Panitia Pembangunan Masjid Agung Medan mengadakan ground breaking pembangunan menara Masjid Agung Medan, hari ini Sabtu (24/2/2018). Apabila terealisasi, menara yang nantinya dibangun setinggi 199 meter dinilai sebagai menara masjid yang tertinggi di Asia.
Kegiatan ground breaking menara Masjid Agung Medan juga turut dihadiri oleh H. Edy Rahmayadi selaku Ketua Umum Panitia Pembangunan Masjid Agung Medan, didampingi Wakil Ketua Umum Musa Idishah serta pengurus BKM Masjid Agung Medan.

Dalam kata sambutannya, Edy Rahmayadi menekankan bahwa kehadirannya pada kegiatan ini semata - mata adalah sebagai wujud tanggung jawabnya sebagai Ketua Umum Panitia Pembangunan Masjid Agung Medan sekaligus rasa cintanya kepada masjid. Oleh karena itulah, Edy menegaskan bahwa niat tulusnya ini tidak ada kaitannya dengan momentum Pilgubsu 2018.

"Ini penting saha utarakan agar tak jadi polemik. Saya sebenarnya agak enggan hadir tadi, karena dikhawatirkan ada yang mengaitkan ini dengan Pilgub. Saya tekankan, ini tidak ada kaitannya dengan Pilgub. Saya cinta dengan rumah Allah ini makanya saya hadir," kata Edy.
"Dua bulan setelah saya diamanahkan jadi Pangdam di sini (Pangdam I/BB)," lanjutnya.

Lebih lanjut Edy mengatakan, bahwa proses pembangunan Menara Masjid Agung Medan memiliki nilai yang sangat penting. Menara inilah yang nantinya akan sangat berperan besar dalam melancarkan kegiatan ibadah umat Islam khususnya di Kota Medan.

"Di menara masjid ini nantinya bisa dijadikan rukiyatul hilal. Dari menara ini kita bisa tahu kapan dimulai sahur, berbuka hingga hari raya. Ini jauh lebih besar nilainya," kata Edy.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Umum Panitia Pembangunan Masjid Agung Medan, Musa Idishah menjelaskan bahwa menara masjid yang dibangun ini nantinya akan ditopang tiga lantai city view dengan elevasi lantai tertinggi 157,28 meter.

"Ketinggian menara ini 199 meter menjadi menara masjid tertinggi ketiga di dunia. Tertinggi di Asia. Ada city view wisata hingga bisa dimanafaatkan pemerintah untuk rukiyatul hilal," kata Musa.

Seperti yang kita ketahui, Masjid Agung pada awalnya dibangun sebagai pusat kajian pengetahuan Islam di Sumut. Masjid yang resmi diselesaikan pembangunannya pada tahun 1971 ini merupakan simbol kebanggaan umat Islam di Sumatera Utara dan dibangun melalui proses yang cukup panjang.

Penyempurnaan pembangunan Masjid Agung Medan dulunya berhasil terealisasi setelah Gubernur Sumut pada saat itu, Raja Inal Siregar dan dilanjutkan oleh Marah Halim Harahap yang pada saat itu tengah melakukan pemindahan kantor Gubsu ke Jl. Diponegoro Medan.

Pada saat ini, semangat untuk mengembalikan simbol kebanggaan umat Islam Sumut inipun kembali dilakukan melalui kepanitiaan pembangunan Masjid Agung Medan. Selain membangun menara, Masjid Agung Medan juga akan melakukan perluasan dan perbaikan.

Dengan dilakukannya perbaikan tersebut, Masjid Agung nantinya diharapkan mampu menampung sekitar 10.000 jemaah, sedangkan saat ini hanya bisa menampung 1.200 jamaah.