- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[A Piece of My Mind] Bersyukur untuk Berkarya


TS
dysnafr
[A Piece of My Mind] Bersyukur untuk Berkarya
![[A Piece of My Mind] Bersyukur untuk Berkarya](https://s.kaskus.id/images/2018/02/21/10087244_20180221101505.jpg)
Quote:
Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk berbagi pemikiran penulis kepada rekan-rekan pembaca sekalian mengenai suatu hal yang menurut penulis sangat krusial, terutama bagi kita semua yang kini sedang berada di masa transisi dari seorang anak yang sebelumnya masih bergantung pada orang tua (atau siapa pun itu) menjadi orang yang sudah harus mulai belajar memikirkan bagaimana caranya untuk bisa menghidupi diri kita sendiri. Saat-saat genting di mana kita kerap terjebak di antara realita dengan cita-cita, di mana salah dalam melangkah dapat membuat kita terjerumus dalam ketidakbahagiaan. Semoga artikel ini bermanfaat, dan barangkali ada yang ingin berdiskusi dengan penulis mengenai topik ini juga boleh hehe.
Quote:
Apa sih cita-cita kalian waktu kecil? Jadi dokter? Tentara? Guru? Masinis? Astronot? Ya kira-kira cita-cita yang paling sering disebut waktu kita kecil dulu pasti gak bakal jauh-jauh dari itu. Gue pribadi, mungkin kesannya agak edgy, tapi gue pengen banget jadi rockstarkayak Jon Bon Jovi, gara-gara gue dari umur 2 tahun udah disuapin lagu-lagu modelan “You Give Love a Bad Name”.
Sekarang (untuk kalian yang saat ini sudah melalui fase-fase di mana kalian harus bersusah payah belajar ini itu dari TK sampai kuliah dan akhirnya sekarang sudah menjalani hidup masing-masing sebagai orang yang sudah memasuki fase di mana kalian bisa bilang kalau kalian sudah dewasa), cita-cita kalian di masa kecil itu tercapai kah? Mungkin ga banyak yang beneran bisa wujudin cita-cita yang dulu dengan bebasnya diucapin waktu kecil. Tapi, terlepas dari itu, apa kalian suka dengan diri kalian sekarang? Suka gak sih kalian dengan apa yang kalian kerjakan saat ini? Sesuaikah apa yang telah kalian jadikan diri kalian saat ini dengan apa yang kalian sebenarnya bayangin?
Manusia kayak kita, bisa dijamin gak bakal maksimal ngelakuin apa pun yang kita lakukan kalau kita gak suka sepenuhnya dengan apa yang kita kerjakan, menurut gue itu suatu logika yang mudah. Pertanyaannya, gimana caranya kita bisa tahu kalau kita gak suka dengan apa yang kita kerjakan? Gak sulit kok, segampang dengan ngeliat apa sih niat kita di awal sebelum kita mulai ngerjain apa yang kita lakukan. Mungkin klise dan kalian udah sering denger ini dari siapa pun, kalau kalian ngerjain sesuatu semata-mata karena mengejar hal yang sifatnya materiil, misalnya uang, itu udah suatu pertanda awal kalau kalian gak bakal maksimal ngerjain apa yang lagi kalian kerjakan. Gak munafik kok, semua orang butuh uang buat hidup, gue juga butuh uang, banyak hal yang ingin gue dapetin di hidup ini dan kebanyakan hal-hal itu butuh uang buat ngedapetinnya. Tapi coba deh pikir baik-baik, mungkin gak sih kalian bisa dapet uang dan hal-hal lainnya itu kalau kalian sendiri gak suka dengan apa yang kalian kerjakan?
Sedikit bercerita, kini gue sedang menjalani profesi sebagai sebagai pengacara, ya meskipun masih baru juga, paling kalau ditotal seluruh pengalaman kerja gue juga baru setahun lebih dikit. Awalnya, gue kira gue bakal bisa semangat terus di bidang ini, gue kira gue bakal semudah itu untuk terus-terusan betah bergelut dengan bidang ini. Ternyata itu semua salah. Kenapa? Karena udah dari awalnya niat gue salah, apa yang selalu gue kejar sedari awal gue memasuki dunia kerja ini adalah kemapanan materi semata, gimana caranya supaya gue segera bisa hidup settle secara materi. Akhirnya semangat gue cepet kendur sampai bahkan gue udah gak bisa buat maksa diri gue untuk memacu diri gue sendiri untuk belajar, perbanyak pengalaman, mempertajam pemikiran gue, semua karena memang gue gak punya motivasi yang benar buat mendalami pekerjaan ini.
Dampak dari salahnya niat gue di awal ini melebar kemana-mana, gue berubah jadi pribadi yang tumpul, gue banyak kehilangan kemampuan-kemampuan yang gak berhubungan dengan rutinitas pekerjaan gue, semacam skill bermusik gue, kemampuan menulis gue, olahraga gue, kebisaan ngegambar gue, gak lupa juga dengan kehidupan sosial gue yang memburuk, dan lain sebagainya. Semua itu terjadi bener-bener karena niat gue dalam bekerja yang salah sedari awal yang bikin gue terpaku untuk terus menerus ngejar materi. Gue sudah membiarkan kesempatan untuk mengeksplor diri gue dengan baik selama kurang-lebih satu tahun lewat begitu aja.
Gue yakin, banyak dari kalian yang mungkin sama dengan gue. Ujung-ujungnya kita akan berpikir, yaudah lah udah terlanjur kecebur mau gimana lagi? Kecuali kalian adalah orang yang memang peruntungannya gede banget, dengan pemikiran seperti itu kalian gak akan kemana-mana. Lupain aja kalo kalian pernah bermimpi buat jadi “seseorang” kalau sampai kalian ngebiarin pemikiran seperti itu hinggap sampai tak berujung di pikiran kalian. Pemikiran semacam itu bisa jadi pemicu awal yang bikin akhirnya niat kalian dalam melakukan sesuatu jadi melenceng. Pada akhirnya kalian, even gue pun, akan terjebak dan akan melakukan pekerjaan yang kita lakukan hanya karena materi yang bisa kita lihat dari apa yang kita kerjakan.
Berdasarkan hasil pemikiran gue di saat gue sedang dalam masa mencoba menata ulang kembali jalan hidup gue, ada satu hal yang menurut gue bisa menjadi penyebab itu semua, yaitu kurangnya apresiasi yang kita berikan pada diri kita sendiri. Seorang penulis sekaligus kreator yang gue anggap sebagai role model gue dalam suatu pertemuan beberapa waktu lalu berkata seperti ini, “ada kalanya kita harus berhenti sejenak dan melihat ke belakang, lalu bersyukur”. Gue teramat setuju dengan kata-kata itu, kalau bersyukur adalah kuncinya. Garis bawahi bahwa bersyukur ini bukan berarti kita jadi cepat puas dengan diri kita, tapi bersyukur ini adalah mengapresiasi apa yang sudah kita capai selama ini dan ngeliat pembelajaran apa sih yang bisa kita ambil dari pengalaman hidup kita yang lalu-lalu. Cara bersyukur demikian setelah gue terapkan pada diri gue ternyata manjur buat ngebersihin niat-niat yang dalam tanda kutip gak sesuai dengan yang seharusnya saat gue melakukan suatu pekerjaan. Dengan cara demikian gue bisa merefleksikan apa sih yang seharusnya gue lakukan, apa aja sih kesalahan-kesalahan yang sudah gue lakukan, apa sih yang sebenernya mau gue lakukan, dan itu membuka banyak jalan buat gue bisa mengeksplor diri gue lagi.
Gue menemukan kembali tujuan yang ingin gue capai dengan pekerjaan gue dengan cara demikian. Dengan cara itu juga, gue bisa memacu diri gue supaya gak menutup dari banyak kesempatan-kesempatan lain di luar rutinitas pekerjaan gue, seperti supaya gue bisa terus mengasah diri gue sampai gue bisa jadi pribadi sebagaimana gue harapkan. Punya target itu gak salah, yang mungkin bisa salah itu adalah gimana cara kita ngerencanain jalan untuk mencapai target itu. Gue mencoba menganggap semua hal yang sekarang gue lakukan saat ini sebagai suatu karya, karena suatu karya gak akan bisa jadi karya yang baik kalau kita sebagai pembuat karyanya gak bisa berekspresi dengan perasaan-perasaan dan pemikiran-pemikiran yang positif. Hal-hal semacam itu itu lah yang menurut gue bisa menjadi “bensin” yang bisa menghasilkan motivasi dan passion yang gak ada habisnya. Sesibuk apa pun dan sebanyak apa pun waktu yang dimakan oleh pekerjaan yang kita lakukan, kalau kita punya motivasi dan passion yang ditenagai dengan niat dan pemikiran-pemikiran positif, kita akan selalu terpacu untuk selalu bisa menyeimbangkan porsi-porsi kegiatan di hidup kita supaya kita bisa bener-bener stick dengan target yang ingin kita capai dan hopefully hal-hal materiil seperti uang juga akan datang mengikuti seiring dengan ke”positif”an yang kuat dari diri kita masing-masing. Dengan cara itu lah gue pada saat gue menulis artikel ini bisa berkata dengan yakin kalau gue berada di jalan yang tepat untuk mencapai hidup yang gue cita-citakan.
Inti dari tulisan ini adalah gue hanya ingin berbagi dengan kalian yang mungkin sempat atau sedang mengalami hal yang sama dengan gue berhubungan dengan cita-cita kalian dan apa yang kalian kerjakan saat ini. Siapa tau kalau kalian menerapkan hal yang sama, seenggaknya kalian bisa sedikit mendapat pencerahan. In the end, stay true with yourself, be positive, dan terus berkarya dengan hidup kalian!
Sekarang (untuk kalian yang saat ini sudah melalui fase-fase di mana kalian harus bersusah payah belajar ini itu dari TK sampai kuliah dan akhirnya sekarang sudah menjalani hidup masing-masing sebagai orang yang sudah memasuki fase di mana kalian bisa bilang kalau kalian sudah dewasa), cita-cita kalian di masa kecil itu tercapai kah? Mungkin ga banyak yang beneran bisa wujudin cita-cita yang dulu dengan bebasnya diucapin waktu kecil. Tapi, terlepas dari itu, apa kalian suka dengan diri kalian sekarang? Suka gak sih kalian dengan apa yang kalian kerjakan saat ini? Sesuaikah apa yang telah kalian jadikan diri kalian saat ini dengan apa yang kalian sebenarnya bayangin?
Manusia kayak kita, bisa dijamin gak bakal maksimal ngelakuin apa pun yang kita lakukan kalau kita gak suka sepenuhnya dengan apa yang kita kerjakan, menurut gue itu suatu logika yang mudah. Pertanyaannya, gimana caranya kita bisa tahu kalau kita gak suka dengan apa yang kita kerjakan? Gak sulit kok, segampang dengan ngeliat apa sih niat kita di awal sebelum kita mulai ngerjain apa yang kita lakukan. Mungkin klise dan kalian udah sering denger ini dari siapa pun, kalau kalian ngerjain sesuatu semata-mata karena mengejar hal yang sifatnya materiil, misalnya uang, itu udah suatu pertanda awal kalau kalian gak bakal maksimal ngerjain apa yang lagi kalian kerjakan. Gak munafik kok, semua orang butuh uang buat hidup, gue juga butuh uang, banyak hal yang ingin gue dapetin di hidup ini dan kebanyakan hal-hal itu butuh uang buat ngedapetinnya. Tapi coba deh pikir baik-baik, mungkin gak sih kalian bisa dapet uang dan hal-hal lainnya itu kalau kalian sendiri gak suka dengan apa yang kalian kerjakan?
Sedikit bercerita, kini gue sedang menjalani profesi sebagai sebagai pengacara, ya meskipun masih baru juga, paling kalau ditotal seluruh pengalaman kerja gue juga baru setahun lebih dikit. Awalnya, gue kira gue bakal bisa semangat terus di bidang ini, gue kira gue bakal semudah itu untuk terus-terusan betah bergelut dengan bidang ini. Ternyata itu semua salah. Kenapa? Karena udah dari awalnya niat gue salah, apa yang selalu gue kejar sedari awal gue memasuki dunia kerja ini adalah kemapanan materi semata, gimana caranya supaya gue segera bisa hidup settle secara materi. Akhirnya semangat gue cepet kendur sampai bahkan gue udah gak bisa buat maksa diri gue untuk memacu diri gue sendiri untuk belajar, perbanyak pengalaman, mempertajam pemikiran gue, semua karena memang gue gak punya motivasi yang benar buat mendalami pekerjaan ini.
Dampak dari salahnya niat gue di awal ini melebar kemana-mana, gue berubah jadi pribadi yang tumpul, gue banyak kehilangan kemampuan-kemampuan yang gak berhubungan dengan rutinitas pekerjaan gue, semacam skill bermusik gue, kemampuan menulis gue, olahraga gue, kebisaan ngegambar gue, gak lupa juga dengan kehidupan sosial gue yang memburuk, dan lain sebagainya. Semua itu terjadi bener-bener karena niat gue dalam bekerja yang salah sedari awal yang bikin gue terpaku untuk terus menerus ngejar materi. Gue sudah membiarkan kesempatan untuk mengeksplor diri gue dengan baik selama kurang-lebih satu tahun lewat begitu aja.
Gue yakin, banyak dari kalian yang mungkin sama dengan gue. Ujung-ujungnya kita akan berpikir, yaudah lah udah terlanjur kecebur mau gimana lagi? Kecuali kalian adalah orang yang memang peruntungannya gede banget, dengan pemikiran seperti itu kalian gak akan kemana-mana. Lupain aja kalo kalian pernah bermimpi buat jadi “seseorang” kalau sampai kalian ngebiarin pemikiran seperti itu hinggap sampai tak berujung di pikiran kalian. Pemikiran semacam itu bisa jadi pemicu awal yang bikin akhirnya niat kalian dalam melakukan sesuatu jadi melenceng. Pada akhirnya kalian, even gue pun, akan terjebak dan akan melakukan pekerjaan yang kita lakukan hanya karena materi yang bisa kita lihat dari apa yang kita kerjakan.
Berdasarkan hasil pemikiran gue di saat gue sedang dalam masa mencoba menata ulang kembali jalan hidup gue, ada satu hal yang menurut gue bisa menjadi penyebab itu semua, yaitu kurangnya apresiasi yang kita berikan pada diri kita sendiri. Seorang penulis sekaligus kreator yang gue anggap sebagai role model gue dalam suatu pertemuan beberapa waktu lalu berkata seperti ini, “ada kalanya kita harus berhenti sejenak dan melihat ke belakang, lalu bersyukur”. Gue teramat setuju dengan kata-kata itu, kalau bersyukur adalah kuncinya. Garis bawahi bahwa bersyukur ini bukan berarti kita jadi cepat puas dengan diri kita, tapi bersyukur ini adalah mengapresiasi apa yang sudah kita capai selama ini dan ngeliat pembelajaran apa sih yang bisa kita ambil dari pengalaman hidup kita yang lalu-lalu. Cara bersyukur demikian setelah gue terapkan pada diri gue ternyata manjur buat ngebersihin niat-niat yang dalam tanda kutip gak sesuai dengan yang seharusnya saat gue melakukan suatu pekerjaan. Dengan cara demikian gue bisa merefleksikan apa sih yang seharusnya gue lakukan, apa aja sih kesalahan-kesalahan yang sudah gue lakukan, apa sih yang sebenernya mau gue lakukan, dan itu membuka banyak jalan buat gue bisa mengeksplor diri gue lagi.
Gue menemukan kembali tujuan yang ingin gue capai dengan pekerjaan gue dengan cara demikian. Dengan cara itu juga, gue bisa memacu diri gue supaya gak menutup dari banyak kesempatan-kesempatan lain di luar rutinitas pekerjaan gue, seperti supaya gue bisa terus mengasah diri gue sampai gue bisa jadi pribadi sebagaimana gue harapkan. Punya target itu gak salah, yang mungkin bisa salah itu adalah gimana cara kita ngerencanain jalan untuk mencapai target itu. Gue mencoba menganggap semua hal yang sekarang gue lakukan saat ini sebagai suatu karya, karena suatu karya gak akan bisa jadi karya yang baik kalau kita sebagai pembuat karyanya gak bisa berekspresi dengan perasaan-perasaan dan pemikiran-pemikiran yang positif. Hal-hal semacam itu itu lah yang menurut gue bisa menjadi “bensin” yang bisa menghasilkan motivasi dan passion yang gak ada habisnya. Sesibuk apa pun dan sebanyak apa pun waktu yang dimakan oleh pekerjaan yang kita lakukan, kalau kita punya motivasi dan passion yang ditenagai dengan niat dan pemikiran-pemikiran positif, kita akan selalu terpacu untuk selalu bisa menyeimbangkan porsi-porsi kegiatan di hidup kita supaya kita bisa bener-bener stick dengan target yang ingin kita capai dan hopefully hal-hal materiil seperti uang juga akan datang mengikuti seiring dengan ke”positif”an yang kuat dari diri kita masing-masing. Dengan cara itu lah gue pada saat gue menulis artikel ini bisa berkata dengan yakin kalau gue berada di jalan yang tepat untuk mencapai hidup yang gue cita-citakan.
Inti dari tulisan ini adalah gue hanya ingin berbagi dengan kalian yang mungkin sempat atau sedang mengalami hal yang sama dengan gue berhubungan dengan cita-cita kalian dan apa yang kalian kerjakan saat ini. Siapa tau kalau kalian menerapkan hal yang sama, seenggaknya kalian bisa sedikit mendapat pencerahan. In the end, stay true with yourself, be positive, dan terus berkarya dengan hidup kalian!


anasabila memberi reputasi
1
5.8K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan