupakan korban perampokan dan korban bukan muazin.
Tara, lanjut Umar, diduga salah seorang tim Sniper MCA yang tugasnya mencari foto atau kejadian kemudian diserahkan ke Family MCA Pusat. Selanjutnya, mereka menulis ulang narasi foto atau kejadian, mengunggahnya ke media sosial, dan memviralkannya.
Umar mengatakan Tara tidak mendapat bayaran untuk melakukan aksinya itu. Namun polisi masih akan mendalami pernyataan tersangka.
Belasan berita hoaks
Umar mencatat sebanyak 20 kasus penyerangan ulama muncul dan tersebar di media sosial. Tapi dari sekian banyak kasus itu, hanya dua yang benar-benar terjadi. Sisanya, sebanyak 18 kasus, adalah berita palsu.
Umar mengategorikan 18 belas berita palsu itu menjadi tiga.
Pertama, berita palsu yang mendompleng kejadian kriminal biasa. Contohnya, berita penyerangan ulama oleh orang sakit jiwa di Bogor dan pembunuhan muazin di Majalengka.
Kedua, berita palsu yang diciptakan oleh pengunggah. Contoh, perusakan masjid oleh pengidap sakit jiwa di Bandung dan pengeroyokan anak santri oleh enam orang pengidap sakit jiwa di Garut.
Ketiga, berita palsu yang sama sekali tidak ada kejadiannya, tapi mereka menciptakan peristiwanya.
Contoh, pengidap sakit jiwa yang masuk ke sebuah pondok pesantren di Cimahi, lalu membacok orang. Padahal, tidak ada kejadian apa pun di Cimahi, sementara fotonya yang juga diunggah diketahui sumbernya dari sebuah kejadian di luar negeri.
"Tiga kriteria hoaks ini jumlah totalnya 18 di Jawa Barat. Di antara tiga jenis hoaks ini, yang paling banyak korbannya orang gila," ujar Umar.
Dalam kasus terpisah, Polda Jawa Barat juga telah menangkap seorang pelaku penyebar berita palsu dengan konten PKI. Tersangka bernama Ahyad Saepuloh alias Ugie Khan yang mengunggah postingan SARA di akun Facebook.
Kini, tersangka telah ditahan di ruang tahanan Polda Jawa Barat.
Kepada wartawan, tersangka mengaku tidak memiliki motif apapun. Unggahannya itu hanya aksi pribadi tanpa suruhan dari siapa pun
"Nggak ada yang nyuruh, nggak ada motif apa-apa," kata pemuda berusia 29 tahun itu.

ISENG NDASMU KUI emoticon-Ngakak
0
10.8K
124
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan